Waspada saat Memberi Minum Teh pada Anak, Ketahui Dampaknya
Memberi minum teh pada anak bisa sangat mengganggu tumbuh kembangnya karena berdampak pada penyerapan zat besi.
Memberikan teh kepada anak mungkin tampak sebagai pilihan minuman yang aman dan umum. Namun, para ahli kesehatan memperingatkan bahwa teh tidak selalu memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Menurut dr. Ria Yoanita, seorang dokter spesialis anak dari Universitas Indonesia, ada sejumlah risiko kesehatan yang perlu diperhatikan jika orang tua terlalu sering memberikan teh kepada anak-anak.
Salah satu masalah utama adalah kandungan teh yang tidak menyediakan nutrisi makro yang dibutuhkan oleh tubuh anak. “Teh tidak mengandung zat gizi makro, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta hanya sedikit sekali mengandung mineral,” jelas Ria dilansir dari Antara.
-
Apa bahaya teh manis untuk anak? Teh mengandung kafein sekitar 3 persen, theobromine, dan teofilin yang berfungsi sebagai stimulan. Efek stimulan ini dapat membuat anak menjadi lebih “hiperaktif“. Jika anak Anda memiliki tingkat aktivitas yang cukup tinggi atau sulit tidur, sebaiknya hindari memberikan teh padanya.
-
Bagaimana cara aman memberi anak minum teh? Bagi orangtua yang hendak memberi anak minum teh, terdapat sejumlah cara yang bisa diterapkan agar hal ini bisa tetap dilakukan dengan aman.
-
Apa kandungan dalam teh yang bisa memengaruhi perkembangan anak? Teh juga mengandung tannin yang bisa menghalangi penyerapan zat besi dari sumber non-daging. Zat besi merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan di masa anak-anak untuk perkembangan, terutama perkembangan otak
-
Apa saja efek buruk teh buat balita? Menurut laporan dari WebMD pada Jumat, 11 Oktober 2024, kafein dapat menyebabkan anak mengalami gelisah, nyeri perut, sakit kepala, dan gangguan tidur. Di sisi lain, tanin dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan, yang berisiko menyebabkan anemia.
-
Bagaimana teh bisa mengganggu kesehatan balita? Teh mengandung kafein yang tinggi, dapat mengganggu tidur, dan menghambat penyerapan zat besi. Berikan teh dalam jumlah dan frekuensi terbatas atau lebih baik dihindari sama sekali.
-
Kenapa teh manis tidak baik untuk anak? Hal ini bisa membuat anak merasa kenyang setelah minum teh dan kurang bergairah untuk makan. Penting bagi anak-anak yang membutuhkan asupan zat gizi lengkap untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Zat gizi makro seperti karbohidrat dan protein sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan memberikan teh, anak-anak bisa merasa kenyang tanpa mendapatkan asupan nutrisi penting yang dibutuhkan.
Selain kekurangan nutrisi, salah satu risiko yang serius adalah dampak teh terhadap penyerapan zat besi. Teh mengandung polifenol dan asam fitat, dua zat yang diketahui dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh.
“Teh mengganggu penyerapan zat besi, anak jadi mudah terkena anemia defisiensi besi,” ujar Ria. Anemia defisiensi besi bisa berdampak buruk pada perkembangan fisik anak. Jika tidak segera ditangani, hal ini bisa berujung pada penurunan berat badan, keterlambatan pertumbuhan, dan dalam kasus yang lebih parah, stunting.
Teh juga mengandung stimulan seperti kafein, theobromine, dan teofilin yang dapat memengaruhi sistem saraf anak. Konsumsi teh yang berlebihan bisa membuat anak menjadi hiperaktif, sulit tidur, dan gelisah. Efek ini berbahaya, mengingat anak-anak membutuhkan tidur yang cukup untuk mendukung pertumbuhan mereka. Selain itu, kafein dalam teh bersifat diuretik, yang berarti anak-anak akan lebih sering buang air kecil setelah minum teh. Hal ini bisa menyebabkan dehidrasi, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan air yang cukup.
Orang tua juga perlu waspada terhadap teh dalam kemasan, yang seringkali mengandung gula dalam jumlah tinggi. Dr. Ria mengingatkan bahwa minuman dengan kandungan gula tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. Gula berlebih dalam tubuh anak tidak hanya berpotensi menyebabkan kelebihan berat badan, tetapi juga bisa memicu masalah kesehatan lain seperti diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Melihat dampak-dampak tersebut, Ria menyarankan agar orang tua tidak memberikan teh sebagai pendamping makan anak.
“Teh sebaiknya tidak diminum pada saat makan,” tegasnya. Menggantikan teh dengan air putih atau minuman yang lebih kaya nutrisi adalah langkah yang lebih aman dan sehat bagi anak-anak.
Orang tua harus lebih berhati-hati dan mempertimbangkan dengan matang sebelum memberikan teh kepada anak, terutama dalam jumlah yang besar dan frekuensi yang sering. Pemahaman tentang dampak teh ini penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang tepat dan mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.