Mulai MPASI, Ini Alasan Sebaiknya Tidak Menambahi Gula dan Garam pada Makanan Bayi
MPASI pada bayi tidak boleh ditambahi gula dan garam hingga usia 1 tahun.
Pemberian gula dan garam tambahan pada MPASI tidak dianjurkan karena sejumlah alasan.
Mulai MPASI, Ini Alasan Sebaiknya Tidak Menambahi Gula dan Garam pada Makanan Bayi
Gula dan garam merupakan dua bumbu paling penting bagi konsumsi kita sehari-hari. Namun konsumsi berlebihan dari kedua zat ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius pada orang dewasa dan anak-anak.
-
Kenapa garam dan gula tidak boleh untuk MPASI? Mengonsumsi garam dalam jumlah yang lebih banyak dari ini dapat berpotensi membahayakan kesehatan bayi, terutama karena ginjal bayi belum dapat mengolah garam secara efisien. Gula yang dimaksud dalam konteks ini adalah gula buatan yang diproses secara kimia, seperti gula pasir atau yang terkandung dalam makanan kemasan. Mengonsumsi gula jenis ini pada bayi dapat mengakibatkan kerusakan pada gigi, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan bahkan meningkatkan risiko diabetes dan obesitas.
-
Kenapa penting batas asupan garam untuk bayi? Pada usia ini, bayi tidak memerlukan tambahan garam karena ASI atau susu formula sudah memenuhi kebutuhan nutrisinya. Ginjal bayi belum sepenuhnya berkembang untuk memproses garam, sehingga penambahan garam harus dihindari.
-
Kapan anak bisa makan MPASI dengan garam dan gula? Memasuki usia delapan bulan menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak membutuhkan total asupan energi sebesar 600 kcal per hari. Idealnya 200 kcal dari kebutuhan anak dipenuhi dari makanan pendamping ASI. Pada usia ini, menu anak sudah boleh ditambahkan perasa seperti gula dan garam dalam jumlah yang terbatas.
-
Gula apa yang ga boleh dikonsumsi bayi? Gula tambahan yang dimaksud adalah gula yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman, seperti gula pasir, gula merah, madu, sirup, selai, atau permen.
-
Makanan apa yang gak boleh dimakan bayi? Berikut ini adalah beberapa makanan yang harus dihindari bayii di bawah 1 tahun yang wajib orang tua ketahui.
-
Siapa yang bilang bayi ga boleh gula? Menurut WHO, bayi sebaiknya tidak diberikan gula sama sekali sampai usia 6 bulan.
Ketika mulai memberi MPASI, orangtua kerap merasa bahwa makanan buah hati kurang memiliki rasa sehingga hendak menambah gula atau garam di dalamnya. Sayangnya, hal ini sebaiknya baru dilakukan ketika anak sudah berusia di atas satu tahun.
Menurut berbagai organisasi kesehatan, bayi sebaiknya tidak diberi garam apa pun hingga berusia enam bulan. Kebutuhan natrium bayi dipenuhi oleh garam yang terkandung dalam ASI.
Bayi yang berusia antara 6 bulan hingga 1 tahun sebaiknya diberi tidak lebih dari 1 gram garam per hari, yang mengandung 0,4 gram natrium. Asupan garam untuk balita berusia antara 1 hingga 3 tahun sebaiknya dibatasi hingga 2 gram per hari, dan anak-anak berusia 4 hingga 6 tahun sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 3 gram garam per hari.Bayi tidak memerlukan tambahan gula atau gula rafinasi dalam pola makan mereka. Kebutuhan gula bayi dapat terpenuhi melalui makanan yang kaya karbohidrat dan makanan manis alami, seperti buah-buahan.
Dilansir dari First Cry, berikut sejumlah alasan mengapa gula dan garam perlu dihindari pada MPASI buah hati.
Mempengaruhi Fungsi Ginjal
Konsumsi garam berlebihan dapat mengganggu fungsi ginjal karena ginjal bayi belum dapat memproses dan mengeluarkan tingkat garam yang tinggi dari darah. Ini dapat menyebabkan gangguan ginjal pada tahap selanjutnya.
Menyebabkan Batu Ginjal
Natrium berlebih dari garam juga dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan lebih banyak kalsium dalam urin. Kalsium ini dapat membentuk batu ginjal. Batu ginjal menyebabkan gejala seperti nyeri parah di tubuh, demam dan menggigil, mual dan muntah, sensasi terbakar saat buang air kecil, dan darah dalam urine.
Tekanan Darah Tinggi
Konsumsi garam berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Bayi yang mengonsumsi terlalu banyak garam dapat mengembangkan hipertensi saat dewasa.
Bahaya Dehidrasi
Bayi yang memiliki garam berlebih dalam tubuh berisiko dehidrasi, karena garam menyebabkan tubuh kehilangan air dalam bentuk urine dan keringat. Bayi tidak akan bisa menunjukkan bahwa mereka haus, dan orang dewasa mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengalami dehidrasi sampai gejala serius muncul. Dehidrasi dapat menyebabkan batu ginjal, kerusakan sendi dan otot, sembelit, dan kerusakan hati.
Kerusakan Gigi
Mengonsumsi jumlah gula tambahan yang berlebihan dapat menyebabkan gigi berlubang dan kerusakan gigi yang menyakitkan. Bakteri dalam mulut menggunakan gula dari makanan untuk menghasilkan asam yang merusak gigi.
Tulang Rapuh
Konsumsi garam berlebih menyebabkan peningkatan kadar natrium dalam tubuh. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan pengeluaran kalsium yang terlalu banyak. Akibatnya, tubuh kehilangan kalsium, yang penting untuk perkembangan tulang yang kuat. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan kondisi yang disebut osteoporosis yang membuat tulang menjadi tipis dan rapuh.
Obesitas
Terlalu banyak gula dalam diet berarti lebih banyak kalori. Bahkan pada bayi yang aktif, hal ini bisa menyebabkan banyak kalori yang tidak digunakan berubah menjadi lemak dan disimpan di dalam tubuh sehingga bayi menjadi obesitas.
Lemas
Tingkat gula darah yang tinggi dapat menyebabkan produksi hormon insulin yang berlebihan yang mengatur kadar gula darah. Terlalu banyak insulin dapat menyebabkan penurunan tiba-tiba dalam kadar gula darah, menyebabkan kelemahan, ketidakaktifan, dan kelelahan pada bayi.
Diabetes
Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan diabetes tipe 2 di kemudian hari. Diabetes adalah penyakit yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah.
Hiperaktif
Karena gula diserap ke dalam darah dengan sangat cepat, konsumsi gula tinggi menyebabkan kadar gula darah melonjak. Ini menyebabkan peningkatan kadar adrenalin dan menyebabkan hiperaktif pada anak-anak.
Kebiasaan Makan Buruk
Mengonsumsi garam dan gula berlebihan sebagai bayi mengarah pada pola pilihan makan yang buruk di kemudian hari. Hal ini selanjutnya menyebabkan penyakit gaya hidup seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi.
Menolak ASI
Jika bayi mulai menyukai rasa garam dan gula, mereka mungkin menghindari atau menolak ASI. Ini merugikan pertumbuhan bayi, karena ASI mengandung beberapa zat gizi penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Tidak Tahu Rasa Asli Sayuran
Jika makanan bayi mengandung terlalu banyak garam atau gula, rasa bumbu ini akan menyembunyikan rasa asli sayuran. Bayi akan mulai tidak menyukai rasa sayuran jika rasanya tidak disamarkan oleh terlalu banyak garam atau gula.