Warga Semarang diajak tolak politik uang jelang pencoblosan
Masyarakatnya juga sudah sadar bahwa akan sangat memalukan jika menerima uang dari calon kepala daerah.
Politik uang selalu melekat dan mencederai pesta demokrasi. Mulai dari pemilihan kepala desa, pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif, hingga pemilihan presiden. Beberapa hari jelang pencoblosan Pemilihan Walikota (Pilwakot) Semarang, sejumlah warga mulai mengkampanyekan menolak politik uang untuk membendung serangan fajar.
Belasan pegiat Seni Muda Semarang menggelar aksi teatrikal menolak praktik bagi-bagi uang. Aksi yang berjalan di sepanjang Jalan Pahlawan dan Kawasan Simpang Lima itu cukup sukses mencuri perhatian masyarakat Kota Semarang, Jawa Tengah.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
Pegiat Seni Muda Kota Semarang beranggotakan belasan pemain teater dari berbagai kampus di Kota Semarang itu juga didukung sejumlah anggota Komunitas Denok Kota Semarang. Mereka menggelar happening art aksi teatrikal yang menggambarkan calon kepala daerah membagi-bagikan uang sebesar Rp 100.000 kepada beberapa warga. Upaya pria berjas membagi-bagi uang selalu mengalami kegagalan. Aksi politik uang itu langsung dicegah tiga orang bertelanjang dada yang membalur tubuhnya dengan cat warna merah, kuning, dan hijau.
Aksi semakin meriah dengan kehadiran delapan gadis cantik yang berjalan sembari membentangkan spanduk bertuliskan "Duit Dhemit Pangan Setan, Jangan Gadaikan Kota Semarang, Tolak Politik Uang." Beberapa pegiat seni juga membagikan bunga dan sticker bertuliskan "Tolak Uangnya Ungkap Pelakunya, Semarang Tolak Politik Uang."
Koordinator Aksi Agoes Ambarsari mengatakan, aksi ini berangkat dari keprihatian semakin besarnya potensi politik uang yang terjadi menjelang Pilwakot Semarang. "Untuk itu kami dengan menggelar aksi cara kami mengajak masyarakat menolak segala praktik money politic. Maka dari itu kita harus betul-betul mengawasi praktik itu. Kemudian juga harus berani melaporkan baik ke polisi maupun ke pihak Panawaslu Kota Semarang jika menemukannya,: terangnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang Henry Wahyono yang juga berkesempatan hadir menyatakan, politik uang tidak akan membawa keberhasilan. Bahkan cenderung merugikan calon.
"Ini berarti, calon yang menyebar uang sama saja melakukan gerakan percuma dan rugi luar dalam. Masyarakat perkotaan seperti Semarang sudah tinggi kesadaran politiknya. Bahkan abang becak dan pekerja kasar itu ngomongnya sudah fasih tentang Pilwakot," terangnya.
KPU mengapresiasi aksi dan kampanye Semarang Tolak Politik Uang yang dilaksanakan Pegiat Seni Muda Semarang itu. "Partisipasi komunitas anak muda dan masyarakat sangat penting dalam membantu suksesnya penyelenggaraan Pilwakot yang damai dan bersih. Teman-teman pegiat seni ini keren, terima kasih sudah ikut mengkampanyekan tolak politik uang," tegasnya.
"Masyarakatnya juga sudah sadar bahwa akan sangat memalukan jika menerima uang untuk memilih itu sama saja merendahkan martabat diri sendiri," terangnya.
(mdk/noe)