Dampak dari Kekerasan Seksual Bisa Sangat Bervariasi untuk Setiap Orang
Menurut psikolog klinis dari Yayasan Pulih, Noridha Weningsari, kekerasan seksual dapat membawa dampak jangka pendek maupun jangka panjang bagi korban. Mulai dari dampak pada perilaku sosial, kesehatan reproduksi, fisik, dan psikologis.
Kekerasan seksual yang dialami bisa memiliki berbagai dampak pada korban. Hal ini bisa berdampak pada fisik serta berkontribusi dalam merusak kesehatan psikologis korban.
Kekerasan seksual adalah segala bentuk atau percobaan untuk melakukan aktivitas, kata-kata, atau cumbuan seksual yang tidak diinginkan.
-
Apa saja jenis-jenis penyakit menular seksual yang bisa terjadi pada seseorang? Sejumlah penyakit menular seksual (PMS) rentan terjadi dan dialami oleh seseorang.
-
Mengapa kesehatan mental sangat penting? Sebab, kesehatan mental merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada setiap manusia. Sejatinya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kondisi jasmani seseorang.
-
Bagaimana cara penularan penyakit menular seksual? Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, jamur, atau parasit yang ditularkan melalui hubungan seksual, termasuk hubungan seksual vaginal, anal, atau oral.
-
Apa masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh sebagian besar penduduk Indonesia? Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Sementara itu, diketahui juga bahwa lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
-
Dimana seseorang dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang hubungan antara gaya hidup sehat dan kesehatan mental? Dilansir dari Psychology Today, berikut sejumlah kebiasaan sehari-hari yang ternyata bisa turunkan risiko depresi.
-
Bagaimana kesehatan mental memengaruhi kesehatan fisik? Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa penyakit mental dapat mempercepat penuaan biologis, bermanifestasi sebagai peningkatan tingkat penyakit kardiovaskular dan penyakit terkait usia lainnya.
Termasuk perdagangan seksualitas seseorang menggunakan paksaan, ancaman, atau paksaan fisik oleh siapa pun, apa pun hubungannya dengan korban kekerasan seksual tidak terbatas hanya di rumah atau di tempat kerja.
Menurut psikolog klinis dari Yayasan Pulih, Noridha Weningsari, kekerasan seksual dapat membawa dampak jangka pendek maupun jangka panjang bagi korban. Mulai dari dampak pada perilaku sosial, kesehatan reproduksi, fisik, dan psikologis.
Dampak perilaku sosial dapat ditandai dengan menarik atau mengurung diri, takut dengan laki-laki, lebih diam, terus terlibat dalam relasi berkekerasan, dan lain-lain.
“Korban sangat mungkin mengalami kekerasan seksual di relasi yang baru karena konsep diri yang lemah dan tidak berdaya masih tertanam dalam dirinya,” ujar Noridha dalam webinar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
Sedangkan dampak psikologis kekerasan seksual dapat berupa trauma, stres, depresi, kecemasan, melukai diri, distorsi kognitif, pikiran berulang mengenai kejadian, menyalahkan diri, konsep diri negatif, dan lain-lain.
“Perlu dipahami, dampak dari kekerasan seksual itu sangat bervariasi bagi setiap orang, sangat berbeda dan tidak bisa terlihat saat itu juga,” kata Noridha.
Aspek Kesehatan Reproduksi Korban Kekerasan Seksual
Dalam aspek kesehatan reproduksi, kekerasan seksual dapat meningkatkan risiko kehamilan, HIV/AIDS, masalah atau gangguan ginekologi (penyakit reproduksi wanita), aborsi, keguguran, dan lain-lain.
Di sisi lain, dampak fisik yang dapat dialami oleh korban kekerasan seksual di antaranya luka, cacat, nyeri kronis, psikosomatis, gangguan pencernaan, gangguan ekskresi bahkan kematian.
“Dampak dari kekerasan ini memengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan seorang individu.”
Catatan tahunan Komnas Perempuan terkait kasus kekerasan seksual di ranah personal menunjukkan ada 1.815 kasus kekerasan dalam pacaran dan 1.320-nya adalah kekerasan seksual.
Terdapat hal yang bisa dilakukan agar tidak terjadi kekerasan seksual ini. Hal ini bisa dengan mencari akses pengetahuan tentang kekerasan seksual serta membangun batasan dalam hubungan pacaran atau relasi romantis.
Reporter: Ade Nasihudin Al Ansori
Sumber: Liputan6.com