5 Pilihan Alternatif Gula yang Aman dan Alami untuk MPASI Bayi
Sebaiknya gunakan bahan alami seperti buah segar dan rempah-rempah agar rasanya tetap sehat, sesuai dengan rekomendasi Kemenkes. Dengan menghindari gula tam
Ketika bayi memasuki usia enam bulan, mereka mulai diperkenalkan dengan berbagai tekstur dan rasa makanan melalui Makanan Pendamping ASI (MPASI). Dalam proses ini, banyak orang tua yang mempertanyakan apakah diperbolehkan untuk menambahkan gula dan garam ke dalam MPASI untuk bayi mereka. Menurut dr. Lovely Daisy, MKM, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sangat penting untuk membatasi penggunaan gula dan garam dalam MPASI. "Anjuran sesuai 'Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak' yang diterbitkan Kemenkes tahun 2020, penggunaan gula dan garam dalam MPASI harus dibatasi," jelas Daisy dalam kutipan yang diambil dari Sehat Negeriku pada Senin, 23 Desember 2024.
Dia juga menekankan bahwa asupan gula tambahan untuk anak di bawah dua tahun sebaiknya tidak melebihi lima persen dari total kalori harian mereka. "Asupan gula yang disarankan berupa gula alami seperti buah segar, bukan jus buah atau produk dengan tambahan pemanis," tambahnya. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 mengenai Pedoman Gizi Seimbang, yang menyatakan bahwa MPASI untuk anak berusia 6-24 bulan sebaiknya tidak mengandung gula dan garam tambahan, serta tidak boleh mengandung penyedap rasa, pewarna, atau pengawet. Kandungan gula alami yang ada dalam makanan seperti buah atau sayuran sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan rasa manis bayi.
-
Apa saja jenis makanan yang baik untuk MPASI? Beragam buah dan sayuran dapat diperkenalkan pada bayi mulai usia enam bulan. Memberikan variasi buah dan sayur meningkatkan peluang bayi menyukainya di masa dewasa.
-
Apa dampak gula buat kesehatan anak? Penelitian ini menemukan bahwa 'mengurangi asupan gula selama periode kritis awal kehidupan dapat menurunkan risiko diabetes hingga 35% dan risiko hipertensi sebesar 20%'.
-
Kenapa gula juga gak boleh di MPASI? Bayi tidak memerlukan tambahan gula atau gula rafinasi dalam pola makan mereka. Kebutuhan gula bayi dapat terpenuhi melalui makanan yang kaya karbohidrat dan makanan manis alami, seperti buah-buahan.
-
Apa dampak buruk gula bagi kesehatan anak? '98 persen minuman di sana (mini market) mengandung gula atau sirup fruktosa, sirup jagung tinggi fruktosa, dan pemanis ini luar biasa dahsyatnya dalam merusak kesehatan anak-anak kita apabila diberikan terus-menerus,' ujar Piprim.
-
Dimana bisa menemukan alternatif pengganti gula? Anda dapat dengan mudah menemukan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi, sehingga dapat menikmati makanan manis tanpa khawatir akan dampak negatif bagi kesehatan.
-
Gula apa yang ga boleh dikonsumsi bayi? Gula tambahan yang dimaksud adalah gula yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman, seperti gula pasir, gula merah, madu, sirup, selai, atau permen.
“Perlu diingat, kandungan gula juga terdapat dalam makanan lain yang mengandung karbohidrat sederhana, sehingga penambahan gula pada MPASI tidak diperlukan. Untuk meningkatkan rasa, dapat digunakan bumbu tambahan lain, misalnya tomat, bawang, jahe, atau rempah-rempah alami lainnya,” ungkap Daisy. Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang sehat, orang tua dapat memperkenalkan rasa yang bervariasi kepada bayi tanpa harus mengandalkan gula tambahan.
Alternatif Pengganti Garam untuk MPASI
Dalam memberikan makanan pendamping ASI (MPASI), sangat penting untuk memahami kebutuhan natrium harian anak. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019, anak yang berusia 6 hingga 12 bulan memerlukan asupan natrium sebesar 370 mg setiap hari, sementara anak berusia 1 hingga 3 tahun membutuhkan 800 mg natrium per hari. "Jadi, kebutuhan garam pada anak usia 6-23 bulan kurang dari 1 gram per hari," ungkap Daisy. Asupan garam ini dapat dipenuhi melalui natrium alami yang terkandung dalam bahan pangan segar.
Dalam 'Tabel Komposisi Pangan Indonesia' yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2020, terdapat beberapa bahan pangan yang memiliki kandungan natrium tinggi. Misalnya, 100 gram daging ayam segar mengandung 109 mg natrium. Selain itu, 100 gram hati ayam segar mengandung 1.068 mg natrium, sedangkan 100 gram ikan teri segar mengandung 554 mg natrium. Bahan pangan lainnya seperti 100 gram ikan bawal mengandung 129 mg natrium, dan 100 gram udang segar mengandung 178 mg natrium. Tak ketinggalan, 100 gram telur ayam kampung mengandung 190 mg natrium dan telur ayam ras mengandung 142 mg natrium. Terakhir, 100 gram kacang hijau rebus juga mengandung 447 mg natrium.
Cara Tepat Membuat MPASI
Menurut Daisy, makanan pendamping ASI (MPASI) untuk anak yang berusia lebih dari satu tahun sebaiknya dibuat dari makanan yang dikonsumsi keluarga. Namun, sangat penting untuk memisahkan porsi makanan anak sebelum menambahkan bumbu seperti gula, garam, atau penyedap rasa. "Pembatasan gula, garam, dan minyak sangat dianjurkan dalam penyajian makanan keluarga, sesuai dengan rekomendasi gizi seimbang," ujarnya. Selain itu, organisasi internasional seperti UNICEF dan WHO juga menyarankan agar gula dan garam tidak ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk anak-anak.
Daisy juga menegaskan, "Penggunaan gula dan garam yang berlebihan pada MPASI dapat memicu risiko penyakit tidak menular di kemudian hari." Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan masalah seperti obesitas dan kerusakan gigi, sementara kelebihan natrium dapat merusak fungsi ginjal pada bayi yang masih dalam tahap perkembangan.
"Selain itu, pemberian gula dan garam pada masa MPASI dapat memengaruhi preferensi rasa anak, sehingga mereka cenderung lebih menyukai makanan yang manis dan asin sepanjang hidupnya," tambahnya. Dengan memanfaatkan bahan pangan segar yang mengandung natrium alami, orang tua dapat memberikan rasa pada MPASI tanpa perlu menambah garam. Pendekatan ini membantu memenuhi kebutuhan gizi anak secara sehat dan aman bagi pertumbuhan organ tubuhnya.