Ketahui Apa Itu Fase Phallic pada Anak dan Pentingnya Tahapan Ini
Fase phallic umumnya dialami oleh anak-anak berusia tiga hingga enam tahun.
Perkembangan manusia merupakan tema yang menarik dan penuh tantangan untuk diteliti. Salah satu teori yang terkenal dalam psikologi adalah teori perkembangan psikoseksual yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang tahap phallic dalam teori tersebut, yang biasanya dialami oleh anak-anak berusia tiga hingga enam tahun.
Pada tahap phallic, anak-anak mulai menjelajahi identitas gender mereka. Freud berpendapat bahwa pada fase ini, anak mulai menyadari perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh, anak laki-laki mulai merasakan apa yang disebut sebagai kompleks Oedipus, di mana mereka tertarik kepada ibu dan melihat ayah sebagai saingan.
-
Siapa yang mendapatkan julukan "hot mom"? Tidak ada yang salah jika julukan "hot mom" kini merujuk pada model kelahiran 6 April 1987 ini.
-
Mengapa anggota Podkesmas disebut sebagai Hot Daddy? Selama berlibur para anggota Podkesmas memperlihatkan sisi kebapakan yang jarang mereka tampilkan di TV.
-
Siapa yang sering disebut sebagai "hot daddy"? Tak heran jika pria berusia 34 tahun ini sering disebut sebagai hot daddy.
-
Siapa yang disebut sebagai artis hot mom? Tidak mengherankan jika banyak orang menyebutnya sebagai salah satu artis hot mom.
-
Mengapa Indah Permatasari disebut hot mom? Awet Muda Dengan perut yang rata dan penampilan yang tetap awet muda meskipun sudah menjadi seorang ibu, tidak salah jika Indah Permatasari kini juga dijuluki sebagai hot mom.
-
Apa yang membuat Siti Badriah makin hot mom? Selain itu, kini dirinya juga kian pancarkan aura hot mom karena sosoknya yang dinilai semakin body goal.
Di sisi lain, anak perempuan mengalami kompleks Electra, yang melibatkan ketertarikan terhadap ayah dan rasa cemburu terhadap ibu. Freud menyatakan bahwa kompleks ini merupakan bagian dari proses anak dalam memahami peran gender dan pada akhirnya menerima otoritas orang tua.
Ketertarikan ini lambat laun akan bertransformasi menjadi rasa hormat dan penerimaan terhadap peran sosial yang ada, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Dilansir dari Liputan6.com yang merangkum dari berbagai sumber pada Senin (14/10/2024), Freud menekankan bahwa cara orang tua mengelola fase ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak.
Sumber lain yang mendukung teori ini, seperti yang dijelaskan oleh Harvey dalam artikel di LinkedIn, menekankan pentingnya penanganan yang tepat oleh orang tua agar anak tidak mengalami hambatan psikologis di masa mendatang. Jika anak tidak dapat melewati tahap ini dengan baik, mereka mungkin akan menghadapi kesulitan dalam hubungan interpersonal saat dewasa.
Pengaruh Lingkungan terhadap Fase Phallic
Selain faktor internal seperti identitas gender, lingkungan juga berperan penting dalam perkembangan anak pada fase ini. Freud berpendapat bahwa interaksi antara anak dan orang tua sangat memengaruhi perkembangan psikoseksual mereka. Contohnya, jika orang tua bersikap terlalu protektif atau kurang memberikan perhatian, anak dapat mengalami kesulitan dalam melewati fase phallic dengan baik.
Selain itu, interaksi sosial dengan teman sebaya juga memberikan dampak yang signifikan. Menurut Simply Psychology, anak-anak di usia ini mulai membandingkan diri mereka dengan teman-teman, baik dalam aspek fisik maupun perilaku. Anak yang merasa inferior dibandingkan teman-temannya mungkin mengalami ketidaknyamanan dalam identitas mereka, yang pada gilirannya dapat memengaruhi perkembangan psikoseksual mereka. Oleh karena itu, selain peran orang tua, komunitas dan lingkungan sekitar harus menciptakan suasana yang positif agar anak dapat mengeksplorasi identitas gender mereka tanpa merasa tertekan atau dihakimi.
Dampak Jangka Panjang dari Fase Phallic
Pengaruh fase phallic tidak hanya dirasakan pada masa kanak-kanak. Menurut studi di study.com, tahap ini memberikan dampak jangka panjang terhadap perkembangan kepribadian individu. Freud berpendapat bahwa jika anak berhasil melewati fase ini, mereka akan memiliki kepercayaan diri yang baik dalam interaksi sosial, baik di masa remaja maupun dewasa. Sebaliknya, kegagalan dalam fase ini dapat menyebabkan kesulitan dalam membangun hubungan yang intim dan sehat ketika sudah dewasa.
Hal ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara memberikan bimbingan dan memberikan kebebasan kepada anak. Orang tua dan pendidik perlu menyadari bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda dan memerlukan dukungan emosional yang konsisten untuk melewati tahap-tahap psikoseksual dengan baik.
Memahami fase phallic dalam perkembangan anak dapat memberikan wawasan lebih mengenai peran kita sebagai orang dewasa dalam mendukung pertumbuhan psikologis anak. Dengan pendekatan yang tepat dan lingkungan yang mendukung, anak-anak dapat melewati fase ini dengan baik dan tumbuh menjadi individu yang percaya diri serta memiliki hubungan interpersonal yang sehat di masa depan.