Kenali Tanda-tanda Anak Pelaku Bullying yang Perlu Dicegah dan Diantisipasi Orangtua dengan Cepat
Salah satu tanda bahwa anak terlibat dalam bullying adalah terjadinya perubahan dalam rutinitas harian mereka.
Bullying adalah isu serius yang dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan anak, baik bagi mereka yang menjadi korban maupun pelaku. Anak-anak yang terlibat dalam perilaku bullying biasanya menunjukkan tanda-tanda tertentu yang dapat dikenali oleh orang tua. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami ciri-ciri ini agar dapat mengambil tindakan yang sesuai untuk mencegah dan mengatasi perilaku tersebut. Salah satu indikator yang sering terlihat adalah keterlibatan anak dalam konflik dengan teman sebaya, baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya.
Anak-anak yang cenderung melakukan bullying sering kali merasa senang atau puas ketika berhasil membuat orang lain merasa tidak nyaman atau takut. Mereka yang sering terlibat dalam perilaku ini mungkin memiliki masalah emosional atau sosial yang mendasari tindakan mereka. Oleh karena itu, orang tua harus peka terhadap perubahan perilaku anak dan berkomunikasi secara terbuka untuk menemukan akar permasalahannya. Dengan cara ini, intervensi yang tepat dapat dilakukan untuk mencegah perilaku bullying serta membantu anak dalam mengembangkan hubungan yang sehat dengan teman-teman sebayanya, seperti yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber.
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa saja contoh tindakan bullying yang dilakukan anak dan remaja? Mereka mungkin melecehkan atau mengolok orang lain dalam upaya untuk menonjol di antara teman-teman mereka.
-
Apa saja tanda-tanda yang menunjukkan anak menjadi korban bullying? Tanda anak jadi korban bullying yang pertama adalah tidak lagi melakukan hobi atau kesenangannya. Apabila anak-anak kehilangan minat pada hobi atau makanannya, coba orang tua memperhatikan mereka. Orang tua juga bisa mencoba mengajak anak komunikasi tentang apa yang tengah dialaminya.
-
Mengapa anak yang di-bully sering merasa terisolasi? Korban bullying sering mengalami gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, dan insomnia. Stres dan ketakutan yang terkait dengan bullying dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga anak-anak lebih rentan terhadap penyakit.
-
Apa dampak utama dari bullying pada anak? Dampak bullying pada anak yang paling signifikan adalah penurunan harga diri. Pelecehan, penghinaan, dan pengucilan yang terus menerus dapat menyebabkan perasaan tidak berharga dan tidak mampu.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
Dinamika Sosial dan Hubungan antar Teman
Selain perubahan perilaku, hal lain yang perlu diperhatikan adalah perubahan dalam interaksi sosial anak. Anak-anak yang terlibat dalam tindakan bullying biasanya cenderung menjauh dari teman-teman yang positif dan lebih memilih untuk bergaul dengan individu yang memiliki perilaku serupa. Mereka mungkin mulai bergabung dengan kelompok yang mendukung perilaku negatif atau kekerasan terhadap orang lain. Menurut Stomp Out Bullying, anak yang sering mengejek atau merendahkan teman-temannya di depan umum mungkin sudah menunjukkan tanda-tanda menjadi pelaku bullying. Mereka merasa memperoleh kekuatan atau validasi dengan menghina atau menekan orang lain, terutama teman yang dianggap lebih lemah.
Lebih lanjut, anak-anak ini sering kali mengisolasi teman-teman yang tidak setuju dengan tindakan mereka atau yang menolak untuk terlibat dalam perilaku bullying. Perubahan ini menandakan bahwa anak tersebut mulai membentuk pola sosial yang berbahaya, di mana kekuasaan dan intimidasi menjadi fokus utama dalam hubungan mereka dengan orang lain. Dengan kata lain, pola interaksi yang terbentuk dapat memperkuat siklus bullying, di mana tindakan agresif menjadi norma dalam kelompok mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memperhatikan tanda-tanda ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah bullying sebelum semakin meluas.
Sulit Berempati dan Sering Menyalahkan Orang Lain
Anak-anak yang terlibat dalam perilaku bullying sering kali mengalami kesulitan dalam menunjukkan rasa empati. Mereka cenderung tidak merasakan penyesalan atau kepedulian terhadap perasaan orang yang mereka sakiti. Hal ini dapat terlihat dari sikap mereka yang enggan mengakui bahwa tindakan mereka menyakiti orang lain, bahkan terkadang mereka menyalahkan korban atas kejadian tersebut. Menurut Raising Children Network, perilaku ini mencerminkan ketidakmampuan anak untuk merasakan atau memahami dampak emosional dari tindakan mereka terhadap orang lain.
Selain itu, pelaku bullying sering kali menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka hadapi. Daripada mengakui kesalahan mereka, mereka mungkin berpendapat bahwa korban adalah penyebab atau pantas menerima perlakuan buruk. Sikap defensif ini menjadi ciri khas anak-anak yang merasa perlu mempertahankan citra diri sebagai "kuat" atau "tidak tersentuh," yang sebenarnya menunjukkan kelemahan dalam pengendalian diri dan emosi. Dalam menghadapi situasi seperti ini, sangat penting bagi orang tua untuk segera mengambil tindakan dan mendiskusikan perasaan serta perilaku anak. Dengan mengenali tanda-tanda ini sejak dini, orang tua dapat melakukan intervensi yang lebih efektif dan membantu mencegah anak melanjutkan kebiasaan bullying ke tingkat yang lebih serius.