Survei SSC, Whisnu Sakti dan Puti Guntur Tertinggi Gantikan Risma di Surabaya
Menurut Direktur SSC, Mochtar W Oetomo, Pilwali Surabaya 2020 nanti, tidak lepas dari coattail effect (efek ekor jas) dari Pilpres dan Pileg 2019
Selain menggelar survei untuk Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pileg 2019, lembaga Surabaya Survey Center (SSC) juga melakukan riset untuk Pilwali Surabaya 2020.
Hasilnya, bakal calon wali kota Surabaya didominasi oleh kader PDI Perjuangan dan Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana memuncaki hasil survei, yaitu 12,1 persen suara, disusul mantan Cawagub Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno di posisi kedua (11,3 persen).
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.
-
Bagaimana Pemkot Surakarta merelokasi Pasar Klitikan Notoharjo? Penghargaan itu diperoleh karena Pemkot Surakarta berhasil merelokasi pedagang di sana tanpa disertai kekerasan.
-
Apa saja jenis wisata yang bisa ditemukan di Surabaya? Di kota ini, kita bisa menjelajahi berbagai macam destinasi menarik yang pastinya akan memberikan pengalaman seru.
-
Apa yang menjadi ciri khas oleh-oleh dari Surabaya? Sambal Bu Rudy menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Surabaya.
Menurut Direktur SSC, Mochtar W Oetomo, Pilwali Surabaya 2020 nanti, tidak lepas dari coattail effect (efek ekor jas) dari Pilpres dan Pileg 2019. Itu artinya, hasil survei SSC ini menunjukkan, Whisnu yang notabenenya juga ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya mulai lebih sering turun menyapa warga untuk mengampanyekan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin.
Sedangkan Puti yang populer lewat Pilgub Jawa Timur 2018 lalu berpasangan dengan Cagub Saifullah Yusuf (Gus Ipul), juga mulai dikenal di dapilnya, yaitu Dapil I Surabaya-Sidoarjo, yang sekaligus ikut mengkampanyekan Jokowi-Ma'ruf.
Maka, bisa dipastikan, Whisnu akan lebih mudah meraih popularitas dan elektabilitasnya di Pilwali Surabaya 2020, dan Puti yang menjadi Caleg DPR RI lebih mudah mendapat simpati dari masyarakat di Dapil I Jawa Timur.
"Saya rasa ini sangat-sangat korelatif ya, bahwa yang pertama, kenapa (Pilwali Surabaya) begitu dominan calon-calon dari PDIP ya, itu tentu tidak lepas dari satu coattail effect Pilpres, bahwa representasi Jokowi, bagaimana pun dianggap sebagai represintasinya PDIP," kata Mochtar usai menggelar rilis hasil surveinya di Surabaya, Rabu (9/1).
Kemudian yang kedua, lanjutnya, tentu hasil survei Pilwali Surabaya ini, berkaitan dengan proses Pileg, yang mana para calon tersebut, rata-rata tengah berkompetisi. "Itu kan di tengah masyarakat sering muncul di media."
"Terus Mas Whisnu masih menjadi Wawali, juga sering muncul di media, ketua DPC (PDIP Surabaya) sekaligus, jadi sangat korelatif sekali gitu," sambung Mochtar.
Kemudian selain Whisnu dan Puti yang memuncaki hasil survei Pilwali Surabaya versi SSC, calon lain yang juga disebut-sebut layak menjadi Cawali Surabaya di 2020 karena coattail effect Pilpres dan Pileg adalah; politikus asal Partai Golkar Adies Kadir dengan 6,4 persen suara, diikuti politikus PDI Perjuangan yang juga Ketua DPRD Surabaya, Armuji (2,2 persen).
Muncul Nama Ahmad Dhani
Kemudian beberapa nama yang juga muncul dengan perolehan suara di kisaran 1 persen di antaranya; Ahmad Dhani Prasetya dari Gerindra (1,9 persen) dan putra mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, Azrul Ananda (1,9 persen).
Lalu disusul secara berurutan; Fandi Utomo (PKB) 1.5 persen, Arzeti Bilbina (PKB) 1.3 persen, Masfuk (ketua PAN) 1.2 persen, Bayu Airlangga (Demokrat) 1.1 persen, dan terakhir Ipong Muchlisoni (NasDem) 1 persen.
Serta beberapa nama lain nama tokoh senior PDI Perjuangan Surabaya, Saleh Ismail Mukadar; Ketua DPRD Jawa Timur, Halim Iskandar; putra KH Asep Syaifuddin Chalim (timses Khofifah-Emil), M Habibur Rahman hingga nama mantan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol (Purn) Mahfud Arifin juga disebut dalam survei Pilwali Surabaya versi SSC ini.
Di sisi lain, menurut Mochtar, tingkat undecided voters pada survei jenis ini juga cukup tinggi, yaitu 49,5 persen responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab, "Dan 1,1 persen sisanya menjawab lain-lain," tandasnya.
Sementara Whisnu Sakti Buana yang turut hadir dalam gelar rilis SSC ini, memilih enggan berkomentar soal Pilwali Surabaya. Karena menurutnya, Pilwali Surabaya masih jauh dan belum mengetahui regulasinya seperti apa nanti. "Bicara Pilwali saya tidak bisa bicara banyak karena sampai saat ini saya Alhamdulillah masih wali kota Surabaya," elaknya.
Selebihnya, Whisnu lebih banyak bicara soal bagaimana Jokowi-Ma'ruf bisa menang di Pilpres dan PDI Perjuangan mampu memenuhi target perolehan 30 kursi di DPRD Surabaya.
Sekadar informasi, survei SSC untuk Pilwali Surabaya ini dilakukan mulai 20 hingga 31 Desember 2018 di 31 kecamatan se-Surabaya dengan menggunakan 1.000 responden melalui teknik stratified multistage random sampling. Margin of error sekitar 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Baca juga:
Saat dilantik di Surabaya, Risma-Whisnu bakal diarak ke Grahadi
Risma-Whisnu ajak masyarakat bergandeng tangan majukan Surabaya
PDIP akan gandeng tokoh NU untuk menangkan Pilgub Jatim
Deretan TPS unik di Pilkada serentak dijamin bikin tertawa
SCG: Lebih dari setengah pemilih di Surabaya pilih golput
Calon-calon ini menang telak di Pilkada serentak hasil hitung cepat
Whisnu: Setelah Pilkada yang ada salam tiga jari