Ibu Hamil Minum Air Galon Tidak Menyebabkan Anak jadi Autisme, Ini Penjelasan Ahli
Autisme pada anak disebabkan karena adanya gangguan perkembangan syarafnya.
-
Siapa yang membantah air galon menyebabkan autis? 'Tidak ada kajian tentang pengaruh air dari galon guna ulang biru dengan penyakit autis pada anak, belum ada buktinya juga,' kata Rini di Jakarta, Senin (17/4).
-
Kenapa air galon aman diminum? 'Meminum air minum dalam kemasan dari galon polikarbonat sama amannya dengan galon Polyethylene Terephthalate (PET),' kata Nugraha dalam diskusi 'BPA dan Permasalahan Metabolisme Tubuh: Fakta atau Mitos?' di Jakarta, Selasa (10/9).
-
Apa penyebab autis pada anak? Sejauh ini, autisme diketahui disebabkan oleh adanya masalah atau gangguan perilaku pada anak yang disebabkan banyak faktor, salah satunya faktor genetik.
-
Apa tanda autisme pada bayi? Tanda-tanda autisme pada bayi mungkin sulit dideteksi. Biasanya, tanda-tanda tersebut tidak begitu jelas, terutama bagi orang awam, hingga anak-anak lebih tua. Namun, kurangnya senyuman ke orang lain pada usia 6 bulan bisa menjadi tanda gangguan spektrum autisme pada bayi. Beberapa tanda lain yang mungkin diperhatikan oleh orang tua adalah kesulitan bermain dengan bayi, kurangnya percakapan bayi (mendengus atau bertukar kata-kata), atau ketidakresponsifan terhadap nama mereka.
-
Kenapa air tebu aman untuk ibu hamil? Berdasarkan pendapat para ahli, mengonsumsi air tebu aman bagi ibu hamil selama sang ibu tidak memiliki gejala atau penyakit diabetes.
-
Kenapa autis bisa diturunkan? Dalam hal ini, faktor genetik memiliki pengaruh besar pada kondisi autisme seseorang. Umumnya, riwayat keluarga yang memiliki kondisi autis bisa menurunkan pada anaknya.
Ibu Hamil Minum Air Galon Tidak Menyebabkan Anak jadi Autisme, Ini Penjelasan Ahli
Psikolog Klinis Klinik Rumah Tumbuh Kembang Anak MS School & Wellbeing Center Mutiara memastikan bahwa tidak ada hubungannya antara air galon yang diminum ibu saat kehamilan dan autisme pada anak.
Mutiara mengatakan, autisme pada anak disebabkan karena adanya gangguan perkembangan syarafnya.
"Autis itu kan sebenarnya gangguan perkembangan syaraf. Kalau di dalam diagnosanya merupakan gangguan neurodevelopmental. Jadi, gangguan pertumbuhan itu letaknya di syaraf atau neuro," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Rabu (3/7), dilansir Antara.
Dia menjelaskan, dalam ilmu psikiatri, kedokteran maupun di psikologi, belum ada yang bisa menjelaskan secara pasti apa penyebabnya, karena banyak yang dapat menjadi faktor risiko.
Dia mencontohkan seperti kelainan DNA karena mutasi gen, kehamilan di usia-usia yang berisiko, atau stres dan kecemasan saat hamil.
Mutiara memaparkan sejumlah indikasi autisme pada anak, salah satunya adalah tidak menangis waktu lahir.
"Itu salah satu ciri bahwa mungkin ada masalah perkembangan pada anak. Tapi, belum tentu juga arahnya ke autisme. Jadi, nggak pernah tahu sampai sekarang penyebab pastinya karena apa," tuturnya.
Tapi, yang jelas anak dengan autisme itu memiliki masalah dalam tumbuh kembangnya, baik untuk aspek bahasa, fisik, motorik, gerak tubuh, atau kemampuan berkomunikasi.
"Jadi, ketika ini ada masalah, kita harus cek dulu. Anak dengan autisme itu juga kan spektrumnya luas, ada yang berat dan ada yang ringan,” katanya.
Menurutnya, penanganan yang diberikan pun harus sesuai dengan kondisi masalah, usia, dan kebutuhan.
Dia mencontohkan, untuk anak autis dengan tipikal anak yang masih belum bisa duduk tenang, belum bisa bicara, dan tantrum, kemungkinan anak itu ada masalah di sensoriknya, dan dapat diberikan terapi sensory.
Sedangkan untuk anak yang sulit untuk mandiri, biasanya ditangani dengan terapi perilaku.
Mutiara menyarankan untuk menghindarkan sejumlah jenis makanan pada anak-anak itu, contohnya makanan dan minuman dari tepung yang ada manis-manisnya, karena dapat merangsang hormon kesenangan.
"Hormon ini menyebabkan anak autis itu semakin aktif. Sementara, untuk mengontrol tubuhnya sendiri saja anak-anak autis itu belum bisa mengendalikannya,” ungkapnya.
Sebelumnya, dokter spesialis anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Rini Sekartini Sp A (K) menegaskan, hingga saat ini belum ada bukti bahwa air galon guna ulang biru bisa menyebabkan penyakit autis pada anak. Itulah sebabnya, kata Rini, hingga saat ini pun belum ada kajian yang dilakukan terkait hal tersebut.
“Tidak ada kajian tentang pengaruh air dari galon guna ulang biru dengan penyakit autis pada anak. Sebab, belum ada buktinya juga,” ujarnya.
Dia juga menuturkan bahwa autis atau autisme itu merupakan masalah atau gangguan perilaku pada anak yang disebabkan banyak faktor, salah satunya faktor genetik.
Dokter itu menyebut beberapa faktor risiko yang teridentifikasi seperti riwayat prematur, riwayat kejang pada masa bayi, dan karena infeksi masa lampau.
"Tapi, yang pasti air galon guna ulang biru itu tidak menjadi penyebab autis. Itu sudah pasti salah. Sebab, belum ada satupun penelitian yang mengungkap bahwa autis itu karena air galon guna ulang biru," katanya menegaskan.