Survei Median: Semakin panas Jokowi vs Prabowo, elektabilitas PDIP-Gerindra melesat
Jika di pilpres 2019 Jokowi dan Prabowo kembali berkontestasi, maka elektabilitas PDIP dan Gerindra diprediksi semakin naik. Partai-partai lain belum mendapatkan efek dari kedua tokoh tersebut. Ini diperkuat dari parpol lainnya yang hanya dipilih responden kurang dari 10 persen.
Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) masih menjadi dua partai dengan elektabilitas tertinggi. PDIP di posisi puncak dengan elektabilitas 26,0 persen. Disusul Partai Gerindra sebesar 16,5 persen. Ini berdasarkan hasil survei nasional yang dirilis oleh Median hari ini, Senin (23/7).
Direktur Riset Median, Sudarto mengatakan, tingginya elektabilitas kedua partai itu diperkirakan karena adanya figur Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang terafiliasi ke masing-masing partai. Sehingga, menyumbang kenaikan elektabilitas kedua partai.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
"Semakin ramai pemberitaan dua orang ini, semakin panas persaingan dua orang ini maka menimbulkan efek kenaikan elektabilitas bagi Jokowi di PDIP dan Prabowo di Gerindra," ujar Sudarto di Rumah Makan Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (23/7).
Sudarto mengatakan, jika di pilpres 2019 Jokowi dan Prabowo kembali berkontestasi, maka elektabilitas PDIP dan Gerindra diprediksi semakin naik. Partai-partai lain belum mendapatkan efek dari kedua tokoh tersebut. Ini diperkuat dari parpol lainnya yang hanya dipilih responden kurang dari 10 persen.
"Sedangkan partai lain cenderung stagnan malah turun," kata Sudarto.
Lima parpol yang berpotensi lolos ke DPR
Berdasarkan survei ini, diprediksi hanya 5 parpol yang dapat melenggang masuk ke Senayan. Selain PDIP dan Gerindra, ada Golkar sebesar 8,8 persen, PKB 8,7 persen, dan Demokrat 8,6 persen. Adanya syarat ambang batas parlemen (parliamentary threshold) untuk masuk ke parlemen sebesar 4 persen bagi parpol menjadi alasannya. Sedangkan partai lainnya dipilih responden di bawah 4 persen.
Namun Sudarto menegaskan, prediksi itu bersifat tidak rigid. Karena masih ada 14,4 persen responden yang belum menentukan pilihannya. “Bisa saja kalau 14,4 persen dibagi ke semuanya, partai-partai yang tidak sampai 4 persen menjadi 4 persen,” pungkasnya.
Untuk diketahui, survei dilakukan melalui teknik multistage random sampling dan proporsional, atas populasi provinsi dan gender selama 6-15 Juli 2018. Survei dilakukan ke 1.200 responden yang memiliki hak pilih dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Reporter: Yunizafira Putri
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Membandingkan 5 kandidat nama cawapres Jokowi dan Prabowo
Meski dimarahi Prabowo, Waketum Gerindra ogah minta maaf pada AHY
Enam ketum makan bareng Jokowi, lima ketum kubu oposisi bertemu PA 212
Manuver JK dan pendukungnya di detik-detik terakhir pendaftaran capres
Gerindra: Pertemuan Prabowo-SBY besok penjajakan koalisi
Malam ini enam ketum parpol bertemu Jokowi, disiapkan menu rendang koalisi