Soal Bajak Kepala Daerah, NasDem Tak Merasa Disindir PDIP
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan, partainya selalu mendidik kadernya yang ingin menjadi kepala daerah. Kata dia, PDIP selalu mengedepankan kadernya untuk menjadi kepala daerah dibanding harus membajak kader partai lain.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan, partainya selalu mendidik kadernya yang ingin menjadi kepala daerah. Kata dia, PDIP selalu mengedepankan kadernya untuk menjadi kepala daerah dibanding harus membajak kader partai lain.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai NasDem Irma Chaniago mengaku tidak ambil pusing. Walaupun selama ini NasDem termasuk partai yang paling sering membajak kader partai lain untuk dicalonkan di Pilkada.
-
Mengapa PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta? Meski pernah menjadi kompetitor di Pilpres, PDIP belakang mulai rajin memuji Anies sebagai sosok yang layak diusung sebagai Cagub Jakarta. Bahkan, PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta. "Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya," Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan. Menurut Utut, sosok Anies memiliki modal yakni popularitas dan elektabilitas untuk bisa memenangi perebutan kursi Gubernur.
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana cara Partai NasDem memperjuangkan penolakan penunjukan Gubernur Jakarta? Taufik menekankan, Partai NasDem tetap mendorong adanya pemilihan umum kepala daerah di Jakarta. Selain itu, NasDem juga ingin adanya pemilihan wali kota dan anggota DPRD tingkat kota madya di wilayah Jakarta. "Kita menginginkan ada pilkada di tingkat provinsi dan kota madya. DPRD juga ada DPRD kota dan DPRD provinsi. Itu yang terus akan kita perjuangkan pada saat pembahasan tingkat I di Komisi II DPR bersama dengan pemerintah," tegas Taufik.
-
Mengapa PDIP mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta? Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua," jelas dia.
"Kenapa harus merasa tersindir? NasDem tidak ingin masuk mengomentari dapur partai lain, mari kita jaga kader kita masing-masing dengan apresiasi, sehingga kader tersebut akan memiliki loyalitas," kata Irma pada merdeka.com, Rabu (7/8).
Irma justru mengingatkan ada baiknya setiap partai menghargai kinerja kadernya. Menghargai kinerja maka akan berpengaruh juga pada loyalitas kader tersebut.
"Yakinlah, jika tidak ada apresiasi atas kinerja seseorang, maka jangan pernah harapkan loyalitas dari kader tersebut," ungkapnya.
Tambahnya NasDem adalah partai baru yang selalu terbuka untuk siapapun yang ingin bergabung. Selama masih memiliki visi dan misi yang sama maka tidak ada salahnya kader lain pindah ke NasDem.
"Meskipun yang bersangkutan tidak dari awal bersama NasDem, sepanjang yang bersangkutan memiliki visi dan misi yang sama dan sepakat dengan restorasi Indonesia maka tidak ada persoalan apakah dia kader baru atau kader lama," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno membantah ucapan Hasto itu adalah sindiran ke rekan koalisinya yakni Partai NasDem. Seperti diketahui, sebelum Pemilu 2019 NasDem banyak membajak kader partai lain untuk maju dalam pencalegan.
"Tidak demikian (tidak menyindir). Beberapa caleg Gerindra dulu adalah kader PDIP-P. Banyak kader Golkar yang pindah ke Nasdem, Hanura dan Berkarya. Fenomena pindah partai sudah jamak terjadi," kata Hendrawan pada Merdeka.com, Rabu (7/8).
Baca juga:
PDIP Tak Maksud Sindir NasDem Soal Kepala Daerah Dibajak
Ketua Fraksi NasDem: Wagub DKI Dipilih oleh Anggota DPRD Baru
Kurtubi NasDem: Tanpa Nuklir Sulit Punya Listrik Andal 24 Jam Bersih
40:30:30 Porsi Kursi Menteri Jokowi
Soal Jaksa Agung, Sekjen NasDem Tegaskan Kabinet Mempunyai Kekuatan Politik
Ramai-Ramai Minta Jokowi Tunjuk Jaksa Agung Non Politisi
NasDem Minta 11 Kursi Menteri, PDIP Ingatkan Presiden Jangan Ditekan-tekan