8 Mitos kemoterapi yang terpatahkan
Sebelum mempercayainya, pelajari dulu mitos kemoterapi berikut ini
Kemoterapi adalah salah satu pengobatan medis yang banyak disarankan bagi para penderita kanker. Proses kemoterapi biasanya berlangsung antara 4-6 bulan.
Bagi kebanyakan orang kata kemoterapi terdengar begitu menakutkan. Mereka langsung berpikir kemoterapi akan rambut rontok dan mual, yang merupakan efek samping dari kemoterapi. Selain hal tersebut, berikut adalah mitos tentang kemoterapi yang beredar selama ini.
Mitos: Jika dokter menyarankan kemoterapi maka itu berarti penyakit Anda sangat parah
Berbeda dengan pengobatan medis dulu, saat ini dokter menyarankan kemoterapi bagi pasien kanker dengan alasan kuratif dan berarti bahwa sakit yang Anda derita tidak terlalu parah.
Mitos: Kemoterapi sangat menyakitkan
Faktanya efek samping dari kemoterapilah yang menyakitnya sementara prosesnya sendiri tidak menyakitkan.
Mitos: Anda harus menghabiskan banyak waktu di rumah sakit selama masa kemoterapi
Kemoterapi bisa terjadi dengan durasi sekali dalam tiga minggu atau sekali dalam seminggu dan juga tidak terlalu memakan banyak waktu. Maka Anda pun tidak harus tinggal di rumah sakit dengan waktu yang lama saat menjalankan kemoterapi.
Mitos: Anda akan mengalami mual setelah kemoterapi
Setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda terhadap efek samping dari kemoterapi. Ada orang yang mual dengn sangat parah dan ada pula yang mengalami mual ringan.
Mitos: Jika Anda tidak mengalami kesakitan saat kemoterapi, maka kemoterapi tidak berjalan dengan baik
Sekali lagi hal ini bergantung pada tingkat toleransi yang berbeda-beda pada setiap orang.
Mitos: Anda akan mengalami kerontokan saat kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan yang dapat menyebabkan rambut rontok. Namun hal ini tidak berarti bahwa setelah sesi pertama kemoterapi, rambut Anda akan rontok dengan drastis. Kerontokan rambut akan terjadi secara bertah dan rambut Anda akan tumbuh kembali setelah sesi kemoterapi Anda berakhir.
Mitos: Kemoterapi akan mempengaruhi kekebalan tubuh Anda
Seperti dilansir dari idiva.com, kemoterapi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker. Namun ternyata proses ini juga akan ikut serta menghancurkan sel-sel darah putih Anda yang akan berpengaruh terhadap kekebalan tubuh. Namun leukosit atau sel darah putih ini akan kembali stabil setelah sesi kemoterapi Anda berakhir.
Mitos: Kemoterapi akan membuat Anda susah mendapatkan keturunan
Walaupun kemoterapi tidak dianjurkan bagi ibu hamil, namun nyatanya Anda masih bisa mendapatkan keturunan setelah sesi kemoterapi selesai.
Begitu banyak mitos tentang kemoterapi yang beredar di masyarakat. Hal ini akan mengaburkan fakta tentang kemoterapi yang sebenarnya. Oleh karena itu ada baiknya sebelum mempercayai mitos-mitos tersebut, Anda mempelajarinya terlebih dahulu.