Korban bullying rentan alami gangguan mental
Korban berisiko lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental saat mereka dewasa.
Sebuah penelitian terbaru dari Centre for Studies on Human Stress (CSHS) dan para ahli di Université de Montréal menyebutkan kalau bullying mengubah struktur gen yang mengatur suasana hati. Sehingga korban berisiko lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental saat mereka dewasa.
Seperti yang dilansir dari Science Daily (18/12), penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Psychological Medicine ini pun berusaha untuk lebih memahami mekanisme betapa sulitnya pengalaman yang mengganggu respon manusia dalam situasi stres.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa itu bullying? Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terus menerus.
-
Bagaimana cara mengatasi dampak bullying pada pelaku? Mereka cenderung mengembangkan perilaku agresif yang dapat berlanjut hingga dewasa, meningkatkan risiko terlibat dalam tindakan kriminal atau kekerasan lainnya. Selain itu, pelaku bullying sering kali memiliki masalah dalam membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan, baik secara pribadi maupun profesional. Mereka juga bisa mengalami masalah emosional dan psikologis seperti rasa bersalah, penyesalan, atau bahkan merasa terisolasi dari lingkungan sosial mereka.
-
Dimana bullying paling sering terjadi? Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk: Bullying Fisik: Ini melibatkan penggunaan kekerasan fisik atau ancaman untuk menyakiti korban. Contoh termasuk pemukulan, tendangan, atau pemaksaan fisik lainnya. Bullying Verbal: Ini melibatkan penggunaan kata-kata kasar, merendahkan, atau ancaman secara lisan. Ini bisa berupa ejekan, cercaan, atau pernyataan menghina.
"Banyak orang berpikir ketika stres, tidak akan terjadi apa-apa pada gen. Namun penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan, bahkan lingkungan sosial, dapat mempengaruhi fungsi gen. Terutama bagi mereka yang pernah menjadi korban bullying," tutur Isabelle Ouellet-Morin, kepala penulis penelitian.
Penelitian sebelumnya oleh Ouellet-Morin mengungkapkan bahwa korban bullying membuat produksi hormon cortisol - penyebab stres - menurun namun mereka cenderung lebih agresif dan punya masalah interaksi sosial.
Penemuan tersebut diduga terjadi pada korban bullying ketika berusia 12 tahun. Sementara perubahan struktur sekitar gen yang mengatur serotonin - neurotransmitter yang terlibat dalam regulasi suasana hati dan depresi - terjadi lebih dahulu pada tubuh korban bullying.
Bullying sendiri bisa melibatkan fisik, kata-kata, maupun psikologis. Entah itu di sekolah, melalui sosial media, atau lingkungan rumah, para orang tua sebaiknya mengawasi anak mereka dengan baik agar tidak menjadi korban maupun pelaku bullying.