5 Hal yang harus diperhatikan jika ingin olahraga di bulan Ramadan
Jangan sampai mengabaikan kondisi tubuh kita , lho.
Jika Anda adalah salah satu orang yang tak bisa lepas dari olahraga, datangnya bulan suci Ramadan tentu membuat Anda bingung. Hal ini dikarenakan berolahraga saat puasa tentu menguras energi dan beresiko mengurangi kekuatan kita berpuasa. Sedangkan di luar waktu puasa, agak sulit melakukan olahraga karena ada kegiatan ibadah maupun kegiatan lain.
Meski demikian, Anda yang pantang menyerah untuk tetap ingin 'memelihara' kesehatan tubuh dengan berolahraga, tentu tak melihat puasa sebagai halangan. Namun jangan sampai mengabaikan kondisi tubuh kita , lho. Pasalnya tubuh kita juga memiliki batas toleransi.
-
Bagaimana cara mengatur intensitas olahraga saat berpuasa Ramadan? "Tubuh kita perlu beradaptasi dengan kondisi saat berpuasa. Jadi, mungkin kita perlu mengurangi intensitas untuk menghindari kelelahan dan dehidrasi yang berlebihan," jelas Reza.
-
Apa saja jenis latihan yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan Ramadan? Latihan dengan dampak rendah, seperti berjalan, yoga, peregangan, dan renang, dapat mencegah Anda terlalu berlebihan.
-
Apa yang menjadi fokus utama dalam mengatur olahraga selama bulan Ramadan? Dalam melakukan olahraga di bulan Ramadan, penting untuk mengatur waktu dan intensitas yang tepat saat melakukannya.
-
Apa yang sedang tren di bulan Ramadhan? Pantun adalah bentuk puisi lama yang sangat populer. Dalam rangka datangnya bulan suci Ramadhan, pantun adalah salah cara untuk menyambut bulan puasa tersebut.
-
Bagaimana cara mempersiapkan mental dan fisik untuk Ramadan? Menyusun jadwal tidur dan makan yang sehat, serta meningkatkan kebugaran fisik agar dapat menjalani ibadah dengan baik selama bulan Ramadan yang penuh aktivitas.
-
Bagaimana puasa Syaban bisa menjadi latihan sebelum memasuki Ramadan? Puasa di bulan Syaban memiliki hikmah dan manfaat sebagai latihan sebelum memasuki Ramadan. Puasa di bulan Syaban dapat memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual dalam menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh saat Ramadan. Dengan melaksanakan puasa di bulan Syaban, seseorang dapat meningkatkan ketabahan dan kesabaran dalam menahan lapar dan dahaga, serta meningkatkan ketaqwaan kepada Allah.
Berbagai hal seperti adaptasi ritme makan, kemampuan fokus, serta kekuatan tubuh tentu berkurang untuk menunjang kegiatan Anda berolahraga. Namun jangan khawatir, olahraga tetap bisa dilakukan asal Anda memperhatikan beberapa hal penting berikut ini. Dilansir dari Buzzfeed dengan banyak mengutip dari pakar gizi dan olahraga, berikut uraiannya.
Waktu berolahraga di kala puasa tergantung dari energi dan jadwal yang Anda miliki
Ketika berpuasa, Anda tak harus berolahraga di waktu siang hari. Hal ini dikarenakan tubuh sudah sangat jauh dari terakhir kali makan, dan masih butuh beberapa jam untuk bertahan hingga waktu buka puasa tiba. Jika Anda tetap berolahraga di siang hari, dehidrasi dan cidera akan jadi resiko utama. Selain itu, olahraga yang dilakukan juga tidak maksimal dan tak berpengaruh bagi tubuh.
Waktu paling tepat untuk berolahraga saat puasa kira-kira ada 4 waktu efektif.
1. Tepat sebelum berbuka puasa, sehingga kudapan pasca olahraga dan takjil bisa jadi sebuah kudapan yang sama. Terlebih lagi kurma adalah kudapan pasca olahraga dan takjil yang baik bagi tubuh.
2. Anda juga bisa berolahraga pasca berbuka puasa, sehingga energi yang didapat melalui menu buka masih bisa membuat Anda bisa melakukan porsi olahraga dengan efektif.
3. Anda juga bisa berolahraga setelah makan malam. Setelah sholat Tarawih, setelah Anda menikmati hidangan makan malam Anda, olahraga bisa dilakukan dengan tubuh yang penuh energi.
4. Bahkan Anda bisa melakukannya sebelum sahur, sehingga makan sahur Anda jadi 'reward' setelah lelah berolahraga.
Pilih waktu yang cocok dan nyaman untuk Anda. Olahraga ini akan efektif jika Anda melakukannya dengan nyaman.
Jangan rencanakan olahraga di 7 hingga 10 hari awal puasa
Di minggu pertama hingga 10 hari pertama puasa, tubuh Anda belum seefisien itu untuk menggunakan sekedar makan sahur untuk jadi energi. Tubuh Anda masih terbiasa untuk makan sepanjang hari. Oleh karena itu jika Anda terbiasa makan siang di jam 12 siang, pada jam 11 tubuh Anda sudah merilis hormon untuk membuat Anda merasa lapar. Bersamaan dengan rilisnya hormon ini, tubuh, terutama saluran pencernaan akan bersiap untuk terisi makanan. Hal inilah yang tak akan terjadi ketika puasa. Tubuh akan benar-benar mengandalkan energi yang tersimpan ketika sahur saja.
Sehingga dalam waktu tujuh hingga sepuluh hari, kita akan terus-terusan merasa lapar, lelah dan tak bisa fokus. Hal ini pun tak bisa dilawan. Jadi, olahraga bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan di saat-saat seperti ini.
Ketimbang berolahraga, gunakan seminggu pertama untuk membuat tubuh beradaptasi dengan ritme makan baru ketika puasa.
Prioritas bisa berubah, jadi lakukan olahraga hanya untuk 'gugurkan kewajiban'
Sebagai Muslim, tentu fokus kita di bulan suci Ramadan adalah untuk beribadah lebih dari biasanya bukan? Dengan situasi seperti ini, prioritas juga tentu bisa berubah. Dengan sedikit mengurangi olahraga yang biasa kita lakukan untuk kesehatan, tak akan berpengaruh banyak selama porsi makan kita di bulan puasa ini juga kita atur. Kita bisa kembali beraktivitas olahraga lagi seperti biasa.
Jadi, seperti yang telah dibahas di halaman sebelumnya, lakukan porsi-porsi olahraga yang sesuai dengan kondisi dan kenyamanan tubuhmu. Hal ini memang akan membuat porsi olahraga Anda jadi lebih ringan, namun sama sekali bukan masalah. Kita hanya 'gugurkan kewajiban' untuk tetap berolahraga. Kita tak berfokus untuk sebuah tujuan seperti weight loss ataupun muscle building.
Menurut pakar, olahraga cardio dengan intensitas rendah atau sedang saja sudah cukup dan merupakan pilihan yang tepat dilakukan di bulan suci Ramadan.
Coba berfokus pada 'skill' yang Anda miliki, namun jangan lakukan olahraga yang butuh banyak fokus
Jika Anda merasa ada yang hilang dalam hidup jika tak berolahraga, meski Anda tahu puasa cukup menyita energi, coba berfokus pada kemampuan spesial yang Anda miliki. Misalnya Anda menguasai beberapa pose sulit dalam Yoga, coba praktikkan hal tersebut, tanpa harus fokus ke olahraga berat lain. Misalnya Anda jago 'juggling' bola, lakukan itu saja ketimbang bermain di pertandingan futsal yang melelahkan.
Namun Jika kemampuan spesial itu membutuhkan fokus yang tinggi, tentu Anda harus menghindarinya. Misalnya beberapa gerakan senam atletik atau olahraga ekstrem seperti skateboard atau parkour. Ketika berpuasa, tubuh Anda masih beradaptasi dengan jadwal makan yang baru. Begitu pula dengan kekuatan otak. Jadi fokus Anda akan sedikit mengendur di awal bulan Ramadan ini.
Jangan lanjut berolahraga ketika kepala pening, terutama ketika tidak sahur
Berasa pening atau pusing, jelas sebuah sinyal dari tubuh bahwa Anda terlalu 'keras' dalam berolahraga, padahal energi sedang terbatas. Anda disarankan untuk berhenti berolahraga, atau mengambil porsi lebih ringan.
Untuk berolahraga tentu butuh energi dengan jumlah besar, dan kendala akan terjadi jika energi tersebut tidak mencukupi. Oleh karena itu sangat tidak disarankan untuk berolahraga ketika Anda tidak sahur. Mengingat sahur adalah satu-satunya sumber tenaga untuk kita selama seharian, jangan sampai tubuh Anda tak diisi dengan tenaga lalu Anda justru berolahraga. Selain tak baik dan membuat olahraga tak efektif, hal ini membuat Anda 'balas dendam' waktu berbuka karena Anda kelaparan parah ketika berolahraga.