Patahkan Teori Kuantum Einstein, Tiga Ilmuwan Ini Dapat Nobel Prize
Albert Einstein hanyalah manusia biasa. Tak seluruh teorinya lekang di setiap zaman.
Albert Einstein hanyalah manusia biasa. Tak seluruh teorinya lekang di setiap zaman.
Patahkan Teori Kuantum Einstein, Tiga Ilmuwan Ini Dapat Nobel Prize
Kehebatan Einstein dalam ilmu Fisika tak perlu diragukan lagi. Namanya sudah dikenal di seluruh penjuru, bahkan hingga kini masih disebut-sebut. Namun, perlu diketahui bahwa hasil temuannya lekang di setiap zaman atau bahkan relevan ketika diuji beberapa tahun kemudian. Alain Aspect dari Université Paris-Saclay dari Perancis, John Clauser dari J.F. Clauser & Asosiasi di Amerika Serikat (AS), serta Anton Zeilinger dari University of Vienna dari Austria membuktikannya.
-
Apa temuan Einstein yang mendapat Nobel Prize? Terkait penjelasan di atas, lalu siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam penolakan Teori Relativitas Einstein? Berikut daftarnya.
-
Kapan Einstein mendapatkan Nobel Prize? Einstein menerima penghargaan itu setahun kemudian yakni pada 1922.
-
Penghargaan apa yang didapatkan Einstein? Penghargaan yang diberikan The Royal Swedish Academy of Science pada 1921 kepada Einstein adalah tentang hukum efek fotolistrik.
-
Siapakah Albert Einstein? Sosok fisikawan modern yang lahir pada abad ke-20 ini lahir dari keluarga Yahudi sekuler, namun ketika beranjak dewasa ia menghindari label agama tertentu dan menolak tentang keberadaan Tuhan yang bersifat pribadi.
-
Siapa yang menantang teori Einstein? Namun seorang ilmuwan dari Rusia menantang hukum kekekalan ini dengan menyajikan teori gravitasi baru.
Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar.
Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein. Perjalanan mengenai keberadaan Teori Kuantum ini sebenarnya sempat menjadi perhatian sebab pada tahun 1964 John Bell, fisikawan dari Irlandia Utara sempat menentangnya. Mengutip dari laman ScienceAlert, Jumat, (18/08), kala itu John Bell melakukan uji teoritis terhadap teori quantum hasil pemikiran Einstein yang menjelaskan bahwa di dalamnya terdapat variabel tersembunyi yang sulit dipecahkan.Karena hal tersebut, Bell menentangnya sebab menurutnya variabel tersembunyi seperti apa yang dipikirkan oleh Einstein itu tidak ada. Berdasarkan hasil ujinya, mekanika kuantum itu saling terhubung satu sama lain dan saling terhubung dengan cara yang misterius.
Bell juga berpendapat bahwa partikel-partikel dalam Teori Kuantum menurutnya akan saling berkomunikasi dan memerlukan komunikasi yang lebih cepat dari cahaya.
Keterikatan quantum menurutnya juga merupakan konsep yang sulit dipahami sebab pada dasarnya terdapat partikel yang akan menghubungkan satu sama lain meskipun terpisah jarak yang jauh.
Karena ketidakjelasan dari perkembangan teori quantum akhirnya ketiga ilmuwan Aspect, Clauser, dan Zeilinger menguji teori tersebut. Clauser menerapkan teori Bell saat akan melakukan eksperimen menggunakan partikel cahaya (foton) yang menunjukkan bahwa cahaya memang menjadi salah satu yang terlibat dalam Teori Kuantum. Aspect akhirnya melakukan eksperimen untuk mencari celah dari teori ciptaan Bell. Hasil dari eksperimen tersebut menunjukkan bahwa foton dalam mekanika quantum sebenarnya tidak saling berkomunikasi satu sama lain melalui variabel tersembunyi.
Dari sini juga Zeilinger terlibat dalam perkembangan Teori Kuantum yang dimana kemudian dapat dimanfaatkan untuk kemajuan teknologi di masa mendatang. Mekanika kuantum yang sempat menjadi pembahasan bukan hanya sekedar fiksi ilmiah melainkan perkembangan yang cukup signifikan dalam dunia sains.
Bahkan, sekarang ini sudah ada komputer kuantum pertama yang digunakan Satelit Micius untuk mengaktifkan jalur komunikasi yang aman di seluruh dunia. Adapun kegunaan lainnya seperti untuk pencitraan medis hingga mendeteksi kapal selam.