Jerawat bikin orang rentan bunuh diri?
Orang yang memiliki masalah jerawat parah diketahui rentan melakukan bunuh diri. Apa alasannya?
Banyak jerawat memang membuat orang tidak percaya diri. Namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa ternyata efek jerawat juga bisa jadi berbahaya. Orang yang melakukan pengobatan jerawat memiliki risiko bunuh diri yang besar.
Hal ini diketahui peneliti Swedia di Karolinska Institute setelah mengamati 6.000 orang pada tahun 1980 - 1989. Para partisipan adalah orang yang menggunakan obat jerawat isotretinoin, yaitu obat yang dijual untuk mengobati jerawat serius sejak tahun 1980.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang diuji oleh ketiga ilmuwan tersebut? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Apa yang dipelajari oleh para ilmuwan dari kotoran jerapah? Para ilmuwan telah mengungkap virus yang menginfeksi bakteri, yang disebut bakteriofag, dalam kotoran hewan dan sedang menguji apakah bakteri ini ampuh sebagai antibiotik.
Peneliti berpendapat bahwa meningkatnya risiko bunuh diri pada orang yang menggunakan obat tersebut tak dikarenakan oleh kandungan obat, melainkan pada depresi yang dirasakan oleh partisipan akibat jerawat yang dideritanya.
Peneliti kemudian membandingkan data tersebut dengan data terbaru dari 1980 - 2001. Hasilnya, 128 orang yang menggunakan obat tersebut masuk ke rumah sakit akibat percobaan bunuh diri.
"Jerawat yang parah bukan hal yang enteng. Hal ini bisa saja berkaitan dengan meningkatnya risiko bunuh diri," ungkap Anders Sundstrom, seperti dilansir oleh NBC News (11/12/10).
Para ahli menemukan bahwa risiko bunuh diri meningkat sejak satu sampai tiga tahun setelah perawatan jerawat. Biasanya pasien membutuhkan perawatan berkali-kali dan harus kembali ke klinik untuk mendapatkan terapi.
Meski begitu, Sundstrom menjelaskan bahwa kemungkinan seseorang bunuh diri karena masalah jerawat cukup langka. Ada satu kemungkinan di antara 2.300 orang yang menggunakan obat jerawat tersebut. Sundstrom juga berpendapat, selama pasien dalam keadaan psikologis yang baik dan memiliki orang yang bisa memonitornya, maka risiko bunuh diri bisa dihindari.
(mdk/kun)