Bagaimana Mengukur Tinggi Gunung? Ternyata Gampang Kata Ilmuwan
Ada beberapa cara mengukur ketinggian gunung, ada cara yang rumit dan gampang.
Everest adalah gunung tertinggi di dunia, dengan ketinggian mencapai 8.849 meter. Namun, bagaimana cara mengukur ketinggian gunung?
Ini erat kaitannya dengan pelajaran Matematika. Cara paling tradisional untuk mengukur ketinggian gunung pasti melibatkan beberapa keterampilan trigonometri, seperti dikutip dari IFL Science, Rabu (11/9).
-
Di mana letak Gunung Everest? Gunung Everest berdiri di perbatasan antara China dan Nepal, dan bagian utaranya berada di sisi China.
-
Kenapa Everest dianggap gunung tertinggi di dunia? Kendati begitu, Gunung Everest akan selalu menjadi titik tertinggi di Bumi, dan itu berarti gunung tersebut akan selalu mendapat tempat dalam impian mereka yang ingin menaklukkan alam
-
Bagaimana cara peneliti meneliti Gunung Padang? Dengan menggunakan berbagai teknik termasuk electrical resistivity tomography (ERT), ground-penetrating radar (GPR), dan seismic tomography (ST), para peneliti mampu membuat gambaran fitur internal bukit serta kronologi konstruksinya.
-
Bagaimana cara mencapai puncak gunung? Puncak gunung tidak mungkin bisa dicapai hanya dengan memandangnya dari kejauhan.
-
Apa nama gunung tertinggi di Indonesia? Carstenzs Pyramid atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Gunung satu ini berlokasi di Papua. Bisa dibilang, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
-
Bagaimana orang mendaki gunung terpendek ini? Sebagian besar orang hanya memerlukan satu menit untuk mencapai puncaknya, namun setiap tahun lebih dari 10.000 orang mengunjungi tempat ini dengan tujuan khusus.
Metodenya disebut triangulasi, yang mengharuskan mengetahui jarak antara dua titik di permukaan tanah, dan sudut antara kedua titik tersebut dan puncak gunung.
Ketinggian gunung diukur dari permukaan laut. Untuk itu, orang yang melakukan pengukuran juga harus mengetahui ketinggian di atas permukaan laut dari titik pengukurannya, serta memperhitungkan kelengkungan bumi.
Saat mengukur sudut, segala sesuatunya harus lebih tepat daripada memegang busur derajat plastik; di situlah peran teodolit, sejenis instrumen presisi optik yang tampak seperti teleskop yang dapat mengukur sudut horizontal dan vertikal.
Dengan dua sudut dan panjang salah satu sisi "segitiga", kita kemudian dapat menggabungkan semua angka tersebut ke dalam beberapa rumus trigonometri (aturan sinus dan rumus Heron dapat membantu) dan shazam, kita mendapatkan ketinggian gunung tersebut.
Belum Tentu Akurat
Namun, metode yang digunakan secara historis ini belum tentu merupakan metode yang paling akurat. Misalnya, ketika perwira militer Inggris Sir Andrew Scott Waugh dan timnya mengukur Gunung Everest sebagai bagian dari Survei Trigonometri Besar, atmosfer bumi juga berpengaruh.
Cahaya dapat membelok di atmosfer, yang dikenal sebagai pembiasan atmosfer, akibat perubahan kepadatan udara. Hal ini bisa menjadi lebih jelas pada jarak yang lebih jauh, dan karena hal ini kemudian membuat objek tampak lebih tinggi atau lebih pendek dari yang sebenarnya, pengukuran yang dilakukan bisa menjadi tidak akurat.
Saat ini, mengukur ketinggian gunung bisa lebih sederhana dan akurat dengan menggunakan GPS. Hal ini merupakan hal yang baik jika menyangkut Gunung Everest, karena ketinggiannya dapat berubah – bukan karena perubahan metode pengukuran, namun karena peristiwa geologi seperti gempa bumi.