Sekjen PDIP: Berpolitik Alirkan Napas Dedikasi bagi Bangsa
Berkontemplasi menurutnya, merupakan ajaran dari Bung Besar atau Sukarno dan putrinya Megawati Soekarnoputri. Dan itu dirasakannya betul di PDIP.
Kata api perjuangan menjadi pilihan kosakata Hasto Kristiyanto hari ini, di mana usianya genap 54 tahun. Pria yang dikenal lekat dengan simbol merah dan banteng bermoncong putih itu, memang tak biasa merayakan hari jadinya, bukan karena pandemi virus corona atau covid-19 semata.
Aktivitasnya tetap dimulai dengan melanjutkan pekerjaan menjadi Sekretaris Jenderal partai pemenang Pemilu langsung dua kali berturut-turut, yang semakin banyak tantangan ke depan. Terlebih harus tetap menjalin dan merajut persatuan di masa seperti ini.
-
Apa yang disita dari Hasto Kristiyanto oleh penyidik KPK? Handphone Hasto disita dari tangan asistennya, Kusnadi bersamaan dengan sebuah buku catatan dan ATM dan sebuah kunci rumah.
-
Kenapa Hasto Kristiyanto melaporkan penyidik KPK ke Dewas KPK dan Komnas HAM? Dia menceritakan sempat terjadi cekcok dengan penyidik gara-gara handphonenya disita dari tangan asistennya. Pun pada saat pemeriksaan itu juga belum memasuki pokok perkara.
-
Bagaimana cara penyidik KPK menyita handphone Hasto Kristiyanto? Penyitaan itu dilakukan oleh salah seorang penyidik bernama Rossa Purbo Bekti. Handphone Hasto disita dari tangan asistennya, Kusnadi bersamaan dengan sebuah buku catatan dan ATM dan sebuah kunci rumah.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Bagaimana menurut Gibran soal pernyataan Hasto yang menuding Jokowi mengambil alih kepemimpinan PDIP? Wali Kota Solo juga menepis pernyataan Hasto yang menuding Jokowi berupaya mempertahankan kepemimpinannya dan mengincar kursi ketua umum DPP PDIP yang dijabat Megawati Soekarnoputri. "Mengambil alih ? Enggak, nggak ada seperti itu," ungkapnya.
-
Bagaimana cara Hadi Tjahjanto menyapa prajurit TNI? "Ketika berjumpa dengan Prajurit, maupun keluarga besarnya saya selalu berusaha menyapa terlebih dahulu seperti apa yang dipesankan oleh kedua orang tua saya dahulu," tulisnya dalam caption.
"Kurang pas meniup lilin ulang tahun sementara kita harus menyalakan api perjuangan. Tidak elok potong-potong tumpeng disaat kita harus membangun dan merajut persatuan," kata Hasto, Selasa (7/7).
Memikirkan wong cilik menjadi pilihannya, bukan karena semata-mata dirinya berpolitik, tapi sudah menjadi tempaan dirinya selama berjuang. Walaupun, sesekali dia berkontemplasi dengan alam, yang sempat dilakukannya beberapa waktu lalu di Gunung Sang Hyang, Bali.
Berkontemplasi menurutnya, merupakan ajaran dari Bung Besar atau Sukarno dan putrinya Megawati Soekarnoputri. Dan itu dirasakannya betul di PDIP.
"Kami diajarkan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri bahwa berpolitik itu mengalir napas dedikasi bagi bangsa dan negara, sehingga harus diperkuat dengan tradisi kontemplasi," tutur Hasto.
Mengemban tugas menjadi Sekjen untuk partai sebesar PDIP, bahkan totalnya tiga kali, bukan pekerjaan mudah. Selama September 2018 sampai April 2019, dia menghabiskan waktunya berkeliling sejumlah pelosok Indonesia, untuk menunjukan eksistensi partainya yang ingin membawa kepentingan masyarakat Indonesia.
Pindah dari satu wilayah ke wilayah lain, dilakukannya. Bahkan, sampai tak pernah mandi dan langsung menyampaikan pesan dan perintah partai untuk para kader di daerah, pernah dilakoninya saat berkampanye di Pemilu 2019.
Meski demikian, pekikan kata-kata 'merdeka' selalu kencang digaungkan, dan diucapkan di awal setiap dirinya berpidato.
Bukan Hasto namanya, jika tak punya ritual ke daerah-daerah. Dia selalu berusaha untuk mencicipi makanan khas nusantara yang ada di tempat tersebut. Saat berkampanye di Medan, Sumatera Barat, alih-alih mencicipi makanan hotel, dia memilih menuju sebuah rumah tua dengan halamannya di Jalan Gunung Krakatau, yang menjajalkan mie pedas.
Bak seorang juru masak handal, dia pun penasaran dan mencoba-coba memasak mie tersebut. Yang menarik banyak orang. Meski, di masa kampanye dan banyak keramaian itu, dirinya tak serta merta untuk menjadikan lahan kampanye untuk partainya, yang terbukti di Pemilu 2019 berhasil menduduki peringkat pertama dengan raihan 19,33 persen suara se Indonesia.
Bahkan, dia pun pernah disebutkan merasa tak nyaman, lantaran saat makan tidak berbaur dengan yang lain. Hasto selalu duduk, dan berkumpul di mana dan dengan siapa saja saat mencicipi kuliner nusantara.
Bukan hanya urusan politik saja, tapi kebudayaan atau kesenian rakyat juga menjadi perhatiannya. Misalnya saja menghadiri festival budaya Cai Diraga, yang harus dilakukannya di bawah jembatan rel kereta Desa Ciledug Lor. Yang menurutnya itu momen pertama kalinya bisa berpidato yang harus dijeda jika kereta lewat.
Bahkan, dirinya pernah berkendara kurang lebih 3 jam dari Solo hanya untuk menuju Desa Sekalaras di Ngawi, Jatim. Demi menyaksikan kesenian rakyat dan pergelaran ketoprak di sana.
"Dan melalui kebudayaan ini mempunyai misi suci, untuk bersama-sama memuliakan kemanusiaan kita," kata Hasto kala itu.
Reporter: Putu Merta
(mdk/rhm)