Soal orang Istana larang SBY mengkritik, PDIP sebut 'itu orang usil'
PDIP tegaskan pemerintah terbuka dengan kritik.
Presiden ke enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkap ada pihak Istana yang tak senang jika dikritik. Bahkan orang itu sempat mengirim pesan ke SBY agar ketua umum Partai Demokrat itu tak lagi mengkritik kebijakan pemerintah.
Menanggapi hal itu, Politikus PDIP Hendrawan Supratikno menegaskan tidak ada larangan untuk mengkritik pemerintah. Menurut dia, itu hanya oknum yang ingin mengadu domba antara pemerintah Jokowi dan SBY.
"Enggaklah, itu orang usil yang mau adu domba," kata Hendrawan saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (9/2).
Dia menegaskan jika pemerintahan Jokowi tidak antikritik. Bahkan menurut dia, Presiden Jokowi sangat terbuka dengan kritik yang disampaikan oleh siapapun termasuk SBY.
"Coba baca apa yang disampaikan Pak Johan Budi di media massa hari ini, Presiden sangat menghargai setiap apresiasi dan kritik yang diberikan apalagi kalau kritik datang dari seorang mantan presiden, yang memiliki jam terbang yang panjang, memiliki pengalaman pengetahuan yang luas sangat diperhatikan dan diapresiasi," tegas Hendrawan.
Dia mencontohkan, Jokowi sangat terbuka dengan kritik saat mengundang sejumlah elemen masyarakat datang ke Istana. Menurut dia, itu sebagai upaya Jokowi menerima aspirasi rakyatnya.
"(Istana) sangat tidak antikritik, gimana antikritik kan waktu itu memanggil budayawan, para pakar bahkan pelawak ke Istana," terang dia.
Ketika ditanya siapa yang mengirim pesan kepada SBY agar tak mengkritik?
"Hehehe enggak tahu, ya coba ditanyakan ke Pak SBY," jawab dia.
"Intinya kita harus menyatukan sinergi nasional untuk menghadapi tantangan MEA trans pacific partnership, ini tidak mudah," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, sejak lengser dari pemerintahan, Presiden ke enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kerap menyampaikan pandangannya tentang kebijakan yang diambil oleh pemerintah Presiden Jokowi. Melalui media sosial, SBY sering sampaikan sejumlah pandangan dan pengalamannya selama 10 tahun memimpin negeri.
Namun beberapa bulan belakangan ini, SBY sempat menghilang berkomentar tentang pemerintah. Apa penyebabnya?
Melalui wawancara yang diunggah melalui Youtube pada 6 Februari lalu, SBY mengungkap alasan menghilang sejenak mengkritik pemerintah. Menurut dia, ada elemen di lingkar Istana yang tak suka dengan kritik yang disampaikannya.
"Saya masih ingat kalau tidak salah dulu sekian bulan lalu, ketika saya sekali-sekali melepas Twitter, ada pihak yang tidak suka, ada elemen di lingkar kekuasaan yang tidak nyaman bahkan mengirim pesan kepada saya," kata SBY dalam wawancara itu dikutip merdeka.com, Selasa (9/2).
Menurut SBY, ini negara demokrasi siapa pun berhak bicara. Dia bahkan menyindir ada orang yang dulu vocal mengkritik pemerintah namun ketika sekarang berada di kekuasaan justru tak mau dikritik.
"Saya pikir ini negara demokrasi tentu siapa pun termasuk saya punya hak untuk berbicara. Dan memang politik itu, kalau saya, saya ingat dulu banyak yang ketika dulu tidak berada di kekuasaan kritisnya luar biasa, menyerang, menghajar, tetapi tidak sedikit begitu berada di lingkar kekuasaan kurang suka dikritik," sindir SBY.
SBY menegaskan jika kritik yang disampaikannya bertujuan untuk kebaikan bangsa. Menurut dia, dalam politik wajar jika ada yang saling mengkritik dan mengoreksi.
"Inilah yang kita harus banyak belajar, bahwa itu politik, itu demokrasi, ada kalanya kita mengkritik, mengoreksi, menyerang. Tapi ketika mengemban amanah, harus bersedia juga dikoreksi, untuk kebaikan," tegas Ketua Umum Partai Demokrat ini.