Bocah SD Hamili siswi SMP, sejak kapan sih laki-laki punya sperma?
"Untuk bisa menghamili perempuan, hanya perlu satu sperma kok yang sampai ke ovum."
Kasus bocah sekolah dasar menghamili kekasihnya yang sudah duduk di bangku SMP menggemparkan publik. Kasus di Tulungagung, Jawa Timur itu juga mengundang tanya, bagaimana bisa seorang bocah bisa menghamili seseorang.
Rupanya, siswa SD tersebut dua kali tidak naik kelas. Usianya dengan anak perempuan yang dihamilinya sama-sama 13 tahun.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Siapa yang harus bertanggung jawab atas keamanan anak di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Apa dampak pelukan bagi anak? Anak yang sering dipeluk atau merasakan sentuhan fisik dari orang tua juga cenderung memiliki hati yang tenang dan dapat menularkan kebahagiaan kepada orang lain ketika mereka dewasa. Hal ini karena mereka tidak terpapar kekerasan dan merasa aman serta dicintai.
-
Apa saja jenis kecerdasan yang dimiliki anak? Kecerdasan pada anak memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain. Ketahui sejumlah jenis kecerdasan pada anak.
Pertanyaan lain yang mengemuka adalah sejak kapan sih anak laki-laki sudah bisa memproduksi sperma?
Ketua Satuan Tugas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia Bernie Endyarni Medise menjelaskan bahwa seorang anak laki-laki yang memasuki pubertas sudah dapat memproduksi sperma. Itu artinya bila ia melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis bisa terjadi kehamilan.
Pubertas, kata Bernie, terjadi paling cepat pada anak laki-laki berumur 9 tahun. Secara umum, pubertas pada anak laki-laki biasanya terjadi pada rentang 11-14 tahun.
"Pubertas biasanya ditandai dengan pembesaran volume testis, lalu diikuti dengan ukuran penisnya membesar. Kemudian mulai tumbuh bulu-bulu halus di bagian tertentu seperti ketiak dan sekitar organ intim. Lalu, ada juga mimpi basah," tutur Bernie.
"Secara kasar, itu tanda-tanda bahwa anak laki-laki sudah bisa memproduksi sperma," tegasnya.
Sementara pada anak perempuan, pubertas ditandai dengan breast budding atau membesarnya ukuran payudara. Lalu, panggul akan membesar diikuti dengan pertambahan tinggi badan dan kehadiran bulu-bulu halus di bagian tubuh tertentu.
"Sesudah itu, agak terakhir, menstruasi. Ketika sudah menstruasi, artinya sudah ada sel telur," papar Bernie.
Cukup satu sperma buahi sel telur
Tak perlu banyak sperma untuk membuahi sel telur. Banyak atau sedikit sperma yang dihasilkan anak laki-laki pubertas, tetap menyebabkan kehamilan pada wanita yang sudah menghasilkan sel telur.
"Untuk bisa menghamili perempuan, hanya perlu satu sperma kok yang sampai ke ovum. Mau banyak atau sedikit spermanya, kalau sudah ada satu sperma sampai ovum, ya jadi (hamil)," tutur wanita yang sehari-hari beraktivitas di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta ini.
Kehamilan tak hanya terjadi setelah melakukan hubungan seks berulang kali. Cuma sekali saja melakukan hubungan intim, jika sperma sudah samapi ke ovum bisa menyebabkan kehamilan.
Sumber: Liputan.com
(mdk/ita)