LSPR Fasilitasi Kreativitas dan Aktivitas Anak-anak Autisme
Autism Awareness Festival 7th diadakan untuk kembali menyuarakan tentang autisme di telinga masyarakat Indonesia.
Jakarta, 12 April 2015. Tari-tarian, nyanyian dan permainan piano, biola, drum serta band mengisi panggung Prof. Dr. Djajusman Auditorium & Performance Hall, LSPR – Jakarta Kampus B, Jl. K. H. Mas Mansyur Kav. 35 Jakarta pada hari Minggu, 12 April 2015. Istimewanya adalah seluruh yang tampil pada hari ini menunjukkan talentanya di hadapan para penonton adalah anak-anak berkebutuhan khusus, terutama autisme. Melalui London School Centre of Autism Awareness (LSCAA) serangkaian kegiatan pun dilakukan guna memperingati kesadaran akan autisme yang jatuh di bulan April setiap tahunnya.
Acara yang dinamakan Autism Awareness Festival 7th ini diawali dengan kegiatan melukis di atas tas kain berbahan dasar kain blacu. Tas-tas tersebut sebelumnya telah disablon oleh para mahasiswa/i berkebutuhan khusus dari London School Beyond Academy (LSBA) untuk kemudian diwarnai. Metode melukis di atas tas kain merupakan salah satu cara untuk menggali kreatifitas anak-anak autisme dimana kegiatan serupa juga pernah dilakukan pada Autism Awareness Festival 6th tahun lalu yang mengajak para anak berkebutuhan khusus untuk melukis di atas payung. Acara pun dilanjutkan dengan pertunjukkan musik sekaligus pengumuman pemenang AAF 7th Music Competition. Sebuah kompetisi musik yang diadakan pada hari Sabtu, 28 Maret 2015 lalu. Kemampuan mereka dalam bermain berbagai alat musik seperti piano, gitar, bass, biola, maupun drum ditambah dengan suara merdu dan rasa percaya diri yang mereka miliki membuat para penonton terpukau dan tak percaya bahwa anak-anak berbakat tersebut sebenarnya memiliki spektrum autisme. Khusus pemenang pertama kategori piano dan drum, akan diikutsertakan dalam Special Music and Arts Festival 2015 di Korea. Kesempatan ini merupakan kerja sama antara LSCAA dan Korean Cultural Centre (KCC).
“Melalui acara ini, kami ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa anak-anak autisme pun memiliki bakat dan talenta. Kreatifitas mereka dalam menghasilkan karya harus terus diasah demi kehidupan mereka yang lebih baik ke depannya. ” jelas Chrisdina Wempi, Ketua London School of Autism Awareness.
Autism Awareness Festival 7th diadakan untuk kembali menyuarakan tentang autisme di telinga masyarakat Indonesia. Di tahun ketujuh ini, Autism Awareness Festival berbagai acara menarik akan dilaksanakan untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap autisme, seperti Music Competition, Seminar, Teacher’s Training, Talent Show, pemutaran film bertemakan autisme dari beberapa Negara serta pertunjukkan teater yang dimainkan oleh para anak berkebutuhan khusus yang mengambil judul “Alladin”.
-
Bagaimana cara menangani anak yang mengalami autisme? “Biasanya pada anak autis kita enggak mencari pasti penyebabnya. Pemeriksaan darah, CT Scan, biasanya tidak kita lakukan, kita langsung masuk ke intervensi untuk penanganannya,” katanya.
-
Bagaimana cara menangani anak autis? Menurutnya, penanganan yang diberikan pun harus sesuai dengan kondisi masalah, usia, dan kebutuhan. Dia mencontohkan, untuk anak autis dengan tipikal anak yang masih belum bisa duduk tenang, belum bisa bicara, dan tantrum, kemungkinan anak itu ada masalah di sensoriknya, dan dapat diberikan terapi sensory.
-
Apa yang bisa menjadi salah satu tanda autisme pada anak? Salah satu ciri khas autisme adalah variasi dalam perilaku anak-anak yang terpengaruh. Siapa sangka, tanda autisme pada anak ini ternyata bisa ditandai dengan perilaku sederhana seperti kebiasaan berjalan.
-
Kapan orang tua harus memperhatikan perkembangan anak terkait autisme? Tanda-tanda autisme pada bayi mungkin sulit dideteksi. Biasanya, tanda-tanda tersebut tidak begitu jelas, terutama bagi orang awam, hingga anak-anak lebih tua.
-
Kenapa intervensi dini penting bagi anak autis? Periode bayi dan batita adalah waktu perkembangan otak yang cepat, dan bantuan kepada anak yang mengalami keterlambatan atau kesulitan selama periode ini dapat membantu mereka membuat kemajuan yang lebih besar daripada pada periode kehidupan lainnya.
-
Apa yang menjadi tanda autisme pada bayi berusia 6 bulan? Kurangnya senyuman ke orang lain pada usia 6 bulan bisa menjadi tanda gangguan spektrum autisme pada bayi.
London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) merupakan bagian dari kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) LSPR – Jakarta sebagai bentuk kepeduliannya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus yang salah satu karakteristiknya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi baik verbal ataupun non-verbal. Melalui LSCAA, LSPR Jakarta berharap dapat mengkomunikasikan mengenai sindrom autisme kepada masyarakat Indonesia. Berbagai kegiatan yang telah diselenggarkan oleh LSCAA seperti acara tahunan Autism Awareness Festival, Workshop for Parents, pembuatan produksi film pendek “Saudaraku Berbeda”, Workshop for Teachers, dan masih banyak lagi guna mengkomunikasikan perihal sosialisasi autisme.
London School of Public Relations – Jakarta yang berdiri sejak 1 Juli 1992 adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakan program sarjana ilmu komunikasi yang terbagi atas 6 konsentrasi pilihan yaitu, Public Relations, International Relation, Marketing, Mass Communication, Visual Design Communication, Advertising dan Performing Arts Communication, serta program pasca sarjana yang terbagi menjadi 4 konsentrasi yaitu, Corporate Communication, Marketing Communication, International Relations Communication dan Mass Media Management.