Konsumsi Minuman Berenergi Bisa Tetap Aman Asal dengan Sejumlah Hal Berikut Ini
Konsumsi minuman berenergi bisa tetap aman dikonsumsi asal dengan memperhatikan sejumlah hal.
Gaya hidup aktif dan produktif kini bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan di tengah masyarakat modern. Akses yang mudah ke berbagai aktivitas memacu setiap individu untuk memaksimalkan kualitas hidup dan meraih prestasi. Dalam upaya menjaga performa optimal, tak jarang kita membutuhkan energi tambahan, dan minuman energi sering kali menjadi pilihan praktis untuk meningkatkan stamina dan fokus.
Minuman energi telah lama menjadi andalan bagi kalangan urban, terutama mereka yang menjalani gaya hidup aktif. Namun, di balik popularitasnya, minuman energi juga sering kali menuai kontroversi, terutama terkait dampaknya terhadap kesehatan. Salah satu isu kesehatan yang mengemuka adalah hubungan antara konsumsi minuman energi dan risiko penyakit seperti diabetes dan hipertensi.
-
Bagaimana minuman energi meningkatkan performa? Minuman energi dapat memberikan stimulan agar performa olahraga lebih maksimal.
-
Gimana caranya minum kopi dan teh yang aman? Lebih lanjut, ICMR mengeluarkan sejumlah saran dalam mengonsumsi kopi dan teh agar lebih aman. Jangan Konsumsi Teh atau Kopi dengan Perut Kosong Penelitian menunjukkan bahwa pahitnya kopi juga dapat memicu pelepasan asam lambung, yang pada gilirannya dapat menyebabkan sakit maag dan refluks asam. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari konsumsi teh atau kopi saat perut kosong. Hindari Merebus Teh atau Menyeduh Kopi Terlalu Lama Merebus teh terlalu lama dapat membawa dampak negatif, seperti memindahkan kontaminan dari daun teh ke dalam minuman. Studi yang diterbitkan menunjukkan bahwa hal yang sama berlaku untuk kopi, menyeduhnya terlalu lama dapat menghasilkan pelepasan zat kimia pahit yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, penting untuk tidak melebihi waktu penyeduhan yang disarankan untuk menjaga kualitas minuman dan mencegah kontaminasi yang tidak diinginkan. Jangan Minum Teh atau Kopi Sangat Dekat dengan Waktu Tidur Kafein yang terdapat dalam teh dan kopi dapat mengganggu pola tidur seseorang. Sebaiknya, hindari minum teh atau kopi dalam waktu empat hingga enam jam sebelum waktu tidur untuk mencegah gangguan tidur. Menurut FDA, kafein sebaiknya tidak dikonsumsi dekat dengan waktu tidur agar kualitas tidur tidak terganggu. Kurangi Frekuensi Konsumsi Kafein adalah zat yang perlu diperhatikan jumlahnya. FDA merekomendasikan batas maksimal 400 mg kafein per hari, yang setara dengan sekitar empat hingga lima cangkir teh atau kopi. Namun, sensitivitas individu terhadap kafein dapat bervariasi. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang hamil atau menyusui, konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi kafein secara berlebihan. Pertimbangkan untuk Beralih ke Teh Hitam dan Kopi Hitam Teh hitam dan kopi hitam dapat menjadi alternatif yang lebih sehat. Pedoman ICMR menyatakan bahwa teh hitam memiliki manfaat kesehatan seperti menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker lambung, serta meningkatkan sirkulasi darah. Demikian pula, kopi hitam dapat membawa manfaat seperti kalori yang rendah, meningkatkan kesadaran dan kejernihan mental, serta mengurangi risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular. Meskipun demikian, pastikan untuk mengonsumsinya dengan bijak dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
-
Apa saja manfaat dari minuman sehat? Berikut resep minuman sehat untuk membantu meningkatkan imun tubuh.
-
Gimana cara tetap berenergi seharian? Dengan memperbanyak asupan makanan pada pagi dan siang hari, Anda dapat merasa lebih bertenaga sepanjang hari.
-
Apa saja minuman kaya antioksidan? Antioksidan dapat ditemukan dalam berbagai jenis minuman, terutama yang berasal dari buah-buahan, sayuran, dan tanaman herbal. Berikut adalah beberapa minuman yang kaya akan antioksidan dan manfaatnya: Teh hijau, Kopi, Jus buah delima, Jus bit, Matcha, Jus tomat, Teh dandelion.
-
Apa saja minuman penambah stamina yang bisa dikonsumsi? Terdapat beberapa minuman penambah stamina yang bisa menjadi pilihan. Mulai dari susu kunyit,serai dan jahe, temulawak dan jahe, air kelapa, jus pisang dan susu, hingga sari kacang hijau.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 11,7%, sementara hipertensi mencapai 30,8%. Penyakit-penyakit ini, yang dapat dipicu oleh konsumsi gula berlebihan, juga berisiko memengaruhi kesehatan ginjal.
Namun, penting untuk dicatat bahwa minuman energi bukanlah satu-satunya penyebab. Di pasaran, tersedia varian minuman energi bebas gula yang menggunakan aspartam sebagai pemanis alternatif.
"Aspartam dan pemanis buatan lainnya yang digunakan dalam minuman energi tanpa gula telah diuji ketat oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (BPOM), dan dinyatakan aman tanpa risiko kesehatan seperti obesitas atau diabetes," jelas Dr. Dion Haryadi, PN1, CHC, AIFO-K, seorang Certified Nutritionist dan Health Coach. Dr. Dion juga menekankan bahwa rumor yang menyebut aspartam sebagai pemicu kanker tidak berdasar, karena penelitian yang menyatakan demikian menggunakan dosis yang jauh di atas konsumsi manusia normal.
Dr. Dion, yang aktif memberikan edukasi gizi melalui media sosial, juga menambahkan bahwa minuman energi tanpa gula cukup efektif dalam memberikan dorongan energi karena kandungan kafeinnya.
"Kafein dalam minuman energi umumnya berada dalam batas aman, hanya 50 mg per sajian, yaitu tidak lebih dari kandungan kafein dalam satu cangkir kopi. Ini aman jika dikonsumsi sesuai anjuran harian. Namun, jika memiliki riwayat penyakit seperti jantung, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter," tambahnya.
Meskipun banyak manfaat yang ditawarkan, konsumsi minuman energi tetap perlu dilakukan dengan bijak. Energi yang tidak dikelola dengan baik dapat menghambat produktivitas dan menghalangi pencapaian gaya hidup berkualitas.
Minuman energi membantu meningkatkan stamina melalui bahan-bahan stimulan seperti taurin yang mengatur denyut jantung dan kontraksi otot, kafein yang meningkatkan konsentrasi, serta vitamin B yang mengubah makanan menjadi energi. Kandungan khusus seperti vitamin B12 bahkan telah terbukti memiliki manfaat bagi kesehatan ginjal.
Namun, meskipun minuman energi menawarkan berbagai manfaat, tidak jarang kontroversi muncul karena kesalahan dalam gaya hidup.
"Terkadang yang keliru sebenarnya gaya hidupnya. Tak jarang orang menjadikan minuman energi sebagai solusi instan dengan cara yang berlebihan. Padahal sesuatu yang berlebihan tidaklah baik," jelas Dr. Dion.
Konsumsi minuman energi sebaiknya diimbangi dengan asupan nutrisi dan hidrasi yang cukup, terutama sebelum aktivitas berat atau saat membutuhkan konsentrasi tinggi. Memahami komposisi dan kandungan nutrisi dari minuman energi sangat penting, begitu pula dengan berkonsultasi kepada dokter jika memiliki kondisi kesehatan khusus.
Pada akhirnya, minuman energi dapat menjadi asupan tambahan yang bermanfaat selama dikonsumsi dengan bijak. Memastikan keseimbangan antara nutrisi, hidrasi, dan asupan minuman energi adalah kunci untuk menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang.
- Gunung Telomoyo Terbakar, Dipicu Warga Bakar Rumput
- Bupati Ipuk Lantik Guntur Priambodo Menjadi Pj Sekda Banyuwangi
- Pertamina Optimistis Kembangkan Sustainable Aviation Fuel di Indonesia
- Survei LSI: Anies Bisa Jadi Penentu Pemenang Pilkada Jakarta 2024
- FOTO: Intip Proses Pembuatan Susu dari Bahan Dasar Ikan di Indramayu
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024