Awas, Kurang Tidur Dapat Menyebabkan Diabetes
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Awas, Kurang Tidur Dapat Menyebabkan Diabetes
Penelitian yang dirilis di JAMA Network Open menambah bukti yang mendukung pentingnya tidur yang memadai dalam mencegah terjadinya diabetes tipe 2.
Penjelasan mengenai hubungan aktivitas kurang tidur dengan diabetes tipe 2 pada artikel ini dikutip dari health.com (26/03).
Diabetes tipe 2 adalah kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon insulin atau tidak memanfaatkannya dengan efektif.
Insulin berperan dalam mengalirkan gula darah ke dalam sel-sel tubuh untuk diubah menjadi energi.
Kekurangan insulin dapat mengakibatkan peningkatan kadar gula darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
-
Kenapa kurang tidur bisa meningkatkan risiko diabetes? Meskipun hingga kini para peneliti belum bisa mengatakan dengan pasti bahwa kebiasaan kurang tidur menyebabkan diabetes tipe 2, namun studi baru-baru ini telah menunjukkan lebih banyak bukti bahwa kurang tidur berhubungan dengan komplikasi kesehatan yang serius.
-
Bagaimana kurang tidur bisa membuat seseorang berisiko terkena diabetes? Hasilnya, para peneliti tidak menemukan hubungan antara pola makan sehat dengan penurunan risiko diabetes tipe 2 pada partisipan yang tidur kurang dari enam jam setiap hari.
-
Bagaimana diabetes bisa memengaruhi pola tidur dan menyebabkan rasa kantuk? Baik hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) maupun hipoglikemia (kadar gula darah rendah) dapat mengganggu tidur malam, yang mengakibatkan kelelahan pada hari berikutnya.
-
Kenapa tidur terlalu lama bisa meningkatkan risiko diabetes? Efeknya terlihat pada gangguan metabolisme dan hormon, seperti insulin, yang dapat mempengaruhi kontrol gula darah.
-
Bagaimana cara mengurangi risiko diabetes tipe 2 dengan tidur? “Temuan ini signifikan, karena menunjukkan bahwa mengurangi paparan cahaya pada malam hari dalam masyarakat yang selalu terang bisa menjadi strategi efektif untuk menurunkan prevalensi diabetes tipe 2,” kata Christian Benedict, PhD, profesor asosiasi ilmu saraf di Uppsala University, Swedia, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
-
Kapan penelitian tentang hubungan kurang tidur dan diabetes dilakukan? Sebuah penelitian dilakukan dengan melibatkan 247.000 orang yang dikumpulkan antara tahun 2006 dan 2010 untuk UK Biobank, sebuah database biomedis yang cukup luas.
Diabetes Tipe 2
"Penelitian sebelumnya, termasuk penelitian kohort dan penelitian eksperimental menunjukkan bahwa kebiasaan tidur yang pendek secara berulang terkait dengan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2," ungkap Diana Aline Nôga, PhD, seorang pakar saraf dari Universitas Uppsala di Swedia, kepada Kesehatan.
Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa hubungan antara kurang tidur dan diabetes tipe 2 tetap ada, bahkan pada individu yang mengonsumsi makanan bergizi.
Temuan Penelitian
Perhatian terhadap pentingnya istirahat sering kali tidak mencapai tingkat yang diharapkan, tetapi pandangan ini berubah seiring dengan penelitian terbaru, menurut Jing Wang, MD, yang menjabat sebagai direktur klinis di Mount Sinai Integrative Sleep Center dan juga sebagai seorang profesor di bidang kedokteran spesialisasi perawatan paru-paru dan pengobatan tidur di Fakultas Kedokteran Icahn, Mount Sinai."Menurut saya, kesadaran masyarakat dan ilmiah tentang pentingnya istirahat telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir," ujar Jiang Wang, MD.
Data ini diperoleh dari informasi 247.000 individu yang dikumpulkan antara tahun 2006 dan 2010 dari UK Biobank, suatu pangkalan data biomedis yang luas.
Tim mengelompokkan peserta ke dalam beberapa kategori berdasarkan lamanya tidur setiap harinya, yaitu tujuh hingga delapan jam, enam jam, lima jam, atau tiga hingga empat jam.
Hubungan Antara Kurang Tidur dan Diabetes Tipe 2
Peneliti juga mengevaluasi pola makan peserta dan memberikan nilai pada skala dari nol (paling tidak sehat) hingga lima (paling sehat).
Peneliti memantau peserta selama rata-rata 12,5 tahun untuk meneliti korelasi antara kualitas tidur yang buruk, pola makan, dan munculnya diabetes tipe 2.
Kelompok peneliti tidak menemukan keterkaitan antara pola makan yang sehat dan penurunan risiko diabetes tipe 2 pada peserta yang tidur kurang dari enam jam setiap harinya.
Para pakar menyatakan bahwa studi ini menegaskan pentingnya menjaga kesehatan bukan hanya dari segi pola makan dan olahraga.
Dia menyatakan bahwa membuat klaim langsung seperti itu merupakan suatu tantangan, mengingat keterbatasan penelitian yang ada saat ini.
Berapa Lama Waktu Tidur yang Seharusnya Didapat?
Masalah kualitas tidur tidak hanya terkait dengan diabetes tipe 2, tetapi juga dengan sejumlah kondisi lainnya.
Menurut Foldvary-Schaefer, tidur yang kurang berkualitas dapat mengganggu fungsi tubuh pada siang hari, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan prestasi akademis, konflik di tempat kerja, dan bahkan kesalahan.
Ternyata, hanya sekitar 1 hingga 2% populasi yang secara genetik memerlukan waktu tidur yang lebih sedikit.
Orang dewasa biasanya diharapkan memiliki tujuh hingga sembilan jam setiap hari, meskipun jumlah ini dapat bervariasi tergantung pada situasi khusus yang dialami oleh individu.