Suara Sudrajat-Syaikhu melejit di Pilgub Jabar, ini penjelasan SMRC
Hasil-hasil beberapa lembaga survei terhadap elektabilitas pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sebelum pelaksanaan Pilgub Jabar 2018 menunjukkan pasangan itu selalu berada di bawah 15 persen. Namun, perolehan suara pasangan yang didukung Gerindra dan PKS itu berdasarkan quick count melejit hampir mencapai 30 persen.
Hasil-hasil beberapa lembaga survei terhadap elektabilitas pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sebelum pelaksanaan Pilgub Jabar 2018 menunjukkan pasangan itu selalu berada di bawah 15 persen. Namun, perolehan suara pasangan yang didukung Gerindra dan PKS itu berdasarkan quick count melejit hampir mencapai 30 persen.
Fenomena ini mengagetkan sejumlah pihak, namun di mata lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) hal ini biasa saja terjadi. SMRC membandingkan kejadian tersebut dengan apa yang terjadi kepada pasangan Rieke-Teten saat Pilgub Jabar 2013 lalu.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Kapan Sepur Kluthuk Jaladara diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
"Fenomena ini sebetulnya bukan baru. Di 2013, Jawa Barat hal yang sama terjadi, pasangan Rieke-Teten itu pada SMRC Maret memperoleh 11,2 persen. Tapi di hari H pilkada mereka nomor 2 dengan presentase 29 koma sekian persen," ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan dalam diskusi di Kawasan Cikini Jakarta Pusat, Sabtu (29/6).
Menurut Djayadi, elektabilitas Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar saat survei pilkada 5 tahun lalu masih di bawah Dede Yusuf-Lex Laksamana. Namun, hasil akhir dimenangkan oleh Aher-Deddy.
"Aher waktu itu masih sedikit kalah dengan Dede Yusuf pada 2 minggu menjelang pencoblosan. Pada akhirnya Aher nomor 1 selisihnya sedikit dari nomor 3 Rieke-Teten dan ditentukan quick count," jelas dia.
Sebelumnya, pasangan Sudrajat-Syaikhu mendapatkan elektabilitas cukup rendah dalam berbagai survei sebelum pelaksanaan Pilkada. Posisinya jauh berada di bawah pasangan Ridwan Kamin-Uu Ruzhanul dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Adapun berdasarkan hasil hitung cepat Pilkada Jabar yang dirilis SMRC, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum menempati urutan pertama dengan perolehan suara 32,37 persen. Mereka unggul dari pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang mendapatkan 29,58 persen suara.
Sementara urutan ketiga ditempati pasangan Dedi Mizwar-Dedi Mulyadi dengan 25,63 persen suara. Urutan buncit diisi pasangan TB Hasanudin-Anton Charliyan dengan 12,81 persen suara.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)