Sudirman Said soal Isu Anies Dijegal: Siapa Tahu Ini Jalan Tuhan Tuai Simpati Rakyat
Sudirman kembali menegaskan penjegalan terhadap Anies benar adanya dan terbukti. Namun demikian, semangat Koalisi Perubahan tak akan surut.
Koalisi Perubahan untuk Persatuan meyakini ada pihak-pihak yang ingin menjegal pencalonan Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Tetapi, Koalisi Perubahan memilih tak mau membalas.
"Penjegalan harusnya seimbang pakai penjegalan juga. Tapi kita nggak mau jegal juga," kata Anggota Tim 8 Anies Baswedan, Sudirman saat konferensi pers di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (7/6).
-
Apa yang dilakukan oleh Koalisi Perubahan untuk memenangkan Anies Baswedan? Koalisi Perubahan sudah melakukan pelatihan juru kampanye untuk memenangkan Anies Baswedan.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang disebut-sebut akan menjadi Cawapres Anies Baswedan? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Bagaimana Anies Baswedan menanggapi kekalahan Pilpres? "Mau perjalanan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun. Tapi jalan itu tidak akan pernah mengantarkan kepada puncak manapun," ujarnya."Tapi kalau kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap ... kita tahu hanya jalan mendaki yang mengantarkan pada puncak-puncak baru."
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Kapan Anies Baswedan dilahirkan? Ia lahir pada tanggal 7 Mei tahun 1969, di Desa Cipicung, Kuningan, Jawa Barat.
Bagi Koalisi Perubahan, isu penjegalan itu justru menjadi tantangan dalam perjuangan. Dia yakin akan mendapat simpati dari masyarakat.
"Biarkan masyarakat menilai dan biasanya orang kalau disakiti itu dapat simpati rakyat. Siapa tahu ini jalan Tuhan untuk menuai simpati dari masyarakat," ucapnya.
Sudirman kembali menegaskan penjegalan terhadap Anies benar adanya dan terbukti. Namun demikian, semangat Koalisi Perubahan untuk Persatuan tak akan surut.
"Wong waktu kampanye dibantu, waktu menteri dibantu, waktu gubernur dibantu, kok masa seperti ini? Ini kan menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat. Jadi kita berdoa mudah-mudahan hikmah dari tantangan - tantangan ini adalah jalan bagi kemenangannya Anies," ucapnya.
Rasakan Isu Penjegalan
Sebelumnya, isu narasi penjegalan yang menerpa Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pengusung Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan ternyata bukan sekedar isu, karena saat ini mulai terasa. Demikian diakui Anggota Tim Delapan KPP, Sudirman Said.
"Saya kira sudah terlalu banyak orang yang mengatakan bahwa ada upaya untuk membuat anies tidak bisa maju," kata Sudirman di markas Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (7/6).
Sudirman menjelaskan, alasannya mengakui itu karena banyak pendapat masyarakat juga yang sudah melihat berdasarkan dinamika politik. Di mana, kian hari makin banyak isu yang mencoba memberikan dampak negatif ke Mantan Gubernur DKI tersebut.
Semisal, isu dugaan korupsi Formula E yang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) acap kali digulirkan ke publik. Meskipun, sampai saat ini belum terbukti adanya dugaan pelanggaran pidana tersebut, karena masih dalam penyelidikan.
"Walaupun 19 kali gelar perkara itu tidak ada bukti itu dan dicari hal-hal yang mboten-mboten lainnya," kata dia.
Tak hanya menyinggung person, Sudirman juga mengakui beberapa cobaan juga menimpa partai pengusung, mula Partai Demokrat salah satunya soal upaya peninjauan kembali (PK) putusan Mahkamah Agung (MA) dari kubu Moeldoko.
Kemudian, kasus dugaan korupsi proyek BTS yang diusut Kejaksaan Agung (Kejagung) dimana telah menyeret sosok Menkominfo sekaligus Sekjen Partai NasDem, Johnny G Plate. Lalu, PKS yang disebutkan juga kerap diisukan digoda untuk keluar dari koalisi.
"Jadi memang Pak Anies nya maupun Partai-partai koalisinya mengalami iming-iming tarik-tarikan, godaan, tekanan itu terasa. Dan ini bukan kata kami, tapi kata pengamat juga begitu. Jadi pihak ketiga yang di depannya itu mengatakan demikian," bebernya.
"Jadi yang di luar saja merasakan itu. Apalagi kami yang di dalam. Ini memang sesuatu yang nyata, dan ini sebetulnya hal yang ya memang kompetisi begitulah," tambah dia.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/lia)