Alami Obesitas Bisa Buat Ketajaman Indera Penciuman Seseorang Turun
Obesitas atau kegemukan telah menjadi biang kerok bagi munculnya sejumlah masalah kesehatan. Dilansir dari Medical News Today, sebuah penelitian terbaru menyebut bahwa obesitas kemungkinan juga dapat menurunkan ketajaman indera penciuman seseorang.
Obesitas atau kegemukan telah menjadi biang kerok bagi munculnya sejumlah masalah kesehatan. Dilansir dari Medical News Today, sebuah penelitian terbaru menyebut bahwa obesitas kemungkinan juga dapat menurunkan ketajaman indera penciuman seseorang.
Sebelumnya, hubungan antara berat badan dengan indera penciuman ini merupakan hal yang masih belum diketahui dan belum diteliti. Namun penemuan dari University of Otago di Selandia Baru menemukan hubungan mengejutkan antara obesitas dengan kemampuan penciuman seseorang.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas akibat makanan? Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan yang seimbang, mengurangi porsi makan, dan memilih makanan yang kaya serat, protein, dan vitamin.
-
Apa saja komplikasi kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Orang dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi serius. Komplikasi obesitas tersebut antara lain adalah: Komplikasi 1. Penyakit jantung dan stroke. Obesitas membuat Anda lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol abnormal, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke. 2. Diabetes tipe 2. Obesitas dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Hal ini meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes. 3. Kanker. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium, payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal dan prostat. 4. Masalah pencernaan. Obesitas meningkatkan kemungkinan berkembangnya mulas, penyakit kandung empedu dan masalah hati. 5. Apnea tidur. Orang dengan obesitas lebih cenderung mengalami sleep apnea, gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan dimulai saat tidur. 6. Osteoarthritis. Obesitas meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban, selain meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan komplikasi seperti osteoarthritis.
-
Apa perbedaan utama antara overweight dan obesitas? Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang penting. Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
-
Siapa yang harus berhati-hati dengan risiko obesitas? Firlianita memberikan peringatan khusus kepada mereka yang sudah masuk kategori kelebihan berat badan, terutama jika terukur melalui Indeks Massa Tubuh (IMT) antara 23-25.
-
Apa saja masalah pencernaan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Obesitas juga dapat memicu berbagai masalah pencernaan, salah satunya adalah refluks asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Tekanan berlebih pada perut akibat lemak yang menumpuk dapat mendorong asam lambung naik ke esofagus, menyebabkan rasa terbakar di dada dan tenggorokan.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas pada bayi? ASI membantu mengatur nafsu makan, metabolisme, dan pertumbuhan bayi serta melindungi mereka dari infeksi dan alergi. Memberikan ASI Eksklusif Pemberian MPASI yang Seimbang MPASI yang sesuai dapat memenuhi gizi dan energi yang dibutuhkan bayi serta membentuk pola makan sehat. Hindari Makanan Tinggi Kalori Hindari makanan atau minuman yang tinggi kalori, gula, lemak, atau garam untuk mencegah kelebihan berat badan. Stimulasi Aktivitas Fisik Mendorong bayi untuk aktif bergerak dan bermain sesuai dengan usia mereka untuk mengembangkan motorik dan kesehatan secara keseluruhan.
Peneliti mengumpulkan sejumlah hasil penelitian dari berbagai bidang terkait hubungan antara berat badan dan kemampuan penciuman. Mereka juga mengumpulkan informasi dari sekitar 1.500 orang dari berbagai penelitian klinis dan empiris di seluruh dunia.
"Setelah mengumpulkan sejumlah bukti, kami menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara berat bada seseorang dengan kemampuan penciuman. Semakin baik seseorang dapat mencium, semakin besar kemungkinan orang tersebut berbadan kursus, dan sebaliknya," jelas dr. Mei Peng, peneliti utama di riset tersebut dari Departemen Ilmu Pengetahuan Makanan, University of Otago.
Dr. Peng menyebut bahwa penciuman memiliki peran yang penting terhadap perilaku makanan karena mempengaruhi cara kita mengenali dan membedakan berbagai rasa. Buruknya indera penciuman mungkin muncul sebagai hasil dari pilihan makanan yang tak sehat dan dapat meningkatkan risiko obesitas.
Berdasar hasil riset tersebut, peneliiti membuat hipotesis bahwa obesitas menghambat metabolisme seseorang. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan jalur komunikasi antara otak dengan usus.
Untuk menyambungkan kembali saluran antara otak dan usus, peneliti mempertimbangkan coba melihat apakah dapat dilakukan dengan perawatan operasi obesitas. Mereka coba mempelajari cara operasi pengangkatan perut dan bypass gastrik.
Berdasar percobaan tersebut, diketahui bahwa operasi pengangkatan perut dapat meningkatkan kembali kemampuan mencium seseorang. Sedangkan metode yang lain tidak memiliki efek serupa.
Dr. Peng berharap bahwa hasil temuan ini dapat meningkatkan kewaspadaan mengenai hubungan antara perilaku makan dan indera manusia. Buruknya penciuman ini menambah daftar panjang akibat negatif dari obesitas.
Baca juga:
Upil Menggunung di Dalam Hidung, Ini Beberapa Penyebabnya
Awas! Kebiasaan Buang Ingus dengan Keras Bisa Berbahaya buat Hidung
7 Kemungkinan penyebab hidungmu tiba-tiba tidak berfungsi
7 Gangguan kesehatan yang mengintai jika sering mimisan berkelanjutan
15 Fakta menarik hidung, tak cuma jadi indera penciuman saja [Part 2]
15 Fakta menarik hidung, tak cuma jadi indera penciuman saja [Part 1]