10 Dampak Buruk Meneriaki Anak yang Perlu Dipahami Orangtua, Bisa Terbawa Hingga Dewasa
Meneriaki anak bisa menimbulkan sejumlah dampak buruk yang perlu diwaspadai teruta untuk kondisi mentalnya:
Mendidik anak adalah tugas yang penuh tantangan. Dalam tekanan kehidupan sehari-hari, orangtua sering kali kehilangan kesabaran dan memilih berteriak sebagai cara cepat untuk menyampaikan pesan atau melampiaskan frustrasi.
Meski terlihat efektif untuk menegaskan otoritas, kebiasaan ini memiliki dampak buruk yang mendalam pada anak, yang dapat terbawa hingga dewasa. Dilansir dari Mind.Family, berikut sepuluh dampak yang perlu dipahami oleh setiap orangtua.
-
Bagaimana Achmad Megantara merawat anaknya? Achmad Megantara kerap membagikan momen saat momong anaknya.
-
Mengapa memanjakan anak secara berlebihan berdampak buruk terhadap kemandirian mereka? Anak yang terlalu dimanjakan cenderung tumbuh menjadi individu yang kurang mandiri karena terbiasa bergantung pada orang tua atau orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka kesulitan melakukan tugas-tugas sederhana yang seharusnya bisa mereka lakukan sendiri, seperti merapikan mainan atau memakai baju.
-
Apa makna dibalik Hari Memeluk Anak? Momen ini digunakan untuk menunjukkan betapa pentingnya memberikan kasih sayang kepada anak.
-
Bagaimana cara menjaga keutuhan keluarga? Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keutuhan keluarga. Memberi perhatian kecil, saling menghormati keputusan satu sama lain dalam keluarga dan sebagainya. Lebih jauh, kata mutiara keluarga bisa membuatmu menyadari bahwa keluarga begitu bermakna.
-
Apa saja ciri kepribadian anak? Lima Ciri Kepribadian pada Anak Seperti temperamen, ciri kepribadian telah dijelaskan dengan berbagai cara oleh peneliti yang berbeda. Salah satu teori kepribadian yang terkemuka memusatkan perhatian pada lima ciri kepribadian utama berupa: Keteraturan (Conscientiousness) Seseorang yang cenderung tepat waktu, bertanggung jawab, dan bekerja menuju tujuan jangka panjang dengan sedikit pengawasan. Kebajikan (Agreeableness) Seseorang yang menyenangkan, bersosialisasi positif, membantu orang lain, dan berkolaborasi baik dalam situasi kelompok. Keterbukaan terhadap Pengalaman (Openness to Experience) Orang yang kreatif, fleksibel, penasaran, dan berani. Neurotisme (Neuroticism) Seseorang yang cenderung mengalami kondisi emosional negatif secara teratur. Ekstroversi (Extroversion) Seseorang yang mendapatkan energi dari interaksi sosial.
-
Apa yang keluarga ajarkan kepada anak? Salah satunya adalah mengajarkan anak bersosialisasi sehingga mereka dapat belajar untuk berinteraksi dengan orang lain dan membangun hubungan yang sehat.
1. Meningkatkan Distres Emosional
Berteriak pada anak dapat menimbulkan rasa takut, cemas, dan tidak aman. Anak-anak yang sering diteriaki cenderung merasa tidak dihargai, yang meruntuhkan kepercayaan diri mereka. Akibatnya, mereka kesulitan membangun hubungan emosional yang sehat saat dewasa.
2. Menghambat Keterampilan Komunikasi
Lingkungan rumah yang penuh teriakan menciptakan pola komunikasi yang negatif. Anak-anak menjadi ragu untuk menyampaikan perasaan mereka, sehingga sulit membangun hubungan terbuka dan jujur. Ketidakmampuan ini dapat terbawa ke hubungan dewasa, menyebabkan konflik yang tidak terselesaikan.
3. Mendorong Perilaku Agresif
Anak-anak belajar melalui observasi. Ketika mereka sering diteriaki, mereka dapat menganggap teriakan sebagai respons normal terhadap frustrasi. Hal ini mendorong mereka menjadi agresif, baik secara verbal maupun fisik, dalam menghadapi tantangan hidup.
4. Merusak Hubungan Orangtua-Anak
Berteriak melemahkan ikatan emosional antara orangtua dan anak. Anak merasa diabaikan atau tidak dihargai, yang dapat mengurangi kepercayaan mereka kepada orangtua. Akibatnya, hubungan menjadi renggang, dan anak mungkin menarik diri secara emosional.
5. Memperkuat Pola Asuh Negatif
Kebiasaan berteriak sering kali merupakan pola yang diwariskan. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan penuh teriakan cenderung mengulanginya saat mereka menjadi orangtua. Lingkaran ini sulit diputus tanpa upaya sadar untuk mengubah pola pengasuhan.
- 8 Dampak Buruk Terlalu Memanjakan Anak, Orang Tua Wajib Tahu
- Ketahui Dampak Pertengkaran Orangtua terhadap Mental Anak, Perlu Dihindari Sebisa Mungkin
- Perlu Dihindari Orangtua, Ketahui Dampak dari Membentak dan Meneriaki Anak
- Dampak Membiarkan Bayi Menangis Terlalu Lama, Bisa Pengaruhi Kesehatan Mentalnya
6. Menurunkan Kepatuhan Anak
Berlawanan dengan tujuan utama, berteriak justru membuat anak kurang patuh. Mereka mungkin sengaja mengabaikan perintah atau menjadi lebih memberontak karena merasa tertekan dan tidak dihargai.
7. Menghambat Regulasi Emosi
Anak-anak yang sering diteriaki sulit memahami dan mengelola emosi mereka. Mereka cenderung bereaksi secara impulsif atau menghindari konflik, yang menghalangi pengembangan keterampilan penyelesaian masalah yang sehat.
8. Memengaruhi Kesehatan Mental Anak
Berteriak terus-menerus dapat menyebabkan dampak jangka panjang seperti depresi, kecemasan, atau bahkan trauma. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan ini merasa tidak stabil secara emosional, yang memengaruhi kesejahteraan mental mereka hingga dewasa.
9. Menciptakan Lingkungan Rumah yang Tidak Sehat
Rumah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman. Namun, kebiasaan berteriak menciptakan atmosfer tegang yang memengaruhi seluruh anggota keluarga, merusak keharmonisan, dan meningkatkan stres.
10. Memupuk Rasa Bersalah pada Orangtua
Meneriaki anak sering kali meninggalkan rasa bersalah pada orangtua. Perasaan ini dapat memengaruhi kesehatan mental mereka sendiri, menciptakan siklus stres dan frustrasi yang terus berulang.
Menghentikan Kebiasaan Berteriak
Mengubah kebiasaan berteriak membutuhkan usaha dan kesadaran yang konsisten. Berikut langkah-langkah yang dapat membantu:
Refleksi Diri: Pahami apa yang memicu emosi Anda, dan pikirkan dampaknya pada anak.
Latih Regulasi Emosi: Gunakan teknik seperti pernapasan dalam atau ambil waktu sejenak sebelum merespons.
Komunikasi Positif: Gunakan nada tegas namun lembut untuk menyampaikan pesan Anda.
Berikan Penguatan Positif: Hargai perilaku baik anak dengan pujian atau penghargaan.
Berteriak mungkin terasa sebagai solusi instan, tetapi dampaknya jauh melampaui efek sesaat. Dengan menciptakan pola komunikasi yang penuh kasih dan saling menghormati, orangtua dapat mendukung perkembangan emosional anak yang sehat. Anak-anak membutuhkan lingkungan yang penuh pengertian, kesabaran, dan cinta tanpa syarat agar tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan bahagia.