Sindir SBY, Sekjen PDIP: Jika AHY Tak Dapat Tiket Capres Jangan Bilang Dijegal
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku siap untuk 'turun gunung' di Pemilu 2024 mendatang. Hal itu dilakukan, sebab SBY mengaku mendapat tanda-tanda kecurangan pada pesta demokrasi tersebut.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku siap untuk 'turun gunung' di Pemilu 2024 mendatang. Hal itu dilakukan, sebab SBY mengaku mendapat tanda-tanda kecurangan pada pesta demokrasi tersebut.
Tidak hanya itu, SBY bahkan curiga ada pihak yang merancang pertarungan Pemilu 2024 hanya dua calon.
-
Apa yang disita dari Hasto Kristiyanto oleh penyidik KPK? Handphone Hasto disita dari tangan asistennya, Kusnadi bersamaan dengan sebuah buku catatan dan ATM dan sebuah kunci rumah.
-
Kenapa Hasto Kristiyanto melaporkan penyidik KPK ke Dewas KPK dan Komnas HAM? Dia menceritakan sempat terjadi cekcok dengan penyidik gara-gara handphonenya disita dari tangan asistennya. Pun pada saat pemeriksaan itu juga belum memasuki pokok perkara.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Apa yang dilakukan Prabowo saat menyapa ketua umum partai politik? Ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran terlihat hadir dalam acara tersebut. Saat Prabowo ingin menyapa para ketua umum yang hadir, dia pun berkelakar tengah mempersiapkan nama-nama yang hadir. Sebab, dirinya takut nama tersebut terlewat dapat menyebabkan koalisi tak terbentuk."Ini daftar tamunya panjang banget, jadi harus saya sebut satu-persatu. Kalau enggak disebut koalisi tak terbentuk," kata Prabowo, disambut tawa oleh para tamu yang hadir.
-
Bagaimana cara penyidik KPK menyita handphone Hasto Kristiyanto? Penyitaan itu dilakukan oleh salah seorang penyidik bernama Rossa Purbo Bekti. Handphone Hasto disita dari tangan asistennya, Kusnadi bersamaan dengan sebuah buku catatan dan ATM dan sebuah kunci rumah.
Menanggapi hal itu itu, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, jangan ada pihak yang saling tuding jika calon internal mereka tidak dapat bersaing.
"Kalau seseorang tidak dapat dukungan partai politik jangan sampai dikatakan dijegal," kata Hasto saat jumpa pers, Minggu (18/9).
Menurut Hasto, apa yang disampaikan SBY dalam pidatonya hanya menunjukan kekhawatiran jika hanya ada dua pasang calon maka putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak bisa masuk bursa pasangan calon presiden-wakil presiden 2024.
"Apa yang dikatakan itu sebuah kekhawatiran beliau. sehingga Pak AHY tidak bisa masuk sehingga itu dikatakan itu instrumen penjegalan. Itu harus diluruskan," ujar Hasto.
Hasto memastikan, PDI Perjuangan tidak pernah berniat menjegal siapa pun dalam kontestasi Pemilu 2024. Dia meyakini, jegal menjegal mereka yang ingin maju untuk dipilih rakyat adalah cara yang keliru dalam berdemokrasi.
"Terkait dengan Pilpres 2024 karena ini momentum sangat penting dan strategis, PDIP tegas jangan jegal calon dengan cara cara yang tidak benar," katanya.
Serang Balik SBY
Hasto pun menyinggung, jika jegal menjegal adalah bagian dari playing victim dari praduga yang kerap digunakan SBY sejak 2004.
"Jegal menjegal itu bagian dari strategi playing victim karena itu dimainkan Pak SBY (tahun) 2004, strategi kuno jangan diskenario," ujar Hasto.
Hasto meyakini, jegal menjegal terhadap mereka yang ingin maju untuk dipilih rakyat adalah cara yang keliru dalam berdemokrasi.
"Terkait dengan Pilpres 2024 karena ini momentum sangat penting dan strategis, PDIP tegas jangan jegal calon dengan cara cara yang tidak benar," tegas dia.
Kekhawatiran SBY
Isu jegal muncul saat hubungan Demokrat kian dekat dengan Anies Baswedan. Bahkan, sejumlah perwakilan daerah Partai Demokrat mendukung duet antara Gubernur DKI Jakarta itu dengan ketua umumnya, AHY.
SBY melalui pidatonya membuat pernyataan, jika ada sejumlah pihak yang tidak menghendaki hal itu terjadi. Sehingga terjadilah aksi jegal dengan membuat Pemilu Presiden 2024 hanya tercipta dua poros saja. Alhasil, keinginan duet Anies-AHY tidak punya kesempatan.
"Konon, akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti hanya diinginkan oleh mereka hanya dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka. Jahat bukan, menginjak-injak hak rakyat bukan?" kata SBY dalam video viral tersebut.
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)