Kolonoskopi bebas laksatif: Metode deteksi kanker usus besar
Laksatif sendiri merupakan obat 'pembersih' usus. Sehingga saat pemeriksaan, hasil yang didapatkan bisa lebih maksimal.
Bagi beberapa orang, menjalani pemeriksaan kolonoskopi untuk mendeteksi gejala kanker usus besar adalah hal yang sangat tidak menyenangkan. Bahkan kebanyakan orang sengaja menghindari kolonoskopi, padahal tes tersebut dinilai paling ampuh dalam mendeteksi penyakit kanker usus besar, sehingga pasien menerima perawatan yang lebih dini.
Kolonoskopi adalah suatu prosedur kesehatan yang dilakukan dokter dengan memasukkan suatu tabung panjang penglihat yang lentur ke dalam rektum dan memeriksa bagian dalam usus besar. Biasanya, sebelum melakukan proses ini, pasien diminta mengonsumsi laksatif. Laksatif sendiri merupakan obat 'pembersih' usus. Sehingga saat pemeriksaan, hasil yang didapatkan bisa lebih maksimal.
-
Makanan apa saja yang bisa memicu kanker usus besar? Makanan pemicu kanker usus besar menunjukkan bahwa setiap makanan yang kita konsumsi, bisa berpengaruh bagi sistem pencernaan.
-
Apa ciri khas berat badan turun karena kanker? Salah satu ciri khas penurunan berat badan karena kanker adalah hilangnya nafsu makan. Penurunan berat badan yang tidak disengaja sering kali menjadi salah satu tanda awal kanker.
-
Bagaimana cara mencegah kanker usus? Cara mencegah kanker usus adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan melakukan pemeriksaan usus secara berkala. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker usus: Perbanyak konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan-makanan ini kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang bisa membantu melindungi usus dari kerusakan sel dan peradangan. Serat juga bisa membantu membersihkan usus dari sisa makanan yang bisa menjadi sumber toksin.Batasi konsumsi daging merah, daging olahan, dan makanan yang dibakar. Makanan-makanan ini mengandung zat karsinogenik, yaitu zat yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker. Daging merah juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Rokok dan alkohol juga mengandung zat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan folat, yaitu vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan sel.Berolahraga secara rutin. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi peradangan di usus. Olahraga juga bisa merangsang gerakan usus, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan di usus. Jalani skrining kanker usus secara berkala. Skrining kanker usus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya polip atau tumor di usus besar.Polip adalah benjolan yang bisa menjadi kanker jika tidak diangkat. Skrining kanker usus bisa dilakukan dengan kolonoskopi, sigmoidoskopi, tes darah samar, atau tes DNA tinja.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Bagaimana cara mengobati kanker sarkoma? Pengobatan untuk sarkoma jaringan lunak dapat meliputi kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, dan pembedahan.
-
Bagaimana sel kanker menyebar? Penyebaran sel kanker atau metastasis adalah hal yang paling ditakutkan dari penyakit kanker. Sel kanker bisa menginvasi jaringan di sekitarnya, sewaktu-waktu dapat masuk ke aliran darah atau saluran limfe dan terbawa jauh ke jaringan atau organ tubuh lain.
Proses kolonoskopi cukup menyakitkan. Selain itu, meminum laksatif sangat tidak nyaman. Maka dari itu banyak pasien yang tidak menyukainya. Namun kini para ahli menyebutkan ada metode terbaru dalam mendeteksi kanker usus besar tanpa meminum laksatif, yaitu kolonoskopi virtual.
Para ahli dari Massachusetts General Hospital di Boston menyebutkan bahwa mereka telah mengembangkan metode ini tanpa mengurangi keefektifan kolonoskopi itu sendiri. Studi yang telah dilaporkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine ini pun telah membuktikan bahwa polip penyebab kanker usus besar yang ditemukan melalui kolonoskopi virtual sama efektifnya dengan tes biasa.
"Kita mengetahui kolonoskopi mampu menyelamatkan nyawa pasien, namun tidak banyak orang mau melakukannya, karena rasa tidak nyaman dan perintah meminum laksatif," tutur Dr. Michael Zalis dari Massachusetts General Hospital, seperti yang dikutip dari CBS News (16/05).
Kolonoskopi virtual disebut juga dengan CT colonography, yang melibatkan proses pemasukan udara ke dalam usus besar untuk memperluas kondisi usus saat komputer mengambil gambar 3D dari usus besar pasien. Namun pemeriksaan ini pun membutuhkan puasa semalam dan obat pencahar beberapa jam sebelumnya agar usus terlihat bersih dan dokter mampu melihat jelas bagian usus besar. Beberapa pasien yang terlibat dalam studi ini mengaku baik-baik saja, namun berasa sedikit kembung karena udara yang dipompa dalam usus besar mereka.
Dengan adanya metode kolonoskopi virtual ini, para ahli medis berharap bahwa semakin banyak orang yang tidak menghindari pemeriksaan yang sangat bermanfaat ini.
(mdk/riz)