Latiao Sebabkan Keracunan, Ini Gejala yang Dirasakan Setelah Makan Jajanan Asal China
Ini gejala yang dirasakan setelah orang makan jajanan asal China, Latiao.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) menerima laporan mengenai kasus keracunan makanan yang terjadi di tujuh wilayah di Indonesia setelah konsumsi jajanan asal China, Latiao.
"Badan POM menerima laporan soal kejadian luar biasa keracunan pangan atau KLBKP yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia," ungkap Kepala BPOM, Taruna Ikrar, pada Jumat, 1 November 2024. Ia menjelaskan bahwa lokasi-lokasi yang terlibat meliputi Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, serta Riau.
- Banyak Warga Keracunan Bakteri Bacillus Cereus di Jajanan Asal China Ternyata juga Ada di Beras, Cek Cara Mengatasinya
- Biaya Hidup Makin Tinggi, Restoran-Restoran di China Perang Dagang
- Mencicip Kuliner Khas Sichuan China di Jakarta
- Aneh, Pria China Ini Tolak Digaji Rp4,2 Juta Sehari Malah Pilih Makan Camilan Setiap Hari
Setelah mendapatkan laporan mengenai keracunan makanan, Balai Besar POM di setiap daerah tersebut langsung melakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya bakteri Bacillus cereus dalam produk makanan yang berasal dari China tersebut.
"Kita lakukan pemeriksaan sampel lalu cocokkan dengan gejala yang dikeluhkan. Ditemukan Bacillus cereus (bakteri ini) menghasilkan toksik dengan reseptor spesifik terhadap sistem saraf," tambah Taruna. Gejala yang muncul akibat bakteri ini meliputi:
- Mual
- Diare
- Muntah
- Sesak napas sebagai efek di saluran pernapasan.
"Jadi, sinkron hasil antara laboratorium dengan apa yang terjadi gejala pada anak korban," jelasnya. Latiao merupakan produk pangan olahan dari tepung yang memiliki tekstur kenyal dan rasa pedas gurih, yang sebelumnya viral di media sosial dan menjadi favorit di kalangan warga China, sebelum akhirnya masuk ke pasar Indonesia.
Latiao Sudah Ditarik dan Dihancurkan
Setelah insiden tersebut, Kepala BPOM Taruna Ikrar memberikan arahan untuk menarik dan memusnahkan produk latiao yang menjadi penyebab terjadinya kejadian luar biasa keracunan pangan (KLBKP).
"Badan POM telah menginstruksikan agar produk latiao yang menyebabkan KLBKP untuk ditarik dan dimusnahkan. Kami minta importir untuk segera melaporkan proses penarikan dan pemusnahan ini terhadap Badan POM. Dan kami akan terus memantau kepatuhan mereka," ungkap Taruna.
Dalam upaya mencegah kejadian serupa, BPOM juga melaksanakan pengamanan secara serentak terhadap semua produk latiao yang beredar di pasar. “Jadi kami mengamankan dan menangguhkan sementara registrasi produk pangan olahan latiao sambil kita menelusuri lebih lanjut sampai proses pemeriksaan dan penelitian selesai,” tambahnya.
Tindakan ini diharapkan dapat melindungi masyarakat dari risiko keracunan yang lebih lanjut dan memastikan bahwa produk yang beredar memenuhi standar keamanan pangan yang ditetapkan. BPOM berkomitmen untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap produk pangan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Pelaku Usaha Taati Peraturan dan Standar Keamanan Pangan
Taruna juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap peraturan dan standar keamanan pangan bagi semua pelaku usaha. "Kami mengingatkan seluruh pelaku usaha pangan untuk selalu mematuhi peraturan dan standar keamanan pangan yang telah ditetapkan. Menggunakan bahan baku yang aman dan menjaga proses produksi agar menghasilkan pangan yang aman bagi masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa jika ada pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha, Badan POM tidak akan ragu untuk mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, "Apabila pelaku usaha terbukti melakukan pelanggaran Badan POM akan melakukan penindakan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku," tegasnya.
Jika Masih Ada Latiao di Rumah, Segera Buang!
Taruna mengingatkan kepada masyarakat untuk segera membuang makanan yang masih disimpan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti keracunan makanan. Ia menegaskan, "Yang sudah punya makanan ini enggak usah dimakan," sebagai upaya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan bersama.
Penting bagi setiap individu untuk memperhatikan keamanan makanan yang dikonsumsi. Dengan membuang makanan yang mungkin sudah tidak layak, kita dapat mencegah risiko keracunan yang dapat membahayakan kesehatan.