Benarkah rokok elektrik mampu menyembuhkan kecanduan merokok?
Benarkah rokok elektrik mampu menghentikan kecanduan merokok? Ini jawabannya
Dalam beberapa waktu terakhir ini, tren merokok dengan rokok elektrik sangatlah tinggi. Rokok elektrik hampir sama seperti Anda merokok dengan shisha dan mengeluarkan uap air yang terlihat seperti asap. Karena diklaim lebih sehat, maka penggunaan rokok elektrik sangatlah tinggi. Namun benarkah rokok elektrik benar-benar mampu menyembuhkan kecanduan akan rokok?
Penelitian yang dilansir dari dailymail.co.uk menemukan bahwa 1 dari 10 perokok elektrik menemui keberhasilan untuk berhenti merokok sekitar 1 tahun kemudian setelah mereka beralih menggunakan rokok elektrik.
"Cara berhenti dengan tetap seolah-olah merokok mampu membuat para pecandu rokok merasa tidak terlalu sulit untuk menghentikan kebiasaan ini. Sebab mereka merasa bahwa kebiasaan ini tidak diputus secara total namun perlahan. Hal ini dirasa lebih ringan daripada menggunakan patch anti nikotin atau benar-benar berhenti merokok," jelas Profesor Peter Hajek, penulis penelitian ini dari UK Centre for Tobacco and Alcohol Studies di QMUL, Inggris.
Penelitian lain yang dilakukan di University of College London juga mendukung penelitian ini. "Bahkan semakin tradisional jenis rokok elektrik yang digunakan, maka kesempatan untuk berhenti merokok bahkan mencapai persentase 50%," ujar Professor Robert West, peneliti dari universitas ini.
Walaupun bermanfaat, keberadaan dari rokok elektrik ini pun tidak lepas dari kontroversi. Beberapa negara seperti Norwegia, Brasil, dan Singapura melarang penjualan rokok ini. Sebab para peneliti dari negara tersebut menilai bahwa rokok elektrik membahayakan kesehatan karena membuat perokoknya hanya menghirup asap berbahaya. Selain itu muncul pula kekhawatiran bahwa generasi muda yang tidak merokok akan mulai mencoba-coba untuk merokok lewat rokok elektrik sebagai awalannya.
Baca juga:
Nyatanya, rokok elektrik 10 kali lebih bahaya dari rokok biasa
4 Fakta penting tentang rokok elektrik
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Apa yang ditemukan dalam sebuah penelitian tentang bumbu dapur yang bisa mencegah mati muda? Sebuah penelitian baru menemukan sebuah fakta mengejutkan. Ada satu bumbu dapur yang bisa mencegah risiko mati muda.Dalam temuan penelitian baru tersebut menyatakan, menggunakan lebih sedikit garam dalam makanan manfaatnya luar biasa.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Siapa saja yang terlibat dalam penelitian tentang dampak merokok terhadap kesehatan remaja? Studi yang dipresentasikan dalam Kongres European Respiratory Society (ERS) di Wina, Austria, menunjukkan bahwa merokok sejak remaja meningkatkan risiko masalah pernapasan, seperti mengi dan produksi dahak, saat mencapai usia 20-an.