Redam Gaduh Jelang Munas, Ical Turun Gunung Panggil Airlangga dan Bamsoet
Ical akhirnya memanggil kedua tokoh itu sekitar satu pekan lalu.
Partai Golkar di ambang perpecahan. Kondisi ini imbas persaingan dua calon ketua umum, Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo menuju Munas. Perang opini di ruang publik dan pengaruh kepada kader makin panas.
Tanda-tanda Golkar terancam terbelah beda pilihan sudah terlihat. Mulai dari kader di kepengurusan DPP, DPD tingkat I dan II, sesepuh hingga organisasi sayap partai.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
-
Bagaimana seharusnya kegiatan kepemudaan Partai Golkar dilakukan? Ilham menambahkan, acara diskusi merupakan jiwa kader Golkar di semua tingkatan. Ia mengapresiasi kegiatan diskusi yang digelar oleh para pemuda Partai Golkar. Namun, Ilham mengingatkan, setiap kegiatan kepemudaan Partai Golkar seharusnya diketahui dan mendapatkan izin dari pengurus DPP Partai Golkar.
-
Siapa yang menyesali kericuhan di diskusi Generasi Muda Partai Golkar? Ketua Umum PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Ilham Permana menyesali atas insiden kericuhan saat diskusi yang mengatasnamakan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) ladi Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
-
Kapan Partai Golkar memutuskan mengusung Gibran? Keputusan diambil dalam Rapimnas Golkar pada Sabtu (21/10).
Kubu Bamsoet, sapan Bambang Soesatyo terus mendesak Airlangga segera menggelar Munas. Segala upaya dilakukan, mulai permintaan dialog hingga menyurati Airlangga, namun semuanya tak digubris. Gerah dengan sikap Airlangga yang tak menggelar pleno, loyalis Bamsoet meradang.
Sejumlah pengurus DPP melayangkan mosi tidak percaya, berencana membuat petisi, boikot kegiatan rapat hingga membuat pleno tandingan. Ribut-ribut di tataran kader itu terdengar sampai telinga senior partai, Aburizal Bakrie.
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar itu pernah menyurati Airlangga terkait kondisi internal partai. Surat pertama disampaikan 25 Juni 2019. Isinya, Wanbin meminta DPP menggelar rapat pleno untuk menentukan jadwal rapat pimpinan nasional dan Munas partai pada Desember 2019.
Wanbin berpendapat, Munas menjadi forum untuk mengembalikan jati diri partai yang bersifat mandiri, terbuka, demokratis, moderat, solid, majemuk dan egaliter. Sekaligus, momentum untuk mengembalikan kemandirian dan kejayaan Golkar.
Sejak dikeluarkan surat itu hingga sekarang, Airlangga dan DPP belum juga menggelar rapat. Wanbin kembali menggelar rapat. Wanbin juga bersurat lagi kepada Airlangga dan pengurus DPP. Wanbin mempercayakan Ical untuk menjalin komunikasi dengan Airlangga dan Bamsoet agar situasi di Golkar tetap kondusif.
Ical akhirnya memanggil kedua tokoh itu sekitar satu pekan lalu. Dia meminta Airlangga dan Bamsoet bersaing sehat jelang Munas dan menghindari perpecahan.
"Dia memanggil Bamsoet dan Airlangga sekitar satu minggu lalu," kata Pengurus DPP Golkar Mirwan Vauly.
Dalam pertemuan itu, kata Mirwan, mantan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat ini sempat menanyakan alasan Airlangga belum menggelar pleno. Bahkan Ical sempat ingin mengumpulkan pengurus dari dua kubu agar duduk bersama dalam pleno membahas masa depan Golkar.
"Intinya kalau DPP enggak mau rapat pleno, nanti Wanbin. Sebagai orang tua, Ical begitu wise-nya ingin mengumpulkan para kader. Tapi akhirnya enggak berlanjut," ungkap dia.
Dia menyebut Ical berada di posisi netral antara Airlangga dan Bamsoet. Menurutnya, Golkar sekarang membutuhkan sosok senior seperti Ical. Dia berharap semua senior Golkar duduk bersama dan bersikap bijak, bukan condong ke salah satu calon ketum demi kepentingan pribadi.
"Kita harap senior kita duduk bijaksana. Memberikan masukan dan tidak berpihak. Ini tidak dilakukan beberapa senior karena punya agenda sendiri," ujar Mirwan.
Sebelumnya, Ical menilai kondisi di internal Golkar sekarang menandakan kompetisi jelang Munas berjalan terbuka dan demokratis. Namun, pihaknya meminta agar kader Golkar tetap menjaga soliditas dan tidak bertindak anarkis satu sama lain.
"Dewan Pembina Partai Golkar berharap agar suasana internal partai tetap kondusif, terjaga soliditas partai, tidak anarkis dan tetap mengindahkan aturan partai," kata Ical.
Tak hanya itu, kata Ical, Wanbin juga mengingatkan kader Golkar untuk tidak larut pada masalah internal. Menurutnya, Golkar sebagai dengan jumlah kursi kedua terbesar di DPR tetap harus memikirkan masalah-masalah bangsa. Semisal soal amandemen UUD 1945, GBHN hingga gejolak di Papua.
"Partai Golkar tidak boleh hanya memikirkan masalah-masalah internal yang dihadapi. Tetapi justru berada di depan membicarakan issue dan masalah-masalah strategis nasional. Partai Golkar harus lebih concern pada situasi negara daripada sibuk membicarakan masalah internal partai," tegas Ical.
Baca juga:
Redup Wacana Aklamasi Usai Airlangga Dipanggil Jokowi
AMPG Sebut Airlangga Sebagai Ketum Punya Hak Reshuffle Kepengurusan Golkar
VIDEO: Agung Laksono Yakin Golkar Tak Akan Pecah
Agung Laksono: Tradisi Sejak Era Jusuf Kalla, Munas Golkar Digelar Desember
Sekjen Golkar Bantah Ada Pemboikotan Rapat Korbid Wilayah Timur