6 Mitos kesehatan seputar telur yang salah kaprah
6 Mitos kesehatan seputar telur yang salah kaprah. Walaupun mengandung kolesterol, telur punya fosfatida sebagai penyeimbang. Telur juga tidak bikin gemuk, justru membantu penurunan berat badan. Kuningnya kaya akan nutrisi, dan kualitasnya tidak bisa ditentukan dari warna kulitnya.
Telur ayam. Bahan makanan yang satu ini disebut memiliki nutrisi lengkap untuk tubuh, tetapi tak jarang pula dituding membahayakan kesehatan. Terutama bagi mereka yang bermasalah dengan kolesterol dan berat badan.
Tak mengherankan jika berbagai mitos mengenai nilai kesehatan telur ayam beredar di masyarakat. Padahal tak semuanya didukung dengan data-data akurat. Masalahnya mitos-mitos ini sudah terlanjur dipercaya masyarakat, sehingga tak sedikit yang memberikan label 'tak sehat' atau 'berbahaya' bagi si telur ayam.
-
Kapan telur ayam itu ditemukan? Telur ayam ini ditemukan di Aylesbury, Buckinghamshire, Inggris. Wilayah ini pernah dikuasai oleh Romawi ribuan tahun lalu.
-
Kapan TH mencuri ayam? Di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, seorang pemuda berinisial TH (22) mencuri seekor ayam saat malam hari.
-
Apa manfaat ceker ayam? Tidak hanya lezat, ceker juga memiliki manfaat kesehatan. Berdasarkan informasi dari Healthline, kandungan kolagen dalam ceker sangat baik untuk kesehatan kulit, tulang, sendi, dan jantung.
-
Bagaimana cara membedakan telur ayam dan telur bebek? Telur bebek biasanya lebih besar daripada telur ayam. Telur ayam yang besar beratnya sekitar 50 gram, sedangkan telur bebek beratnya sekitar 70 gram.
-
Bagaimana cara membuat tumisan ayam untuk mie ayam? 3. Kemudian panaskan minyak, tumis bawang merah, bawang putih, jahe dan bunga lawang. Masukkan daging ayam, aduk sampai berubah warna. Selanjutnya: 4. Tambahkan air, kecap manis, kecap asin, merica bubuk, dan garam. Aduk dan masak sampai tumisan matang, lalu angkat.
-
Bagaimana cara merebus ceker ayam agar empuk? Dalam memasak ceker, terapkan teknik 5-30-7, yakni ceker direbus dengan panci tertutup selama tiga puluh menit. Proses ini memanfaatkan air mendidih untuk memasak ceker, walaupun setelahnya kompor dimatikan.
Agar tak salah kaprah, mari kita kupas satu per satu mitos seputar telur ayam yang ternyata tidak benar tersebut.
Mitos: Konsumsi telur setiap hari bisa menyebabkan penyakit kolesterol
Fakta: Kuning telur berukuran sedang memang mengandung 185-215 mg kolesterol. Jika level kolesterol jahat (LDL) Anda lebih dari 100 mg atau Anda didiagnosis dengan penyakit jantung, konsumsi makanan berkolesterol yang dianjurkan tidak lebih dari 200 mg. Dua butir telur yang direbus atau dikukus tidak akan berbahaya untuk Anda.
Selain itu, kolesterol di dalam telur juga diimbangi dengan kandungan fosfatida. Fosfatida bertugas menghambat produksi kolesterol di dalam tubuh.
Asam lemak Omega 3 yang ada di dalam telur juga akan membantu mengurangi kadar trigliserida, sehingga menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Mitos: Telur bikin gemuk
Fakta: Kombinasi diet rendah kalori dengan sarapan telur akan membantu Anda menurunkan berat badan dengan cepat.
Sarapan telur bisa mencegah seseorang makan berlebihan. Telur merupakan opsi makan pagi yang lebih baik daripada karbohidrat, karena mampu menstabilkan level gula darah sampai makan siang. Juga dapat membuat kita merasa kenyang lebih lama.
Proses pengolahan dengan minyak goreng dan pemanasan terlalu lamalah yang menjadikan telur kurang sehat untuk tubuh.
Mitos: Telur yang berwarna putih lebih bagus daripada yang coklat
Fakta: Sebenarnya warna kulit telur sama sekali tak berhubungan dengan nutrisi yang di kandungnya. Kualitas telur lebih dipengaruhi kesehatan si ayam dan makanan yang dikonsumsinya.
Bagian kuning telur menunjukkan kesehatan ayam yang memproduksinya lebih baik daripada warna kulit telur. Warna oranye menandakan ayam mendapat asupan nutrisi dan sinar matahari yang cukup.
Mitos: Kuning telur berbahaya bagi kesehatan
Fakta: Sekali lagi, kuning telur memang mengandung kolesterol cukup tinggi. Tetapi jumlah tersebut juga diimbangi fosfatida yang bertugas menghambat kolesterol.
Selain itu, konsumsi telur utuh akan memberikan manfaat bagi kesehatan otak, tulang, kulit, rambut, mata, jantung, dan kesuburan. Semua itu karena kandungan kolin, vitamin B9 (asam folat), vitamin D, asam lemak Omega 3, lutein, dan fosfolipid.
Mitos: Telur setengah matang bisa bikin keracunan
Fakta: Menurut The Food Safety and Hygiene (England) Regulations, risiko keracunan akibat telur rebus setengah matang sangat rendah. Selama telur disimpan pada suhu kurang dari 20 derajat Celcius dalam waktu kurang dari 2 minggu, ia tetap aman dikonsumsi.
Selain itu, pastikan tidak terjadi kontaminasi silang dari bahan lain dan tidak menyimpan telur rebus lebih dari 2 hari. Inilah yang menjadi biang masalah.
Mitos: Telur bikin kulit bermasalah
Fakta: Jika Anda memiliki alergi terhadap bahan makanan dari unggas, telur bisa mendatangkan masalah berupa jerawat atau bisul. Bagi Anda yang tidak memiliki masalah dengannya, telur justru bisa menjadikan kulit cantik.
Kandungan biotin, vitamin B12, dan protein bergizi yang dapat dicerna dalam telur akan berkontribusi pada penguatan rambut dan kulit. Fosfolipid yang terkandung dalam telur akan meningkatkan eliminasi racun di hati.
Â
Demikian mitos salah kaprah tentang telur ayam yang sebaiknya tidak Anda percayai lagi. Kunci agar Anda mendapatkan hanya manfaat dari telur ayam cuma satu, konsumsi dalam jumlah sewajarnya saja. Dengan begitu Anda akan terhindar dari risiko-risiko kesehatan yang mungkin menyertainya.
Sumber: Boldsky, Runner's World
(mdk/tsr)