Kemenkes Jelaskan bahwa Cacar Monyet Bisa Sembuh Sendiri
Penyakit cacar monyet (monkeypox) yang tengah melanda sejumlah negara di dunia, menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Mohammad Syahril, dapat sembuh sendiri. Walau begitu, masyarakat diharapkan memerhatikan tahapan gejala yang dialami.
Ketakutan terkait masuknya penyakit cacar monyet atau monkeypox merupakan hal yang menjadi perhatian bagi banyak orang. Ketidaktahuan terkait infeksi serta bagaimana cara penanganannya menjadi pertanyaan bagi banyak orang.
Penyakit cacar monyet (monkeypox) yang tengah melanda sejumlah negara di dunia, menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Mohammad Syahril, dapat sembuh sendiri. Walau begitu, masyarakat diharapkan memerhatikan tahapan gejala yang dialami.
-
Apa itu penyakit cacar monyet? Penyakit cacar monyet merupakan infeksi virus yang ditandai dengan munculnya bintil bernanah di kulit. Penyakit ini disebabkan oleh virus, tepatnya adalah virus monkeypox.
-
Apa saja gejala cacar monyet pada anak? Gejala awal yang muncul pada anak-anak yang terinfeksi Cacar Monyet serupa dengan gejala penyakit cacar air. Beberapa gejalanya antara lain sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, serta munculnya lesi pada kulit. Lesi ini akan mengalami perkembangan menjadi ruam yang menyerupai cacar air.
-
Apa yang menjadi penyebab utama dari cacar monyet? Cacar monyet merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox dan termasuk ke dalam kelompok “zoonosis” atau bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Namun dalam perkembangannya, penyakit itu bisa menular dari manusia ke manusia.
-
Bagaimana cara mencegah penyakit cakar kucing? Untuk mencegah penyakit cakaran kucing, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan, seperti: • Menjaga kebersihan kucing dan menghindari kontak dengan kucing liar atau tidak dikenal. • Tidak membiarkan kucing menjilati luka terbuka di kulit Anda. • Membersihkan luka cakaran atau gigitan dengan air dan sabun segera setelah terjadi. • Menggunakan obat antiseptik untuk mencegah infeksi. • Mengunjungi dokter jika luka terlihat meradang, bernanah, atau berbau tidak sedap.
-
Mengapa anak-anak lebih rentan terkena penyakit cacar? Lebih dari 67 persen jasad yang dimakamkan di pemakaman Huanchaco adalah bayi dan anak-anak berusia di bawah 12 tahun, yang sistem kekebalan tubuhnya sedang berkembang sehingga lebih rentan terkena penyakit tersebut.
-
Bagaimana cara merawat anak yang terkena cacar monyet? Jika anak Anda didiagnosis menderita cacar monyet, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengobatinya. Pertama-tama, penting untuk memberikan perawatan yang memadai untuk meredakan gejala yang dialami anak. Salah satu gejala utama cacar monyet adalah munculnya lesi kulit yang mirip dengan cacar air. Anda dapat membantu mengatasi rasa gatal dan tidak nyaman pada lesi ini dengan mengoleskan krim atau lotion antipruritik, seperti krim hydrocortisone.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kemenkes, masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 sampai 16 hari. Bahkan ada juga yang bisa 5 sampai 21 hari.
"Yang perlu diketahui gejalanya ada dua tahapan. Pertama disebut dengan gejala awal. Gejala ini berlangsung satu sampai tiga hari. Tandanya, demam tinggi, demamnya di atas 38 derajat," terang Syahril saat konferensi pers Perkembangan Kasus Hepatitis Akut dan Cacar Monyet di Indonesia di Jakarta pada Selasa, 24 Mei 2022.
"Kemudian sakit kepala yang luar biasa. Nah, serupa yang terjadi seperti cacar lain, yaitu adanya pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, lalu ke badan. Dari ketiak ke selangkangan."
Gejala pembesaran kelenjar getah bening terjadi pada fase awal dari satu sampai tiga hari setelah terinfeksi virus Human monkeypox.
"Kalau berlanjut (gejalanya), maka masuk fase erupsi atau fase paling infeksius. Tanda-tandanya, timbul ruam-ruam cacar di kulit, terutama di muka yang mulai menyebar ke tangan. Kalau dia sudah menyebar ke tangan-tangan menjadi ciri khas cacar," lanjut Syahril.
"Dibutuhkan tiga minggu sampai ruam atau lesi hilang. Dan sebenarnya (cacar monyet) bisa sembuh sendiri ya dengan ditandai rontoknya ruam-ruam atau lesi-lesi tadi. Sebagian menimbulkan bekas seperti bopeng, tapi itu bisa sembuh sendiri," sambnungnya.
Sembuh Sendiri Tanpa Perawatan
Pada pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), monkeypox yang terdeteksi sejauh ini masih tergolong ringan. Kasus cacar monyet yang terjadi di beberapa negara Eropa terbilang misterius, sebab orang yang terjangkit tak ada riwayat perjalanan ke Afrika.
Monkeypox memang pertama kali terdeteksi di sejumlah negara Afrika, mulai Pantai Gading yang berada di sisi barat Afrika hingga Sudan di timur.
WHO disebut telah bekerja dengan sejumlah negara-negara yang terdampak untuk memperluas surveilans atau pemantauan. Fasilitas kesehatan juga diminta mendukung orang-orang yang terdampak dan memberikan panduan melawan penyakit virus Human monkeypox.
Lebih lanjut, WHO mengatakan, penularan cacar monyet tidak sama dengan COVID-19. Penyakit cacar monyet bisa ditularkan lewat kontak fisik, cairan tubuh maupun luka.
Namun, penyebarannya tidak separah COVID-19. Kasus cacar monyet bisa berhenti kepada 'penularan keenam.' Dalam hal ini, penularan terpanjang adalah mencapai orang ke enam dari pengidap asli penyakit ini.
Direktur Regional Eropa WHO Hans Kluge menjelaskan, kasus yang terdeteksi sejauh ini masih tergolong ringan. Penyakitnya juga bisa sembuh dalam hitungan minggu tanpa obat.
"Monkeypox biasanya penyakit yang membatasi diri, dan mayoritas yang terinfeksi akan pulih dalam beberapa pekan tanpa perawatan," jelas Hans Klug.
"Namun, penyakitnya bisa lebih parah, terutama bagi anak-anak, wanita hamil, dan orang-orang yang immunocompromised," sambungnya.
Reporter: Fitri Haryanti Harsono
Sumber: Liputan6.com