Tokoh tua masih akan pimpin partai besar 5 tahun ke depan
Empat parpol besar tetap dikomando tokoh tua selama lima tahun ke depan.
Politik Indonesia ke depan sepertinya masih akan didominasi oleh tokoh-tokoh tua. Dalam 5 tahun mendatang, sejumlah politikus uzur masih akan menjadi ketua umum parpol-parpol besar di Indonesia.
Sebagian kalangan memang menilai tidak ada hubungan antara kepemimpinan politik dengan usia. Namun, setidaknya masih bercokolnya para tokoh-tokoh tua di pucuk pimpinan parpol, menunjukkan regenerasi dan kaderisasi yang mandek di tubuh partai.
Beberapa parpol memang telah menelurkan tokoh-tokoh muda untuk duduk di pemerintahan. Namun, masih berkuasanya tokoh-tokoh tua di parpol tentu menjadi bukti mereka yang masih akan mempengaruhi arah politik nasional 5 tahun ke depan.
Berikut para tokoh tua yang akan memimpin parpol besar atau 4 besar pemenang Pemilu 2014 (PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra dan Partai Demokrat) dalam 5 tahun ke depan:
-
Mengapa Partai Gerindra didirikan? Pada awalnya, ide pendirian Partai Gerindra digagas oleh Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo. Mereka ingin melindungi kesejahteraan rakyat ekonomi kelas bawah terhadap jerat sistem kapitalisme.
-
Siapa saja yang menggodok ide pendirian Partai Gerindra? Pada 2007, Ide Fadli dan Hashim itu pun digodok oleh Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, dan Haris Bobihoe.
-
Apa jabatan Sudaryono di Partai Gerindra? Diketahui, sebelumnya Sudaryono merupakan asisten pribadi (aspri) Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada 2010 lalu. Tak hanya itu, Sudaryono merupakan Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Apa jabatan Thomas Djiwandono di Partai Gerindra? Dilansir website Gerindra, Tommy menduduki posisi penting di Partai Gerindra. Saat ini, dia menjabat Bendahara Umum Partai Gerindra sejak 2014 lalu.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Megawati Soekarnoputri
Setelah memimpin PDI Perjuangan sejak 1999, Megawati Soekarnoputri hampir dipastikan akan menjadi ketua umum partai nasionalis ini hingga 2020 mendatang. Hal ini setelah Rakernas IV PDI Perjuangan di Semarang September lalu merekomendasikan politukus wanita 67 tahun itu menjadi ketua umum kembali.
"Ada sebuah aspirasi berbicara mengenai ketua umum. Karena itu adalah hak di kongres tapi bukan berarti dilarang karena sebagai sebuah aspirasi yang nanti akan menjadi sebuah rekomendasi. Jadi karena nanti seluruh peserta rakernas, saat ini menyatakan kesetujuan saya untuk menjadi ketum lagi," kata Megawati di arena Rakernas IV PDIP, Marina Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/9) lalu.
Megawati mengatakan, kesiapannya menjadi ketua umum kembali harus dikukuhkan lebih dulu sebelum Kongres tahun depan.
"Karena dalam AD/ART kami dalam rakernas tidak ada mekanisme tapi bukan berarti dilarang, di mana ini semua aspirasi yang diwakili oleh seluruh jajaran tiga pilar di PDIP yaitu struktur, legislatif, eksekutif," kata Megawati.
Aburizal Bakrie
Terlepas dari dualisme kepengurusan Partai Golkar, Aburizal Bakrie kembali terpilih sebagai ketua umum Partai Golkar periode 2014-2019 dalam Munas IX Bali awal Desember lalu. Ical, sapaan akrabnya politikus berusia 68 tahun ini, terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi.
Dalam Rapat Paripurna ke-7 dengan agenda Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar, Rabu (3/12) sore, tidak ada calon lain yang mendaftar sebagai ketua umum selain Ical. Akhirnya, pimpinan sidang yang diketuai oleh Nurdin Halidmemutuskan Ical sebagai ketua umum Partai Golkar.
"Aburizal Bakrie mendapatkan 100 persen dukungan berdasarkan tatib, jika ada yang mendapatkan dukungan 50 persen plus 1 maka ditetapkan secara aklamasi. Dengan ini pimpinan sidang menyatakan saudara Aburizal Bakrie menjadi ketua umum Golkar terpilih 2014-2019," kata Nurdin kemudian mengetok palu sebagai pengesahan terpilihnya kembali Ical di Hotel Westin Nusa Dua Bali.
Untuk diketahui, dalam sejarah Partai Golkar pasca-reformasi, baru Ical yang menjadi ketua umum dua kali berturut-turut. Jabatan ini tentu masih akan berlaku jika Kemenkum HAM mengesahkan kepengurusannya ketimbang kepengurusan Ketua Umum Agung Laskono yang merupakan hasil Munas IX Ancol, Jakarta.
Prabowo Subianto
Sejak didirikan 6 Februari 2008, Partai Gerindra sudah dipimpin oleh Ketua Umum Suhardi dan Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto. Namun, pada akhir Agustus lalu Suhardi meninggal dunia. Partai kemudian menunjuk Prabowo yang berusia 63 tahun juga merangkap sebagai ketua umum.
Belum jelas sampai kapan Prabowo akan menjadi ketua umum partai tersebut. Sebab, selama 6 tahun berdiri, Gerindra tidak pernah terdengar menggelar kongres sebagai forum pemilihan ketua umum partai. Hal ini pula yang pernah dikritik oleh ekonom Faisal Basri. Dia menggunakan Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai perbandingan.
"Sekalipun satu-satunya partai di negara otoriter, PKT secara rutin setiap lima tahun menyelenggarakan kongres. Pergantian kepemimpinan terjadi secara berkala dan dilaksanakan dengan semakin demokratis intrapartai," kata Faisal yang mendukung Jokowi-JK pada musim Pilpres 2014 lalu.
Susilo Bambang Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak pernah tergeser sebagai ketua dewan pembina Partai Demokrat sejak didirikan pada 9 September 2001. Sama seperti Prabowo Subianto di Gerindra, SBY akhirnya juga merangkap jabatan ketua umum partai setelah pada Maret 2013 lalu Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat memilih politikus berusia 65 tahun itu.
Masih menjabat presiden kala itu, SBY menggantikan Anas Urbaningrum yang terjerat korupsi. Sesaat setelah terpilih sebagai ketum lewat KLB, sebenarnya SBY pernah berjanji tidak lagi menjadi ketua umum Partai Demokrat setelah Pilpres 2014 selesai. Namun belakangan dia disebut-sebut ngebet menjadi ketua umum kembali sampai 2020.
Seorang elite dan pendiri Demokrat mengatakan tidak ada niatan politik yang begitu serius di balik keinginan SBY menjadi orang nomor satu di Demokrat itu. "Masalah keluarga saja, inginnya diwarisi," kata dia.
Maksudnya, menurut dia, SBY tetap ingin kepemimpinan Demokrat dilanjutkan oleh keluarganya. Calon ahli warisnya jelas adalah Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), yang kini menjabat sebagai Sekjen DPP sekaligus Ketua Fraksi Demokrat DPR. Sebab, anak SBY yang lain, Agus Harimurti, tidak bisa berpolitik karena masih menjadi anggota TNI aktif berpangkat mayor.
Sumber tersebut juga tidak membantah jika dikatakan keinginan SBY menjadi ketum itu karena Ibas belum siap untuk menjadi ketua umum pada 2015 mendatang.
Namun, soal keinginan SBY ini dibatah oleh Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan, kendati dia tidak memungkiri presiden ke-6 itu berpeluang besar untuk kembali memimpin partai.
"Sebenarnya Pak SBY enggak mau. Tapi seluruh kader mau tokoh yang bisa mempersatukan partai, ya tokoh itu ya Pak SBY. Semua kader ya pengennya SBY," kata Syarief usai rapat pleno DPP Partai Demokrat yang dipimpin oleh SBY di Jakarta kemarin.