Dikira bikin langsing, merokok justru picu kegemukan!
Banyak wanita merokok untuk menekan nafsu makan. Padahal merokok justru bisa memicu kegemukan!
Banyak orang yang mengurangi makan dan memilih merokok untuk menekan nafsu makan dan menjaga berat badan. Cara ini dianggap ampuh untuk mencegah kegemukan dan menjaga tubuh mereka tetap langsing. Banyak penelitian yang juga mengungkap bahwa orang yang berhenti merokok biasanya akan mengalami penambahan berat badan. Namun semua anggapan tersebut ternyata tak benar.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita muda yang merokok sebenarnya juga bisa mengalami penambahan berat badan, bahkan tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan wanita yang tidak merokok, seperti dilansir oleh Daily Mail (03/03).
Survei mengungkap bahwa banyak wanita muda mengatakan bahwa mereka merokok untuk mengontrol berat badan. Karena itu, peneliti ingin melakukan uji coba apakah benar perokok mengalami penurunan berat badan atau apakah rokok memang bisa digunakan untuk mengontrol berat badan.
Peneliti kemudian mengamati 400 wanita muda di Oregon research Institute di Amerika Serikat selama dua tahun lebih. Mereka menemukan bahwa perokok justru mengalami penambahan berat badan yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tak merokok.
Dalam penelitian ini, peneliti telah memperhitungkan berbagai faktor, mulai dari obesitas yang dialami orang tua, genetik, dan lainnya. Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Appetite ini kemudian 'menantang' anggapan banyak orang yang menggunakan rokok sebagai sarana untuk mengontrol berat badan mereka.
Meski begitu, peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mengapa rokok bisa menyebabkan penambahan berat badan. Peneliti akan melakukan penelitian pada skala partisipan yang lebih besar.
Baca juga:
Merokok 10 batang sehari tingkatkan risiko kematian dini!
Perokok lebih rentan alami kecemasan dan depresi
Merokok shisha bisa bikin kanker?
Merokok bikin pria kehilangan kromosom Y
Kampanye bahaya merokok, aktivis arak bola dunia di HI
Menteri Susi akui merokok kebiasaan buruk
-
Apa saja bahaya obesitas pada anak? Berikut adalah beberapa bahaya obesitas pada anak yang perlu diwaspadai. Kolesterol Tinggi dan Tekanan Darah Tinggi Anak dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular. Pola makan yang buruk, seperti konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang mengakibatkan aterosklerosis. Aterosklerosis dapat mempersempit dan mengeras arteri, sehingga membatasi aliran darah ke organ vital dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke di kemudian hari.
-
Siapa yang paling banyak mengalami obesitas di wilayah penyangga ibu kota? Yang mencengangkan, obesitas banyak diderita orang yang tinggal di wilayah penyangga ibu kota.
-
Siapa yang paling rentan terkena obesitas? Seperti halnya pada manusia, ada faktor genetik yang dapat membuat beberapa kucing lebih rentan terhadap obesitas daripada yang lain.
-
Mengapa obesitas banyak terjadi di wilayah penyangga ibu kota? “Ini mungkin dipicu oleh pendapatan yang makin meningkat, terutama angka obesitas ini banyak dari daerah penyangga, yang lebih tinggi dari Jakarta," katanya
-
Apa saja dampak buruk obesitas bagi bayi? Obesitas pada bayi merupakan masalah serius yang dapat membawa dampak buruk, baik dalam jangka pendek maupun panjang, terhadap kesehatan dan perkembangan mereka.
-
Siapa yang harus berhati-hati dengan risiko obesitas? Firlianita memberikan peringatan khusus kepada mereka yang sudah masuk kategori kelebihan berat badan, terutama jika terukur melalui Indeks Massa Tubuh (IMT) antara 23-25.