Mengenal Penyakit Cacar Monyet atau Monkeypox yang Baru Saja Masuk Singapura
Virus cacar monyet atau monkeypox virus (MPXV) merupakan orthopoxvirus yang menyebabkan penyakit menular pada manusia yang serupa dengan cacar. Penyakit cacar monyet ini pertama kali muncul pada pedesaan di Afrika barat dan tengah.
Singapura baru saja dihebohkan dengan masuknya virus cacar monyet ke negara tersebut. Hal ini membuat kita yang berada di sebelah negara tersebut juga mulai mewaspadai penyakit tersebut.
Masuknya virus cacar monyet atau menkeypox ini ke Singapura berasal dari warga negara Nigeria, berusia 38 tahun, yang tiba di Negeri Singa pada 28 April lalu. Lalu apa sebenarnya penyakit cacar monyet ini?
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran virus cacar? Kebersihan tangan dan kuku sangat penting untuk mencegah penyebaran virus cacar ke area tubuh yang lain atau bahkan ke orang lain.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Mengapa virus dapat menyebabkan penyakit? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel inang. Mereka menyebar melalui berbagai mekanisme, seperti udara, air, makanan, atau kontak langsung dengan manusia atau hewan yang terinfeksi.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa yang terjadi saat kita menghirup virus atau alergen? Ketika Anda menghirup virus atau alergen seperti debu atau serbuk sari, hal itu mengiritasi lapisan saluran hidung dan sinus Anda. Ini membuat hidung Anda mulai membuat lendir bening yang menangkap kuman atau alergen dan membantu membersihkan zat-zat berbahaya ini dari hidung Anda.
-
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus cacar monyet? "Pola hidup sehat dengan menjaga asupan gizi dan kebersihan tangan serta tidak berkontak dengan pasien yang mengalami infeksi ini, dan tidak menggunakan barang bersama merupakan hal yang penting diperhatikan," ujar Hanny dilansir dari Antara.
Dilansir dari laman resmi WHO, virus cacar monyet atau monkeypox virus (MPXV) merupakan orthopoxvirus yang menyebabkan penyakit menular pada manusia yang serupa dengan cacar. Penyakit cacar monyet ini pertama kali muncul pada pedesaan di Afrika barat dan tengah.
Kasus penyakit ini kerap ditemui di dekat hutan hujan tropis di mana terdapat kontak yang sering dengan hewan terinfeksi. Tidak ada bukti hingga saat ini bahwa persebaran dari orang ke orang dapat menularkan cacar monyet pada manusia.
Hingga saat ini, persebaran penyakit ini diketahui hanya dari hewan ke manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau bekas luka dari hewan yang terinfeksi.
Gejala yang Muncul
Gejala dari penyakit ini dapat terjadi mulai 14 hingga 21 hari. Beberapa gejala yang muncul dari penyakit ini berupa demam, sakit kepala parah, lymphadenopathy (pembengkakan kelenjar getah bening), sakit punggung, myalgia (nyeri otot), dan juga asthenia (kurangnya energi).
Ruam pada kulit juga dapat muncul dan biasanya dimulai dari wajah baru kemudian menyebar ke bagian lain tubuh. Lesi ini kemudian berkembang dari maculopapules (lesi dengan bentuk rata) menjadi vesicles (benjolah kecil padat), bintik-bintik, hingga menjadi lapisan kulit kering.
Penyakit cacar monyet ini tak bisa dikenali sendiri dengan sejumlah gejala yang terlihat. Perlu dilakukan tes di laboratorium secara khusus untuk melihat munculnya penyakit ini.
Saat ini belum terdapat penanganan serta vaksin yang secara spesifik untuk penyakit cacar monyet ini. Namun persebaran penyakit ini dapat dicegah dan dikendalikan.
Risiko Persebaran Rendah
Terkait penyebaran penyakit ini, Direktur eksekutif National Centre for Infectious Diseases (NCID), Leo Yee Sin dilansir dari Channel News Asia mengatakan penyakit itu memiliki risiko yang rendah untuk menyebar di Singapura.
"Tidak ada bukti bahwa penularan dari manusia ke manusia saja dapat menyebabkan infeksi monkeypox pada manusia," kata Leo.
Dia menyebut bahwa rata-rata setiap orang yang terinfeksi menularkan virus kepada kurang dari satu orang lainnya. Penyakit ini disebut lebih tidak menular dibanding flu biasa. Rantai penularan penyakit ini juga diapat dihentikan dengan melakukan karantina pada mereka yang sempat melakukan kontak dekat dengan penderita.
Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura menyebut bahwa penyakit ini biasanya sembuh sendiri. Sebagian besar pasien akan sembuh dalam jangka waktu dua hingga tiga minggu.
Untuk mencegah agar tak tertular penyakit ini, sebaiknya kurangi kontak dengan primata serta batasi paparan langsung terhadap darah serta daging yang dimasak tak layak. Kontak fisik dengan orang yang terinfeksi juga sebaiknya dihindari.
Baca juga:
Pemberian Imunisasi Dasar Tak Cukup untuk Lindungi Kesehatan Anak dengan Sempurna
Anak Masih Terjangkit Penyakit Sesudah Imunisasi, Apa Penyebabnya?
6 Masalah Kesehatan yang Bisa Muncul dari Kebiasaan Minum Menggunakan Sedotan
Meningkatkan Kebugaran Tubuh Bisa Bantu Turunkan Risiko Kanker
Selain Kaya Protein, Tahu dan Tempe Ternyata Bisa Bantu Jaga Kesehatan Jantung
Menurunnya Kemampuan Penciuman pada Manula jadi Penanda Awal Risiko Kematian