Survei Poltracking: Ini Pasangan Capres-Cawapres Idola Pemilih Berpenghasilan di Bawah Rp1 Juta
Survei dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan data melalui wawancara tatap muka langsung dengan responden terpilih.
Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Bagaimana cara Utting Research melakukan survei? Survei tersebut dilakukan menggunakan metode multi stage random sampling, dengan margin of error sebesar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas dilakukan? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
-
Siapa yang melakukan survei mengenai dai pilihan netizen? Menurut hasil survei Jayabaya Engine X Dai kondang Gus Miftah menjadi dai pilihan netizen menurut hasil survei Jayabaya Engine X dalam kontekstual perbincangan Ulama dan Dai Pilihan Netizen Indonesia (Mix Base).
-
Kapan survei Litbang Kompas tentang citra Polri dilakukan? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
-
Bagaimana cara FAPTI mendapatkan data survei? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
Survei Poltracking: Ini Pasangan Capres-Cawapres Idola Pemilih Berpenghasilan di Bawah Rp1 Juta
Lembaga survei Poltracking Indonesia mengungkapkan peta persebaran kekuatan elektabilitas setiap pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berdasarkan penghasilan.
Hal tersebut dipublikasi melalui hasil survei nasional berjudul 'Pengaruh Jokowi & Migrasi Pemilih terhadap Peta Elektoral Terkini" pada periode 29 November - 5 Desember 2023.
Di urutan kedua jatuh kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dengan suara 30,7 persen, lalu menyusul di urutan terakhir pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan menggaet suara 23,1 persen.
Sejalan dengan hal tersebut, Prabowo dan Gibran juga kembali mendominasi perolehan suara dari pemilih dengan penghasilan di bawah Rp1 juta, dengan 46,7 persen suara. Diikuti Ganjar-Mahfud dengan suara 29,3 persen dan Anies-Cak Imin dengan 19,3 persen suara.
Adapun pemilih berpenghasilan Rp2 juta - Rp3 juta juga menyalurkan sebagian besar suaranya kepada pasangan Prabowo-Gibran dengan 54,0 persen suara.
- Survei Poltracking Pilkada Jabar: Dedi Mulyadi-Erwan 65,9%, Syaikhu-Ilham 11,8%, Jeje-Ronal 2,9%
- Survei Terbaru Poltracking di Jatim: Prabowo Naik di Semua Titik, Ganjar Turun Drastis Cuma Naik di Madura
- Survei Pilpres Poltracking, Ini Lumbung Suara Anies dan Ganjar di Jatim yang Dikuasai Prabowo
- Survei Terbaru Poltracking di Jatim: Pemilih NU Dukung Prabowo 60.9%, Ganjar 16.3%, Anies 15.3%
Dilanjut oleh Ganjar-Mahfud dengan 21,7 persen suara dan Anies-Cak Imin yang hanya berselisih tipis, yaitu 20,2 persen suara.
Tidak berhenti sampai disitu, lagi-lagi Prabowo dan Gibran berada di peringkat teratas dalam perolehan suara berdasarkan pemilih berpenghasilan Rp3 juta - Rp5 juta, dengan mengemban sejumlah 37,3 persen suara.
Lalu Anies dan Cak Imin menduduki posisi kedua dengan 33,3 persen suara, sedangkan di posisi terakhir Ganjar dan Mahfud hanya dengan 24 persen suara.
Berbeda dengan tingkatan penghasilan lainnya, Anies dan Cak Imin malah menjajaki posisi teratas berdasarkan pemilih dengan penghasilan Rp5 juta - Rp10 juta. Dimana pasangan calon nomor urut satu ini memperoleh 50 persen suara.
Disusul dengan Ganjar-Mahfud dengan 25 persen suara, dan Prabowo-Gibran di posisi terakhir dengan 21,4 persen suara.
Sebagai informasi, survei nasional diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023. Populasi survei terdiri dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah memiliki hak pilih, yakni berusia 17 tahun atau lebih, atau telah menikah yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.
Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
Survei dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan data melalui wawancara tatap muka langsung dengan responden terpilih (face to face interview) kepada 1.220 responden, menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling).
Margin of Error (Mo) diperkirakan + 2,9 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.