TKN: Anies-Muhaimin Maupun Ganjar-Mahfud Bukan Musuh Kita
Bahkan, kata Rosan, Prabowo sudah menyatakan secara terbuka jika terpilih menjadi Presiden akan merangkul semua pihak.
Rosan menyebut, bahwa TKN 02 mengedepankan politik tanpa menjatuhkan lawan.
- Momen Akrab Prabowo dan Anies Baswedan, Saling Genggam Tangan
- Momen Anies Baswedan Hormat Usai Disapa Prabowo
- Kubu Anies-Muhaimin Serahkan Kesimpulan Sengketa Pilpres, Harap Putusan Hakim MK Tak Sebatas Hasil Selisih Suara
- Prabowo Janji Jadi Presiden Seluruh Rakyat, Termasuk yang Memilih Paslon 1 dan 3
TKN: Anies-Muhaimin Maupun Ganjar-Mahfud Bukan Musuh Kita
Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani menganggap bahwa kandidat capres dan cawapres yang menjadi lawan politiknya bukanlah musuh. Rosan menyebut, bahwa pihaknya mengedepankan politik tanpa menjatuhkan lawan.
Hal tersebut disampaikan Rosan dalam acara bedah buku 'Politik Gemoy: Keberpihakan Pemuda Kepada Prabowo-Gibran' di Area 47, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (4/1).
"Musuh kita bukanlah Anies-Muhaimin maupun Ganjar-Mahfud. Tapi musuh kita adalah kemiskinan, keterbelakangan, dan hal-hal yang menghambat kemajuan bangsa," ucap Rosan seperti dibacakan Komandan TKN Prabowo-Gibran, Arief Rosyid.
Bahkan, kata Rosan, Prabowo sudah menyatakan secara terbuka jika terpilih menjadi Presiden akan merangkul semua pihak. Sebaliknya, jika beliau tidak terpilih, maka Eks Danjen Kopassus itu akan mendukung yang dipilih rakyat.
"Itulah awal mula politik gemoy. Keinginan Presiden Jokowi dan para ketua partai di Koalisi Indonesia Maju agar Pemilu 2024 berlangsung damai dan adem menemukan bentuk visualnya dalam "gemoy". Pak Prabowo bukan sosok yang menakutkan. Politik bukan ranah yang menyeramkan. Mewujudkan Indonesia Emas tidak harus dengan kening yang berkerut," katanya.
Sementara itu, Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan mengatakan, peluncuran buku ini menjadi jawaban atas tudingan yang menyebut bahwa Prabowo-Gibran hanya bisa sekadar joget saja.
Arief menjelaskan, buku Politik Gemoy berisi gagasan-gagasan politik Prabowo-Gibran yang mengutamakan pengembangan pemuda. Salah satunya dengan menempatkan anak muda dalam posisi strategis menyambut bonus demografi Indonesia sebagai titik awal menuju Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, penempatan anak muda di posisi strategis telah ditunjukkan Prabowo dengan menunjuk Gibran sebagai cawapres. Langkah ini menjadi pembeda antara Prabowo dengan dua kontestan Pilpres lainnya yang tidak menempatkan anak muda di posisi strategis.
"Itu yang kita harapkan dari momentum Pilpres 2024 ini, karena kita menganggap Pilpres 2024 pintu masuk apakah berhasil memperoleh Indonesia emas 2045 atau gagal selamanya. Kalau kita salah memilih pemimpin yang tidak mengarusutamakan pemuda, maka kita akan gagal selamanya memperoleh Indonesia emas," tukas Arief.