10 Kondisi yang Bisa Buat Kita Terbatuk-batuk Setelah Makan
Usai makan, kita kerap terbatuk-batuk. Kondisi ini bisa terjadi pada seseorang akibat berbagai penyebab.
Usai makan, kita kerap terbatuk-batuk. Kondisi ini bisa terjadi pada seseorang akibat berbagai penyebab.
10 Kondisi yang Bisa Buat Kita Terbatuk-batuk Setelah Makan
Kondisi setelah makan yang terjadi pada diri kita bisa beragam. Beberapa orang bisa mengalami sakit perut, pusing, atau bahkan batuk-batuk setelah makan karena sejumlah kondisi.
Munculnya masalah ini tentu penting untuk menjadi perhatian. Batuk setelah makan bisa menjadi gejala yang mengganggu dan sering kali menimbulkan kekhawatiran.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan batuk setelah makan, mulai dari masalah sederhana seperti makanan yang salah jalan hingga kondisi medis yang lebih serius. Dilansir dari Verywell Health, berikut adalah sepuluh kondisi yang dapat menyebabkan kita batuk setelah makan, serta cara mengatasinya.
Asma
Asma adalah kondisi ketika saluran udara menyempit akibat pemicu seperti alergen, toksin, olahraga, virus, atau cuaca dingin. Orang dengan asma mungkin mengalami batuk yang terus-menerus, termasuk setelah makan. Gejala lain yang menyertai asma meliputi mengi, sesak di dada, dan kesulitan bernapas.
Alergi Makanan
Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam makanan tertentu. Gejalanya bisa bervariasi dari ringan hingga parah.
Dalam kasus yang parah, dapat terjadi anafilaksis yang mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. Gejala alergi makanan meliputi mata berair, postnasal drip, pembengkakan tenggorokan, dan tenggorokan yang gatal, yang semuanya dapat memicu batuk. Makanan yang paling sering menyebabkan alergi termasuk susu, telur, ikan, kerang, kacang pohon, kacang tanah, gandum, dan kedelai.
Refluks Asam Ringan
Refluks asam ringan adalah kondisi umum yang dapat terjadi pada banyak orang. Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, bisa memicu refleks batuk. Asam lambung yang naik ini bisa mengiritasi tenggorokan, menyebabkan batuk, terutama setelah makan. Beberapa orang menemukan bahwa makanan tertentu memicu refluks asam.
Produksi Lendir Berlebih
Beberapa orang mengalami produksi lendir berlebihan setelah mengonsumsi produk susu seperti susu, yogurt, atau es krim. Meskipun bukti yang mendukung hal ini terbatas, ada baiknya mencoba menghindari produk susu atau beralih ke versi non-susu jika Anda merasa batuk setelah mengonsumsinya.
GERD
GERD adalah kondisi kronis ketika asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan peradangan. Gejala GERD termasuk regurgitasi, heartburn, batuk, kesulitan menelan, nyeri di dada atau perut, suara serak, muntah, bau mulut, dan mengi.
Penelitian menunjukkan bahwa batuk setelah makan bisa menjadi prediktor GERD. Refluks yang meningkat setelah makan dapat menyebabkan makanan dan asam lambung naik ke tenggorokan, menyebabkan batuk.
Refluks Laringofaringeal
Refluks laringofaringeal terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, masuk ke tenggorokan dan kotak suara. Kondisi ini dapat memicu batuk setelah makan, terutama setelah mengonsumsi makanan pemicu seperti kopi, alkohol, dan makanan pedas.
Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Infeksi saluran pernapasan atas melibatkan hidung, sinus, faring, laring, dan saluran udara besar, dan sering dikaitkan dengan batuk. Kongesti dan postnasal drip yang terjadi dapat menyebabkan batuk yang terus-menerus. Makan selama masa ini bisa sulit karena dapat meningkatkan kongesti di tenggorokan, menyebabkan batuk.
Aspirasi Pneumonia
Kadang-kadang, sejumlah kecil makanan dapat masuk ke saluran pernapasan, menyebabkan batuk atau tersedak untuk mengeluarkannya.
Jika hal ini sering terjadi karena disfagia (kesulitan menelan), diet khusus mungkin diperlukan. Aspirasi pneumonia adalah kondisi serius yang terjadi ketika makanan, cairan, atau zat lain menyebabkan peradangan di paru-paru, dengan salah satu gejalanya adalah batuk.
Disfagia
Disfagia adalah kesulitan menelan yang dapat mengubah cara makanan bergerak melalui saluran pencernaan bagian atas. Ketika disfagia mengganggu kemampuan seseorang untuk memindahkan makanan dari mulut ke tenggorokan, hal ini dapat menyebabkan aspirasi dan tersedak, yang mengakibatkan batuk. Disfagia dapat berbahaya, terutama bagi orang tua dan anak-anak dengan kondisi neurologis lainnya.
Postnasal Drip
Postnasal drip adalah gejala alergi lingkungan seperti alergi serbuk sari atau debu. Postnasal drip yang tidak diobati dapat menyebabkan batuk. Dengan postnasal drip, lendir berlebih menumpuk di bagian belakang tenggorokan, menyebabkan kebutuhan untuk membersihkan tenggorokan.
Batuk sesekali setelah makan mungkin tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika Anda sering batuk setelah makan, sebaiknya konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan. Terutama jika Anda memiliki kondisi medis seperti GERD yang tidak terkendali, disfagia, atau pneumonia aspirasi, pemeriksaan medis diperlukan untuk mendapatkan rencana perawatan yang tepat.