Konsumsi Minuman Manis Bisa Menjadi Awal Terjadinya Obesitas
Konsumsi minuman manis yang dilakukan seseorang terutama anak bisa menjadi penyebab terjadinya obesitas.
Kebiasaan mengonsumsi minuman manis setiap hari dapat membawa konsekuensi serius bagi kesehatan, terutama dalam memicu terjadinya obesitas dan berbagai penyakit metabolik. Dr. Luciana Sutanto, seorang Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia, memperingatkan bahwa konsumsi minuman berpemanis yang dilakukan terus-menerus dapat meningkatkan asupan kalori secara signifikan, yang pada akhirnya dapat berujung pada obesitas.
"Konsumsi terus-menerus minuman berpemanis dapat menyebabkan peningkatan asupan kalori, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik," kata Luciana dilansir dari Antara.
-
Apa saja minuman sehat yang bisa jadi pengganti minuman manis? Orang tua dapat memberikan alternatif minuman sehat yang lebih baik bagi anak, seperti air putih, susu, atau jus buah segar tanpa gula tambahan. Minuman sehat ini dapat memberikan manfaat bagi tubuh anak, seperti menjaga hidrasi, memenuhi kebutuhan kalsium, dan meningkatkan asupan vitamin dan mineral.
-
Kenapa anak harus mengurangi konsumsi minuman manis? Bantu anak Anda untuk memahami bahwa mengurangi konsumsi minuman manis adalah hal yang penting untuk kesehatannya.
-
Kenapa orang tua perlu membatasi minuman manis untuk anak? Minum manis adalah kebiasaan yang banyak disukai oleh anak-anak, karena dapat memberikan rasa nikmat dan segar di mulut. Namun, minum manis juga dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan anak. Berbagai masalah kesehatan mulut bisa muncul seperti karies gigi, obesitas, diabetes, dan gangguan jantung.
-
Apa dampak negatif dari minuman manis pada anak? Terlalu banyak minuman manis bisa berdampak buruk pada kesehatan anak. Berikut sejumlah cara untuk mengatasi kebiasaan anak konsumsi minuman manis. Minuman manis, seperti soda, jus kemasan, dan minuman teh manis, merupakan salah satu makanan dan minuman yang paling populer di kalangan anak-anak. Rasanya yang manis dan menyegarkan membuat anak-anak ketagihan. Namun, konsumsi minuman manis yang berlebihan dapat berdampak negatif bagi kesehatan anak, seperti obesitas, diabetes, dan kerusakan gigi.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan rambut anak selain dengan makanan? Kebiasaan ini mungkin terbilang sederhana namun dapat merusak rambut anak. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang perlu dihindari: 1. Sering KeramasKeramas memang penting untuk menjaga kebersihan rambut, namun jika terlalu sering, kebiasaan ini justru bisa merusak rambut serta menyebabkan kulit kepala gatal dan kering. Terlalu sering keramas juga bisa menghilangkan pelembap alami rambut. 2. Jarang KeramasSebaliknya, jarang keramas juga dapat merusak rambut. Jika tidak keramas secara teratur, kulit kepala dapat menjadi berminyak, yang dapat menyebabkan ketombe dan membuat rambut lebih lengket. 3. Mengeringkan Rambut dengan Pengering RambutMengeringkan rambut dengan pengering rambut atau mencatok rambut bisa memicu kebotakan dini. Penggunaan alat-alat ini dapat membuat rambut semakin rontok dan rapuh. Sebaiknya, keringkan rambut dengan bantuan kipas atau angin alami. 4. Menyisir Rambut Saat BasahMenyisir atau menata rambut saat basah bisa merusak rambut. Pada saat basah, rambut cenderung meregang, dan jika disisir, kutikula rambut dapat rusak. Oleh karena itu, sebaiknya sisir rambut setelah rambut kering. 5. Tidur dengan Rambut BasahTidur dengan rambut yang masih basah dapat menyebabkan rambut rapuh dan mudah kering. Rambut basah terlalu lama dapat menyebabkan hygral fatigue, yaitu rambut kehilangan lapisan terluar akibat batang rambut terlalu lembap. Efeknya, rambut pun rapuh dan mudah kering. 6. Tidur dengan HairsprayMembiarkan hairspray semalaman juga merusak rambut. Hairspray dapat mengeringkan batang rambut dan menggumpal di kulit kepala, menyebabkan gatal, ketombe, hingga rambut rontok. Sebaiknya, membersihkan hairspray segera setelah penataan rambut. 7. Mengikat Rambut Saat TidurMengikat rambut saat tidur juga dapat merusak rambut. Mengikat rambut terlalu ketat dapat menyebabkan rambut patah atau rontok, serta membuat kulit kepala gatal.
-
Mengapa menjaga kesehatan rambut penting untuk anak? Bagi anak-anak, rambut yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
Obesitas adalah masalah yang tidak bisa diabaikan, terutama karena dampaknya yang luas terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak kasus anak-anak yang menderita penyakit serius seperti gagal ginjal, yang menurut laporan di media sosial, berhubungan erat dengan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan secara berlebihan. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta bahkan menunjukkan bahwa sebanyak 60 anak harus menjalani terapi penyakit gagal ginjal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis yang mengandung gula. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) yang berlebihan.
Dr. Luciana menekankan bahwa risiko obesitas dan penyakit metabolik tidak hanya terbatas pada minuman berpemanis dalam kemasan, tetapi juga mencakup minuman manis lainnya. Konsumsi minuman manis ini dapat meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes melitus, peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida, asam urat, hipertensi, serta berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Pentingnya Edukasi Makanan Sehat bagi Anak
Khusus untuk anak-anak, pentingnya edukasi tentang pola makan sehat tidak bisa diabaikan. Menurut Dr. Luciana, orang tua dan murid perlu mendapatkan edukasi tentang pentingnya makanan sehat dan pola makan yang seimbang.
"Idealnya, pengetahuan makan sehat berdasarkan Pola Makan Gizi Seimbang sesuai dengan anjuran Pemerintah atau Kemenkes diajarkan di sekolah sejak awal dan masyarakat pada umumnya," jelasnya.
- Konsumsi Minuman Manis Berlebih Bisa Sebabkan Obesitas, Ini Penjelasan Ahli Gizi
- Efek Samping Konsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Obesitas hingga Nyeri Sendi
- Cara Mudah Batasi Kebiasaan Konsumsi Minuman Manis pada Anak
- Apa yang Harus Dilakukan Orangtua ketika Anak Terlanjur Kecanduan Minuman Manis?
Edukasi ini menjadi krusial mengingat kebiasaan makan dan minum anak-anak saat ini sering kali diwarnai dengan asupan gula yang berlebihan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahkan mengungkapkan bahwa sekitar 13 persen populasi Indonesia, atau sekitar 35,8 juta orang, menderita penyakit gula, dan angka ini bisa semakin meningkat jika tidak dilakukan penanganan yang serius.
"Itu dialisis, kalau enggak dilakukan penanganan tiap hari, itu bisa jadi penyakit kronis. Ukuran paling gampang, lihat ukuran celana jeans, kalau di atas 34, kemungkinan gulanya banyak," kata Budi.
Budi juga mengingatkan bahwa banyaknya konsumsi gula dalam makanan dan minuman, terutama di kalangan anak-anak, dapat berkontribusi pada peningkatan kasus gagal ginjal.
"Anak-anak sekarang minumnya gula semua. Itu yang harus dikurangi. Kembali ke tanpa gula," ujarnya.
Perlunya Pengendalian Konsumsi Gula
Konsumsi gula yang berlebihan bukan hanya berpotensi menyebabkan obesitas, tetapi juga dapat menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit kronis lainnya. Tren makanan dan minuman manis yang semakin populer saat ini justru meningkatkan risiko anak-anak terbiasa mengonsumsi asupan berkadar gula tinggi. Oleh karena itu, pengendalian konsumsi gula menjadi sangat penting untuk menekan risiko penyakit serius di masa depan.
Dengan semakin maraknya kasus penyakit kronis yang disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan, masyarakat diharapkan untuk lebih bijak dalam memilih makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Mengurangi konsumsi minuman manis dan menggantinya dengan pilihan yang lebih sehat adalah langkah awal yang dapat diambil untuk mencegah obesitas dan berbagai penyakit metabolik lainnya.
Ingatlah bahwa gula adalah penyebab dari berbagai penyakit serius seperti ginjal, hati, stroke, dan jantung. Oleh karena itu, mulai dari sekarang, kurangi konsumsi gula dan jaga kesehatan tubuh dengan pola makan yang lebih seimbang dan sehat.