Bukan dengan Obat Tetes, Katarak Hanya Bisa Sembuh Melalui Operasi
Konsumsi obat tetes bukanlah cara yang tepat untuk menyembuhkan katarak. Pengobatan yang tepat adalah dengan operasi.
Konsumsi obat tetes bukanlah cara yang tepat untuk menyembuhkan katarak. Pengobatan yang tepat adalah dengan operasi.
- 9 Jenis Obat yang Miliki Efek Samping Membuat Tekanan Darah Jadi Tinggi, Jangan Langsung Cemas!
- Kisah Penderita Jantung Koroner Hidup Segar Bugar tanpa Obat, Kini Jadi Petani Anggur di Desa
- Deretan Obat-Obatan yang Sering Disalahgunakan Waspadai Bahaya dari Penggunaannya
- Apa Itu Ketamin, Obat Bius Medis Berbahaya yang Sering Disalahgunakan
Bukan dengan Obat Tetes, Katarak Hanya Bisa Sembuh Melalui Operasi
Katarak adalah kondisi yang menyebabkan pengaburan lensa mata dan mengganggu penglihatan, yang hingga kini hanya dapat diatasi melalui operasi. Kendati demikian, pencarian dengan kata kunci "apakah katarak bisa sembuh dengan obat tetes?" masih mendominasi mesin pencarian Google. Hal ini menunjukkan bahwa banyak orang masih percaya pada mitos ini.
Menurut Direktur Utama RS Mata JEC @ Kedoya, Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), hingga saat ini, belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan katarak. Ia menegaskan bahwa pengobatan katarak hanya bisa dilakukan melalui tindakan operasi.
“Kalau dulu memang banyak orang takut operasi katarak karena prosedurnya manual, bukaannya lebar, ada jahitan, dan biusnya disuntik,” ujarnya.
Namun, dengan kemajuan teknologi, prosedur operasi katarak kini menjadi sangat minimal invasif. "Lukanya kecil, hanya 2,2 sampai 3 milimeter, pembiusannya juga hanya menggunakan tetes mata, dan pemulihannya cepat. Dengan kemajuan teknologi, kualitas penglihatan bisa diperbaiki," jelas Dr. Setiyo.
Lebih lanjut, Dr. Setiyo menambahkan, "Penglihatan jauh bisa kita koreksi, penglihatan menengah dan dekat juga bisa dikoreksi. Bahkan, gangguan silinder bisa kita koreksi. Jadi, hasil yang kita harapkan adalah peningkatan kualitas aktivitas sehari-hari pasien setelah operasi katarak."
Penyebab Katarak dan Faktor Risiko
Katarak paling sering disebabkan oleh proses penuaan alami, di mana lensa mata cenderung menjadi keruh seiring bertambahnya usia. Namun, paparan sinar ultraviolet dari sinar matahari juga dapat mempercepat proses ini.
Faktor risiko lain termasuk komorbiditas seperti diabetes dan penggunaan obat-obatan steroid, yang dapat mempercepat perkembangan katarak. "Katarak dapat menyebabkan kebutaan, sehingga penting bagi kami, para dokter mata, untuk berusaha menurunkan angka kebutaan melalui berbagai kegiatan yang membantu pemerintah dan masyarakat," kata Dr. Setiyo.
Operasi katarak saat ini sangat maju dan minimal invasif, membuat prosesnya cepat dan pemulihannya lebih mudah. Masyarakat tidak perlu takut menjalani operasi ini karena fasilitas kesehatan di Indonesia sudah sangat baik, dan alat-alat yang digunakan juga sudah sangat canggih. "Dengan menanggulangi angka kebutaan akibat katarak, harapan hidup masyarakat dapat meningkat," tambah Dr. Setiyo.
Risiko Jika Katarak Tidak Diobati
Jika katarak tidak diobati atau tidak dilakukan operasi, kondisi ini akan semakin memburuk, menyebabkan penglihatan menjadi gelap dan akhirnya kebutaan. Angka kebutaan akibat katarak masih tinggi, disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kendala ekonomi yang membuat banyak orang tidak mampu membiayai operasi katarak.
Selain itu, kurangnya pengetahuan dan informasi tentang pentingnya operasi katarak serta dampaknya terhadap penglihatan juga menjadi kendala. Banyak yang tidak menyadari bahwa jika katarak tidak segera dioperasi, hal itu dapat menyebabkan kebutaan permanen.
Setelah operasi katarak, harapannya pasien dapat melihat dengan jelas dan memperbaiki kualitas aktivitas sehari-hari mereka. Dr. Setiyo menekankan pentingnya pemeriksaan awal sebelum operasi untuk memastikan hasil yang optimal.
Jika hasil pemeriksaan baik dengan fungsi syaraf yang normal dan hasil laboratorium yang normal, mayoritas pasien dapat kembali beraktivitas normal dengan lancar setelah operasi. Namun, faktor komorbid seperti diabetes yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi fungsi syaraf dan kualitas retina, sehingga meskipun operasi katarak berhasil dan menggunakan lensa yang baik, penglihatan tetap mungkin tidak optimal.
"Karena yang paling penting adalah pemeriksaan awal, kalau awalnya bagus, InsyaAllah penglihatan akan bagus," katanya.
Katarak, Ancaman Kebutaan yang Bisa Menyerang Siapa Saja
Katarak masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan mata di Indonesia. Data menunjukkan bahwa 80 persen dari 1,6 juta kasus kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak. Sayangnya, banyak penderita katarak tidak menyadari kondisinya, sehingga enggan menjalani operasi yang merupakan satu-satunya solusi efektif untuk mengembalikan penglihatan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang katarak.
JEC Eye Hospitals and Clinics bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang katarak melalui berbagai kegiatan, termasuk Peringatan Bulan Kesadaran Katarak 2024. Sebagai bagian dari inisiatif Bakti Katarak, JEC juga akan memberikan operasi katarak gratis kepada masyarakat pada Oktober 2024.
Ketua Umum PERDAMI, Prof. Dr. Budu, PhD, SpM(K), M.Med.Ed, menekankan bahwa katarak dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi tentang katarak harus digalakkan agar masyarakat dapat melakukan deteksi dini dan penanganan yang tepat. Dr. Setiyo juga menyoroti pentingnya pemeriksaan mata secara berkala untuk mendeteksi katarak sejak dini.
Dengan penanganan yang tepat, penderita katarak dapat terhindar dari risiko kebutaan dan penurunan kualitas hidup. Pengetahuan tentang pentingnya operasi katarak dan kemajuan teknologi dalam prosedur ini dapat membantu mengurangi angka kebutaan di Indonesia dan meningkatkan kualitas hidup banyak orang.