Timses RK-Suswono Buka Suara Soal Misi Menang Satu Putaran Buyar hingga Mesin Politik KIM Plus Disebut Tak Optimal
Padahal, menang satu putaran menjadi hal yang selalu digaungkan Paslon RIDO selama tahapan kampanye.
Misi Cagub-Cawagub Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) untuk menang satu putaran di Pilkada Jakarta 2024 tidak tercapai. Padahal, menang satu putaran menjadi hal yang selalu digaungkan Paslon RIDO selama tahapan kampanye.
Menanggapi hal ini, Tim Pemenangan RIDO membantah semua mesin partai politik (parpol) Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk memenangkan RIDO di Pilkada Jakarta 2024 dalam satu putaran tidak bergerak.
- Ridwan Kamil Ungkap Kondisi Mesin Partai KIM Plus Usai Elektabilitasnya Disalip Pramono
- Survei Litbang Kompas: Pemilih Tiga Partai KIM Lebih Banyak Dukung Pramono-Rano Ketimbang RK-Suswono
- Ridwan Kamil: Tidak Boleh Menang Tipis, Jaga Harkat Martabat KIM Plus
- KIM Plus Tetap Solid Usung RK-Suswono, PAN: Kalau Ada yang Maju, Kita Berkompetisi Secara Sehat
"Yang pertama, kami umumkan bahwa partai pengusung dari paslon nomor urut 1 satu, Bang Ridwan Kamil dan Mas Suswono, kompak dan solid," kata Ketua Tim Pemenangan RIDO, Ahmad Riza Patria atau Ariza di DPD Golkar DKI, Jakarta Pusat, Kamis (28/11).
Oleh sebab itu, Ariza menampik desas-desus yang beredar mengenai tak solidnya parpol KIM Plus pengusung RIDO dalam melakukan kerja-kerja pemenangan di Pilkada Jakarta 2024. Dia bilang, semua pihak dari masing-masing parpol pengusung telah bekerja keras.
"Jadi kalau ada yang menyampaikan PKB atau NasDem, Demokrat tidak bekerja, itu salah besar," ujar Ariza.
Dia menegaskan, semua parpol koalisi selalu terlibat di berbagai kesempatan. Sehingga, dia meminta publik tak meragukan kekompakan dan solidnya parpol di KIM Plus bekerja untuk memenangkan RIDO di Jakarta.
“(Semua parpol pengusung) bekerja dari pagi sampai dengan pagi lagi, tidak hanya di kantor ini, kita evaluasi rapat, tapi juga di lapangan seluruh jajaran dari tingkat pusat sampai tingkat RTRW, seluruh partai, ormas bekerja,” kata Riza.
Seluruh Kekuatan akan Dikerahkan Menangkan RIDO Putaran Kedua
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 berpotensi digelar dua putaran setelah melihat hasil hitung cepat (quick count). Hal ini karena tidak ada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta yang meraih suara melampaui 50 persen.
Putaran kedua itu berpotensi diikuti oleh pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dan pasangan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno alias Doel.
Dewan Pembina Relawan Kerja (RK) Ecosystem Arief Rosyid Hasan tidak mempermasalahkan Pilkada Jakarta 2024 yang akan digelar menjadi dua putaran. Hal itu merujuk hasil quick count Pilkada Jakarta.
"Insya Allah Pilkada Jakarta dua putaran, melihat angka-angka dari quick count yang belum lewat margin of error," kata Arief Rosyid kepada wartawan, Kamis (28/11).
Menurut Arief, jika merujuk pada Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta Nomor 29 Tahun 2024 tentang Pedoman Teknis Tahapan dan Jadwal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta tahun 2024, kampanye akan dimulai pada 2 Februari 2025.
"Kampanye akan dimulai lagi sesuai aturan KPU 2 Februari 2025," ujar Arief.
Arief memastikan, Tim Pemenangan RIDO akan mengerahkan seluruh elemen relawan, partai politik pendukung, hingga simpatisan untuk bersama-sama memenangkan pasangan tersebut.
"Kita akan kerahkan seluruh kekuatan untuk menang di putaran kedua," ucap Arief.
Menurutnya, peraih suara terbanyak pada putaran pertama Pilkada Jakarta akan kalah pada putaran kedua. "Seperti Pilkada Jakarta sebelumnya, pemenang di putaran pertama, keok di putaran kedua," kata Arief.
Ridwan Kamil dan Koalisi Bakal Lakukan Evaluasi
Ridwan Kamil menyatakan, banyak faktor yang menyebabkan Pilkada Jakarta tak berjalan satu putaran seperti yang ditargetkan. Meski begitu, ia tak bisa menjelaskan secara rinci faktor yang dimaksud.
“Politik itu bukan matematik ya, ada banyak faktor yang tidak bisa saya sampaikan secara mudah dalam doorstop ini,” kata Ridwan Kamil di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (27/11).
Meski begitu, ia mengakui hasil hitung cepat berbagai lembaga survei tak jauh berbeda dengan hitungan yang dilakukan di internal tim pemenangan. Oleh sebab itu, evaluasi bakal dilakukan menyikapi hasil hitung cepat yang ada.
"Ya evaluasinya terlalu banyak ya, tapi poinnya hasil evaluasi, hasil hitung cepat ini justru baru mau akan dievaluasikan, mau baru akan dibahas," kata dia.
Dia bilang, evaluasi itu bakal mencakup pengukuran ulang semua langkah yang pernah dilakukan, termasuk metode kampanye hingga koalisi. Data-data bakal kembali dibuka untuk melihat sisi kuat dan lemah dalam kerja pemenangan.
"Kita cek juga partisipasi publik ya yang di lapangan cenderung turun dibanding pilkada 5 tahun lalu. Itu juga mungkin harus dievaluasi berkurang partisipasinya di mana, di wilayah mana. Jadi intinya sambil nunggu (hasil resmi) kita evaluasi," jelasnya.
Lebih jauh, Ridwan Kamil menuturkan bahwa Pilkada Jakarta berbeda dari dua pilkada yang pernah ia lalui. Paramater-parameter yang disebut berbeda jauh.
"Karena memang dinamika di Pilkada Jakarta ini luar biasa karena menjadi perhatian se-Indonesia. Sehingga, kami akan melakukan kontemplasi dan re-strategi apa saja yang perlu dilakukan," ucap dia.