Film bisa pengaruhi anak untuk merokok
Film dengan tokoh utama perokok bisa mempengaruhi anak untuk ikut menjadi perokok.
Anda mungkin berpikir bahwa film adalah hal yang biasa dan tak berbahaya bagi anak-anak. Namun, jangan terburu-buru menyimpulkan. Faktanya, film bahkan bisa mempengaruhi perilaku dan gaya hidup anak dan remaja.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa film dengan karakter perokok bisa mempengaruhi anak untuk ikut menjadi perokok.
-
Kenapa boraks berbahaya? Boraks dapat menumpuk dalam tubuh manusia dan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan serius.
-
Apa itu rokok putih? Rokok putih adalah rokok buatan pabrik yang tidak mengandung campuran tambahan cengkeh atau menyan.
-
Di mana Rumah Lontiok berada? Rumah tradisional milik masyarakat Kampar di Provinsi Riau ini memiliki ciri khas yang unik, penuh filosofi, dan punya makna yang mendalam.
-
Bagaimana rokok merusak paru-paru? Akumulasi zat-zat berbahaya dari asap rokok dalam jangka panjang menyebabkan iritasi dan peradangan kronis pada paru-paru, mengurangi kemampuan organ ini untuk bekerja dengan optimal.
-
Apa saja bahaya asap rokok yang menempel di pakaian? Asap rokok yang menempel pada pakaian tidak hanya menyengat dan tidak nyaman, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan. Berikut adalah penjelasan tentang bahaya asap rokok yang menempel pada pakaian: 1. Zat Kimia Berbahaya Asap rokok mengandung banyak zat kimia berbahaya, termasuk nikotin, formaldehida, naftalena, dan tobacco-specific nitrosamines (TSNAs). Zat-zat ini dapat menempel pada permukaan pakaian dan berpotensi menyebabkan berbagai kondisi kesehatan yang serius, seperti kanker, Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), dan chronic obstructive pulmonary disease (COPD).
-
Kapan Rumah Hantu Malioboro buka? Objek wisata ini buka setiap hari mulai pukul 18.00 hingga 22.00.
"Adegan merokok pada film sepertinya tak berpengaruh, terutama jika dikemas ala remaja," kata James Sargent, peneliti dari Geisei School of Medicine di Darmouth, Lebanon.
"Sepertinya ini adalah faktor 'keren'. Semakin sering mereka melihatnya, semakin mereka berpikir bahwa dengan merokok mereka akan terlihat seperti aktor film," katanya pada Reuters (09/07).
Sargent dan rekannya menghitung berapa banyak karakter perokok yang muncul dalam 500 film box office tahun lalu. Kemudian mereka menanyai 6.000 remaja Amerika berusia 10 - 14 tahun.
Hasilnya, anak-anak dan remaja yang melihat banyak adegan merokok cenderung meniru kebiasaan tersebut. Dari 500 adegan film, sekitar 33 - 49% anak akan mencoba merokok dalam rentang waktu dua tahun.
"Dari sini diketahui bahwa tayangan adegan merokok pada film merupakan faktor pemicu bagi anak-anak untuk ikut menerapkan kebiasaan tersebut," kata Brian Primack, kepala program untuk Research on Media and Health di University of Pittsburgh School of Medicine.
Namun, peneliti lain yang tak terlibat dalam penelitian masih meragukan apakah dengan mengurangi adegan merokok pada film untuk remaja bisa benar-benar menangani masalah remaja yang merokok.
Matthew Farrely, peneliti dari RTI di research Triangle Park, Carolina Utara, mengatakan bahwa penelitian ini telah melihat ke arah yang benar, namun dia tidak yakin apakah hasil penelitian ini benar-benar memberikan jaminan mengenai keputusan anak dan remaja untuk merokok.
Farrely berharap para ilmuwan melakukan penelitian lanjutan untuk benar-benar memperjelas kaitan antara adegan merokok dalam film dengan keputusan remaja untuk merokok.
"Meski hasil penelitian ini masuk akal, saya berpikir bahwa kaitan antara adegan merokok dengan kebiasaan merokok remaja agak dilebih-lebihkan," katanya.
(mdk/kun)