Kritik Keras Anak Gus Dur soal Tapera, Iseng Bikin Simulasi 285 Tahun Karyawan Baru Punya Rumah
Presiden Joko Widodo menerbitkan revisi penting mengenai penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Presiden Joko Widodo menerbitkan revisi penting mengenai penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Kritik Keras Anak Gus Dur soal Tapera, Iseng Bikin Simulasi 285 Tahun Karyawan Baru Punya Rumah
Presiden Joko Widodo menerbitkan revisi penting mengenai penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Salah satu poin utama yang direvisi adalah penentuan besaran iuran peserta yang bisa dievaluasi. Akan tetapi, revisi ini menuai polemik.
Terlebih mengenai keputusan pemerintah untuk memotong gaji Aparatur Sipil Negara (ASN/PNS) maupun pekerja swasta sebesar 3% per bulan untuk Tapera.
Kritik keras juga datang dari salah satu anak Presiden ke-4 RI
Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid.
Melalui unggahan di media sosial miliknya, Yenny sampai iseng membuat simulasi soal Tapera.
Melansir dari akun Instagram yennywahid, Rabu (29/5), simak ulasan informasinya berikut ini.
Yenny menyoroti pengusaha yang menolak pemotongan gaji karyawannya sebesar 3%. Di mana pemotongan tersebut diperuntukan simpanan Tapera.
"Pengusaha saja nolak, apalagi karyawan," tulis Yenny.
Yenny mengerti saat ini masyarakat sulit buat mendapatkan pekerjaan.
Ia pun tidak menerima apabila sudah mendapat kerja, nantinya gaji karyawan dipotong.
"Dapat kerjaan susah, giliran sudah dapat kerja, pas gajian potongannya di luar nurul. Sudah gitu enggak ada transparansi pengelolaan anggarannya akan seperti apa," ujarnya.
"Nasib.. nasib.. Enggak habis fikri," tutupnya.
Anak kedua Presiden Gus Dur ini bahkan sampai memberikan simulasi simpanan Tapera. Ia mencontohkan seorang pegawai dengan gaji Rp7 juta setiap bulannya.
Gaji tersebut nantinya akan dipotong simpanan Tapera 2,5% sebesar Rp175 ribu setiap bulannya.
Di sisi lain, Yenny mengambil contoh harga rumah senilai Rp600 juta.
Instagram yennywahid
Oleh Yenny kemudian dihitung berapa bulan sang pegawai bisa mendapatkan rumah dari simpanan Tapera tersebut.
Siapa sangka, pegawai ini harus terus menabung hingga 3.428 bulan. Atau hingga 285 tahun untuk bisa membeli rumah seharga Rp600 juta.
Kritikan keras Yenny Wahid ini sontak menjadi sorotan masyarakat luas. Berbagai komentar pun membanjiri unggahan tersebut.
"Yang gaji di bawah Rp7 juta mah enggak diperhatikan ya mbak Yenny 😂😂," tulis akun uwayuwayuway.
"Aku nganggur saja nolak mbak @yennywahid 😂," tulis akun mazdjopray.
"Karyawan swasta dengan UMR 2.1 juta sudah dipotong Jamsostek, bpjs kesehatan masih dipotong ini 😢," tulis akun fajjar_wijjayanti.
"Sampai bingung ini kebijakan aneh apa lagi. PPN naik 12% masih ditambah ini. Padahal PPN enggak naik saja sudah sepi banget bulan ini. Pengusaha tantangannya berat banget 😩," tulis akun vina.suryani.
"Betul! Poinnya adalah transparansi pengelolaan. Rakyat sudah trauma 🤦🏽♀️☹️😢," tulis akun hijroatul_maghfiroh.