Bahaya Penularan Antraks dari Konsumsi Bangkai Hewan Terinfeksi
Antraks bisa menular melalui konsumsi daging atau susu sapi yang terinfeksi.
Bahaya Penularan Antraks dari Konsumsi Bangkai Hewan Terinfeksi
Sebanyak 93 orang positif dengan 3 orang meninggal dunia akibat kasus antraks di Gunungkidul, Yogyakarta. Terjadinya infeksi antraks ini disebut terjadi akibat konsumsi daging yang terinfeksi penyakit tersebut.
Sejak tanggal 18 hingga 26 Mei 2023 terjadi kematian mendadak pada sejumlah hewan ternak berupa sapi dan kambing milik warga Dukuh Jati, Gunungkidul. Hewan ternak yang mati itu lalu dipotong dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi.
Benarkah konsumsi hewan terinfeksi Antraks bisa menularkan penyakit ini?
Berdasar Pedoman Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular (PHM) Seri Penyakit Anthrax dari Kementerian Pertanian diketahui bagaimana penularan penyakit ini. Selain itu dalam panduan tersebut juga dibahas mengenai risiko yang muncul dari konsumsi hewan terinfeksi penyakit tersebut.
- Bahaya Kesehatan dari Konsumsi Sejumlah Hewan Ekstrem Seperti Ular dan Biawak
- 15 Bahan yang Bikin ASI Deras, Mudah Didapat dan Harganya Terjangkau
- Marak Warga Pacitan Terinfeksi Antraks, Dinkes Minta Masyarakat Waspada Cara Penularan
- Bisa Masuk Tubuh Manusia Melalui 4 Cara, Ketahui Gejala Terinfeksi Antraks
Bakteri Bacillus anthracis adalah bakteri Gram positif yang dapat membentuk spora ketika terpapar oksigen yang cukup. Spora ini terletak di dalam sel bakteri. Ketika ada jaringan tubuh yang terbuka atau pada bangkai hewan, bakteri akan aktif dan berkembang biak. Namun, jika tidak ada oksigen yang cukup, bakteri akan berada dalam bentuk tidak aktif yang tidak membentuk spora. Penyakit antraks bisa terjadi secara tiba-tiba dan akut, menyerang berbagai jenis hewan dan manusia. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak dengan tanah yang mengandung spora antraks, melalui luka pada kulit, inhalasi, atau melalui makanan/minuman yang terkontaminasi. Masa inkubasi penyakit ini bervariasi, namun umumnya berkisar antara 1-3 hari, dengan beberapa kasus yang bisa membutuhkan waktu hingga 20 hari.
Penularan antraks antara hewan jarang terjadi melalui kontak langsung, tetapi lalat yang menghisap darah dapat berperan sebagai vektor penularan. Manusia sering terinfeksi melalui luka pada kulit, terutama jika memiliki kontak intens dengan hewan atau melalui inhalasi jika bekerja dengan bulu domba.
Dampak Konsumsi Hewan Terinfeksi Antraks
Penularan melalui saluran pencernaan dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi daging dari hewan yang terinfeksi antraks. Oleh karena itu, hasil produksi seperti susu, daging, kulit, tulang, bulu, dan lainnya yang berasal dari hewan yang terinfeksi atau mati akibat antraks harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur.
Penanganan Bangkai Hewan Terinfeksi
Penanganan bangkai hewan yang mati akibat antraks melibatkan penguburan dengan kedalaman minimal 2 meter. Sebelum dikubur, bangkai harus disiram dengan minyak tanah dan dibakar.
Setelah ditimbun dengan tanah, lubang harus diisi dengan tanah segar dan disiram dengan desinfektan. Bangkai tidak boleh dibedah atau dilukai, dan tempat-tempat serta kendaraan/peralatan yang kontak dengan hewan mati akibat antraks harus didesinfeksi. Peralatan dan bekas-bekas hewan sakit yang tidak dapat didesinfeksi harus dibakar hingga musnah.