Makan Gorengan Bisa Jadi Penyebab Hipertensi, Ini Penjelasannya
Konsumsi gorengan secara berlebih bisa menjadi penyebab terjadinya hipertensi pada seseorang.
Gorengan adalah salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia, namun sering kali dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi. Dokter spesialis penyakit dalam, RA Adaninggar Primadia Nariswari, memberikan penjelasan mengenai bagaimana konsumsi gorengan dapat mempengaruhi tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.
Bahaya Konsumsi Gorengan Berlebihan
Dr. Adaninggar, yang akrab disapa Ning, menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada makanan yang benar-benar jahat, termasuk gorengan, selama dikonsumsi dengan bijak dan dalam jumlah yang tepat.
-
Bagaimana cara mengatasi hipertensi? Pengobatan hipertensi sendiri biasanya akan disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan pasien. Namun, ada beberapa hal yang penting diperhatikan setiap pasien jika ingin menurunkan tekanan darah, yakni:1. Kurangi asupan garam2. Tidak merokok3. Lakukan latihan fisik secara teratur4. Hindari stres5. Hindari konsumsi alkohol6. Terapkan pola makan yang seimbang7. Jaga berat badan8. Minum obat penurun tekanan darah sesuai resep dokter
-
Bagaimana cara untuk mencegah hipertensi? Dalam rangka pencegahan hipertensi, Prima menyarankan masyarakat untuk membatasi konsumsi gula, garam, dan makanan berlemak. Ia juga menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan olahan dan cepat saji serta meningkatkan asupan ikan, buah-buahan, dan sayuran.
-
Apa saja gejala hipertensi yang dirasakan? Dilansir dari Halodoc, seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:1. Sakit kepala2. Mimisan3. Masalah penglihatan4. Nyeri dada5. Telinga berdengung6. Sesak napas7. Aritmia
-
Mengapa hipertensi berbahaya? Jika dibiarkan, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa.
-
Siapa yang berisiko terkena hipertensi? Beberapa anak mungkin mengalami hipertensi karena memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.
-
Kapan seseorang disebut mengalami hipertensi? Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg.
"Gorengan sering dianjurkan untuk dihindari karena biasanya kita tidak hanya makan satu, tetapi lebih dari satu. Ini yang menyebabkan mudahnya terjadi overdosis kalori dan lemak dari komponen yang ada dalam gorengan tersebut," jelasnya.
Gorengan yang digoreng dengan minyak banyak (deep fried) bisa mengandung sekitar 300 hingga 400 kalori per potong. Jika dikonsumsi secara berlebihan, ini dapat mengarah pada kondisi hipertensi.
"Jika tubuh kita hanya membutuhkan sekitar 2000 kalori per hari, maka mengonsumsi lima gorengan saja bisa mencapai 1500 hingga 2000 kalori dalam sehari," kata Ning.
Hal ini membuat seseorang yang sering makan gorengan menjadi memiliki kalori berlebihan, yang bisa menyebabkan penumpukan lemak.
"Kalori yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak, yang berpotensi mengarah ke obesitas dan kondisi terkait lainnya seperti diabetes dan hipertensi," jelas Ning.
Jenis Lemak dalam Makanan
Ning menjelaskan bahwa setiap makanan mengandung lemak, tetapi ada perbedaannya, yaitu lemak jenuh dan tak jenuh.
"Pilihlah makanan yang lebih dominan mengandung asam lemak tak jenuh atau dikenal dengan lemak baik. Sementara untuk batas konsumsi lemak jenuh atau lemak jahat, sebaiknya tidak lebih dari 10 persen dari total kalori," kata Ning.
Asam lemak jenuh pada gorengan bisa menjadi LDL atau kolesterol jahat, yang menyebabkan plak lemak di pembuluh darah.
"Dengan mengonsumsi lemak jenuh yang berlebihan ditambah dengan gaya hidup yang tidak baik, seperti suka mengonsumsi gorengan dan jarang olahraga rutin, maka pembuluh darahnya bisa menjadi tidak bagus," jelas Ning.
Ning menambahkan bahwa lemak atau kolesterol itu tidak akan berbahaya selama pembuluh darah dalam tubuh itu bagus.
"Kalau pembuluh darah bagian dalam sudah mulai bolong atau rusak, itu lemak dari LDL akan sangat mudah masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan plak. Plak inilah yang menyebabkan pembuluh darah seseorang itu jadi lebih kaku. Kalau kaku, akhirnya nanti dia bisa jadi hipertensi," jelasnya.
Pentingnya Konsumsi Gorengan dengan Bijak
Ning menekankan pentingnya mengonsumsi gorengan dengan bijak agar tidak menjadi pemicu suatu penyakit.
"Jadi kalau kita mengonsumsi gorengan itu secara bijak, sebetulnya tidak akan sampai menyebabkan penyakit juga," ujar Ning.
Secara bijak ini, Ning menjelaskan bahwa tidak semua lemak itu buruk. Seperti yang telah dijelaskan, terdapat lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Ning mengatakan untuk lebih mewaspadai lemak jenuh dan mengurangi konsumsinya.
"Lemak pada gorengan perlu diwaspadai karena berasal dari minyak. Lemak jenuh yang biasanya berasal dari minyak, atau mentega dan margarin, perlu dihindari dan dikurangi jumlah konsumsinya," pungkasnya.
Jadi jika ingin mengonsumsi makanan apapun dengan bijak, Ning menyarankan untuk memperhatikan kandungan lemak. Apabila lebih banyak lemak jenuh, maka sebaiknya dikurangi atau dihindari.
"Meski demikian, tidak semua lemak itu buruk. Tubuh kita juga memerlukan lemak karena merupakan komponen utama membran sel. Kekurangan lemak bisa menyebabkan membran sel tidak terbentuk dengan baik dan sel-sel bisa rusak," ujarnya.