Wasekjen Golkar: Jika Setnov tetap jadi ketum, kerja keras kita harus ditingkatkan
Wasekjen Golkar: Jika Setnov tetap jadi ketum, kerja keras kita harus ditingkatkan. Sarmuji menyebut, sebenarnya jika Setnov tidak terjerat kasus atas bebas murni, langkah untuk mengembalikan citra baik dan gerak organisasi akan lebih mudah.
Wasekjen Partai Golkar M. Sarmuji mengakui gejolak di internal partai mereda setelah adanya putusan Hakim tunggal Cepi Iskandar memenangkan gugatan praperadilan Setya Novanto. Dengan kemenangan Setnov, Sarmuji mengklaim agenda rapat pleno penonaktifan dari kursi ketum bisa berubah.
Agenda rapat pleno sebelumnya yakni mendengarkan jawaban Setnov atas rekomendasi pengunduran diri dan penunjukkan Pelaksana Tugas (Plt) ketua umum. Rekomendasi itu keluar setelah adanya hasil kajian elektabilitas Golkar yang merosot karena Setnov tersangka.
"Pasca praperadilan sedikit mereda, tapi nanti tergantung peserta rapat pleno bagaimana menghitung keadaan," kata Sarmuji di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/10).
Sarmuji menyebut, sebenarnya jika Setnov tidak terjerat kasus atas bebas murni, langkah untuk mengembalikan citra baik dan gerak organisasi akan lebih mudah.
"Pertama dari sisi citra, kedua dari sisi gerak organisasi lebih cepat. Karena Pak Novanto kembali bisa memimpin kita. Kalau Pak Novanto bebas murni tidak tersangkut kasus lagi bisa rebound cepat," tegasnya.
Meski demikian, dia mengakui kasus Setnov mempengaruhi elektabilitas dan stabilitas Golkar. Akan tetapi, apabila seluruh kader menginginkan Setnov bertahan di posisi ketum, maka konsekuensinya harus meningkatkan kinerja untuk memperbaiki elektabilitas partai.
"Cuma kalau kita memutuskan beliau bertahan kita harus memiliki langkah yang kompensasi semua itu. Pak Novanto dengan segala masalahnya memimpin partai tentu kerja keras kita harus ditingkatkan," tukasnya.
Baca juga:
Khofifah di antara Demokrat dan Golkar
AMPG laporkan Doli dan Yorrys atas ucapan soal penyakit Setnov
Meski dukung Khofifah, Golkar tak tutup pintu untuk Gus Ipul
Dilema Golkar dalam Pilgub Jawa Barat
Setnov menang praperadilan, Nusron Wahid ingatkan jeritan rakyat
Tak kuasa lengserkan Setya Novanto
Nurdin Halid sebut pleno pergantian Setnov bisa saja tanpa persetujuan Sekjen Golkar
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.