Survei Charta Politika di Pilkada Kutai Kartanegara, Edi-Rendi Kokoh di Posisi Pertama
Charta Politika merilisi hasil survei terbaru di Pilkada Kutai Kartanegara jelang pemungutan suara.
Charta Politika merilisi hasil survei terbaru di Pilkada Kutai Kartanegara jelang pemungutan suara. Hasilnya, pasangan petahana, Edi Damansyah–Rendi Solihin, masih kokoh di posisi pertama.
Pasangan nomor urut 1 ini unggul jauh dibanding dua pasangan pesaingnya. Tak hanya itu, mayoritas responden puas dengan kinerja pasangan ini.
- Survei Pilkada Jakarta: Ridwan Kamil-Suswono 48,3%, Pramono-Rano Karno 36,5%, Dharma-Kun 5,6%
- Survei Terbaru Charta Politika di Pilkada Sultra 2024
- Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik
- Survei Terbaru Charta Politika Per Wilayah: Prabowo Sapu Bersih Kemenangan, Anies Kalah di Semua Daerah
Survei dilakukan pada 7 hingga 13 November 2024 dengan melibatkan 1.200 responden yang tersebar di 20 kecamatan di Kutai Kartanegara. Dengan metodologi multistage random sampling, survei ini memiliki margin of error sekitar ±2,83% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"Pada survei ini didapatkan beberapa temuan menarik yang diperoleh Charta Politika Indonesia. Di antaranya, sebanyak 83 persen responden mengaku puas dengan program dan kebijakan yang telah dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara," ungkap Peneliti Charta Politika, Ardha Ranadireksa, saat diwawancarai wartawan, Jumat, (22/11).
Kemudian dalam hal elektabilitas, pasangan Edi Damansyah dan Rendi Solihin memimpin dengan angka 55,8 persen, jauh meninggalkan pesaing-pesaing mereka. Pasangan Dendi Suryadi dan Alif Turiadi memperoleh 24,8 persen, sementara pasangan Awang Yacoub Luthman dan Akhmad Zais hanya meraih 14,6 persen. Sebanyak 4,8 persen responden masih belum memutuskan pilihannya (undecided voters).
"Angka ini menunjukkan bahwa Edi Damansyah dan Rendi Solihin memiliki posisi yang sangat kuat untuk memenangkan Pilkada Kutai Kartanegara," kata Ardha.
Lembaga penelitian kebijakan dan opini publik mencatat nama Edi Damansyah dan Rendi Solihin dikenal luas oleh publik. Edi Damansyah dikenal oleh 91 persen responden, sementara Rendi Solihin dikenal oleh 89 persen. Kemudian Dendi Suryadi 67 persen, Alif Turiadi 62 persen, Awang Yacoub Luthman 55 persen, dan Akhmad Zais 51 persen.
"Satu hal yang patut dicatat dari hasil survei ini adalah tingginya tingkat kemantapan pilihan publik. Sebanyak 74,5 persen responden menyatakan bahwa mereka sudah mantap dengan pilihan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih sudah memutuskan siapa yang akan mereka pilih pada Pilkada 2024," ungkap Ardha.
Masih dari hasil survei Charta Politikia, 57 persen Gen Z memilih Edi-Rendi, disusul AYL-Aza sebesar 19 persen, dan Dendi-Alief sebesar 23 persen. Bukan hanya itu saja, elektabilitas Edi-Rendi unggul di semua kategori usai.
Charta Politika mengungkap alasan utama yang mendasari pilihan masyarakat terhadap pasangan calon adalah pengalaman di pemerintahan. Sebanyak 24,3 persen responden menyatakan bahwa pengalaman calon dalam pemerintahan menjadi faktor penentu dalam memilih Bupati. Selain itu, 10,1 persen responden menyebutkan bahwa mereka memilih berdasarkan bukti nyata hasil kerja yang telah ditunjukkan oleh para calon selama menjabat.
Meskipun hasil survei menunjukkan keunggulan yang signifikan bagi Edi Damansyah dan Rendi Solihin, Ardha Ranadireksa, Peneliti Charta Politika Indonesia, mengingatkan bahwa banyak faktor lain yang bisa memengaruhi hasil akhir Pilkada. "Survei ini memberikan gambaran awal tentang dinamika Pilkada Kutai Kartanegara, tetapi tantangan politik dan dinamika kampanye yang terus berkembang tetap harus diperhitungkan," ujar Ranadireksa.
Dengan hasil survei yang menunjukkan dominasi Edi Damansyah dan Rendi Solihin, pasangan ini diperkirakan akan menjadi favorit dalam Pilkada Kutai Kartanegara.
"Hasil tanggal 27 November nanti akan sangat bergantung pada pergerakan setiap pasangan calon yang ada. Kalau tidak ada pergerakan yang masif, dan tidak terjadi adanya tsunami politik, menurut saya hasil pada Pilkada mendatang tidak akan mengubah urutan elektabilitas saat ini," pungkasnya.