Konsumsi Double Carbo Bisa Buat Gula Darah Naik, Waspadai Makan Nasi Setelah Singkong
Banyak orang makan nasi dan singkong berdekatan. Hal ini bisa memicu naiknya gula darah.
Masyarakat Indonesia sangat akrab dengan nasi sebagai makanan pokok sehari-hari. Di hampir setiap rumah, nasi menjadi pilihan utama sebagai sumber karbohidrat. Namun, selain nasi, terdapat berbagai sumber karbohidrat lain yang tak kalah bergizi, seperti singkong, ubi, jagung, dan kentang. Meskipun karbohidrat penting sebagai sumber energi, mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan tanpa disadari adalah mengonsumsi nasi setelah makan singkong atau ubi. Praktik ini, yang dikenal dengan istilah 'double carbo,' dapat mengakibatkan konsumsi karbohidrat berlebihan, yang pada gilirannya dapat memicu lonjakan gula darah dan meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes.
-
Apa saja contoh sumber karbohidrat? Karbohidrat bisa berasal dari makanan yang kaya karbohidrat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu.
-
Apa saja contoh makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks? Contoh makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks termasuk oatmeal tanpa pemanis, quinoa, barley, dan beras merah.
-
Apa saja sumber karbohidrat utama di Indonesia? Masyarakat Indonesia pada umumnya mengandalkan nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Selain nasi, pangan lokal seperti ubi, singkong, jagung, dan kentang juga menjadi sumber karbohidrat yang lazim dikonsumsi.
-
Apa saja sumber karbohidrat pengganti nasi yang sehat untuk diet? Berikut adalah sumber karbohidrat pengganti nasi yang cocok dimasukkan dalam menu program diet Anda.
-
Apa itu nasi goreng? Nasi goreng menjadi makanan khas Nusantara yang kini telah mendunia.
-
Apa perbedaan utama antara roti dan nasi putih dalam hal kandungan makronutrien? Dalam hal makronutrien, roti menunjukkan keunggulan. Roti memiliki dua kali lipat protein dibandingkan dengan nasi putih dan sedikit mengandung serat pencernaan dan lemak.
Menurut Tan Shot Yen, seorang dokter ahli gizi komunitas, kebiasaan ini sangat umum terjadi di Indonesia. Banyak orang yang menjadikan singkong atau ubi sebagai camilan, dan tak lama kemudian, mereka makan nasi sebagai makanan utama.
"Makanya, umbi-umbian sering dijajakan pada pegawai bangunan. Kalau ada proyek bangunan, itu depannya ada mamang-mamang jualan ubi rebus, singkong rebus," ujarnya.
Masalahnya, konsumsi karbohidrat yang tinggi ini sering kali tidak disertai dengan aktivitas fisik yang memadai, terutama bagi pekerja kantoran yang lebih banyak menggunakan otak daripada otot.
Tan Shot Yen juga menekankan pentingnya mengenali kebutuhan tubuh masing-masing individu. Pekerja kantoran yang cenderung memiliki aktivitas fisik yang rendah sebaiknya lebih bijak dalam memilih sumber karbohidrat. Karbohidrat yang rendah kalori, tinggi serat, dan kaya antioksidan, seperti sayur dan buah, lebih dianjurkan untuk mereka. Mengonsumsi terlalu banyak nasi dan umbi-umbian tanpa aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan penumpukan gula dalam tubuh, yang berpotensi memicu berbagai penyakit.
"Orang yang kerjanya pakai otak tentu kebutuhannya tidak sama dengan otot," tambahnya.
- Bikin Gula Darah Melonjak, Ini Bahaya Double Carbo Makan Nasi Setelah Singkong yang Harus Dihindari Penderita Diabetes
- Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan dengan Pisang
- Makan Terlalu Cepat dan Tergesa-gesa saat Sahur Bisa Timbulkan 7 Dampak Buruk Ini
- Dampak Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Berbahan Tepung Terigu, Mulai Gigi Rusak Hingga Berat Badan Naik
Kesehatan bukan hanya soal menghindari penyakit, tetapi juga soal menjaga keseimbangan asupan nutrisi yang masuk ke tubuh. Oleh karena itu, penting untuk lebih selektif dalam memilih jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Sebaiknya perbanyak konsumsi sayur dan buah dibandingkan dengan makanan bertepung, terutama bagi mereka yang memiliki gaya hidup yang lebih sedikit bergerak.
"Perbanyak sayur dan buah ketimbang patinya. Tapi itu tidak berlaku bagi atlet olimpiade atau pekerja fisik seperti kuli kapal," lanjut Tan.
Selain waspada terhadap konsumsi 'double carbo,' perhatian juga perlu diberikan pada asupan gula tambahan dari minuman manis. Kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan risiko infeksi, memicu hiperaktivitas, kecemasan, kesulitan konsentrasi, memperburuk penglihatan, dan merusak gigi. Tak hanya itu, konsumsi gula berlebih juga dapat mengganggu penyerapan kalsium dan protein dalam tubuh, serta memicu sakit kepala, migrain, bahkan depresi.
Dengan memahami risiko yang ditimbulkan oleh konsumsi karbohidrat berlebihan, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengatur pola makan sehari-hari. Pilihlah sumber karbohidrat yang sesuai dengan kebutuhan fisik Anda dan hindari konsumsi berlebihan yang dapat merugikan kesehatan. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan tubuh adalah investasi jangka panjang yang harus dilakukan setiap hari.